Wednesday 21 November 2012

Israel Itu Sudah Bego, Goblok, Tolol Lagi



oleh Tom Finaldin
 


Bandung, Putera Sang Surya

Bangsa Israel itu sungguh menarik untuk dicermati dan dipelajari. Banyak buku, tulisan, ataupun kisah-kisah tak tertulis tentang Israel.

            Adalah sebuah sejarah yang tak bisa dipungkiri dan diakui kejadiannya oleh setiap agama samawi bahwa pada masa lalu Israel adalah bangsa tersingkir dan terhina di bawah telapak kaki Firaun, Raja Mesir itu. Mereka bangsa yang menderita dan menyedihkan, bagaikan budak para bangsawan Mesir. Mereka dipaksa bekerja untuk kepentingan Kerajaan Mesir. 

Kesulitan mereka teramat sangat menyakitkan sampai Allah swt menurunkan Nabi Musa as dan Nabi Harun as untuk menyelamatkan mereka dari keganasan Firaun. Di samping menyelamatkan mereka, Musa as pun diberi tugas oleh Allah swt untuk semakin menyempurnakan keimanan mereka kepada Allah swt.

Sudah sangat banyak mukjizat yang diturunkan Allah swt kepada Nabi Musa as dalam rangka menyelamatkan Israel dan mengukuhkan kedudukan Musa as selaku nabi. Musa as telah menunjukkan tongkatnya menjadi ular besar yang mengalahkan para penyihir Mesir dan menebarkan wabah penyakit untuk melawan kekejaman Mesir. 

Ketika Israel bersama Musa as pergi meninggalkan Mesir untuk menuju kehidupan baru yang lebih menyenangkan, Firaun tak merelakannya. Firaun beserta pasukannya mengejar Israel. Saat Israel terdesak di tepi laut, Musa as memukulkan tongkatnya hingga laut pun terbelah. Dengan demikian, bangsa Israel tetap dapat bergerak maju meninggalkan Firaun. Adapun Firaun yang terus mengejar ke tengah laut yang terbelah itu akhirnya tenggelam di tengah-tengahnya.

Begitulah kisah Israel yang saya dengar sejak kecil.

Pada suatu masa ketika Israel sudah berada di tempat yang aman, Musa as diperintah Allah swt untuk menemui-Nya di gunung yang sepi dari keramaian orang-orang. Musa as pun mematuhi Allah swt dan siap mendengarkan firman yang berupa perintah dari-Nya. Waktu yang diperlukan Musa as untuk mendekatkan diri kepada Allah swt adalah empat puluh hari. Sepanjang waktu itu pula Musa as harus meninggalkan Bani Israel.

Ketika Musa as menunaikan tugasnya sendiri, kalangan Bani Israel mulai gelisah. Di antara mereka mulai banyak yang meragukan kebenaran ajaran Musa as. Mereka mulai merasa ditinggalkan Musa as dan mulai pula enggan menyembah Allah swt sebagaimana yang diamanatkan Musa as. Di antara mereka yang getol melakukan hasutan dan provokasi adalah seseorang yang bernama Samiri. Dialah yang teramat rajin membengkokan keimanan Israel terhadap Nabi Musa as. Karena kepiawaiannya dalam menghasut, mempengaruhi pikiran orang, dan memiliki teknologi tinggi, Samiri berhasil membuat Bani Israel menyembah patung emas sapi betina yang bisa bersuara.

Kelakuan Samiri beserta Bani Israel membuat Nabi Harun as menahan diri untuk tidak melakukan penentangan terhadap Samiri. Ia tidak ingin ada perselisihan di antara Bani Israel.

Inilah yang saya sebut Israel itu sudah bego, goblok, tolol lagi. Bayangkan, sudah sangat banyak Musa as menunjukkan perjuangan dirinya untuk membela Bani Israel. Sudah demikian hebat Musa as diberi kekuatan oleh Allah swt melalui mukjizat-mukjizatnya, tetapi Bani Israel itu ternyata tidak mematuhi perintahnya. Padahal, mereka itu ditinggalkan Musa as hanya untuk empat puluh hari. Bayangkan, kurang dari empat puluh hari saja mereka sudah durhaka kepada Allah swt dan Nabi Musa as. Padahal, masih segar dalam ingatan mereka bahwa Musa as telah membelah laut untuk menyelamatkan mereka. Musa as masih hidup, mereka yang ditolongnya pun masih segar bugar, laut yang dibelah kemudian disatukan lagi masih bergemuruh, tetapi mereka ternyata bisa sedurhaka itu.

Siapa orangnya yang mampu membelah laut seperti itu?

Sampai hari ini tak ada orang lain yang diberi kekuasaan seperti itu, kecuali Musa as.

Jika saja saya saat itu hidup sezaman dengan Musa as dan diselamatkan dengan terbelahnya laut, saya akan mematuhi Musa as dan akan mengikutinya hingga ajal menjemput. Saya akan benar-benar setia kepadanya dan mengikuti ajaran-ajarannya. Saya tidak akan tertipu oleh orang semacam Samiri untuk mendurhakai Musa as hanya karena dirayu oleh boneka emas sapi betina yang bisa bersuara. Keajaiban membelah laut itu sudah sangat luar biasa tak terkalahkan. Mestinya, keajaiban itu tidak membuat Bani Israel memutarkan keimanannya, lalu mematuhi Samiri. Mereka terlalu lemah iman dan gemar dengan hal-hal yang instan serta tidak pernah cukup puas dengan segala yang telah dianugerahkan Allah swt.

Saya juga yakin bahwa seandainya Musa as diturunkan di Indonesia, orang-orang Indonesia pasti tak akan mengingkari dan mendurhakainya. Orang Indonesia itu kalau sudah meyakini seseorang, apalagi orang itu diberi kewenangan untuk membelah laut di depan matanya untuk menyelamatkan nyawanya, saya yakin jiwa dan raganya akan tunduk patuh kepada orang itu. Keimanan orang Indonesia tidak akan berbalik ke belakang. Jangankan ditinggalkan empat puluh hari, ditinggalkan selama sepuluh tahun saja orang Indonesia akan bertahan dalam keimanannya. Bahkan, kisah itu akan diturunkan kepada anak cucunya sehingga anak cucunya akan seiman dengan mereka terhadap Musa as.

Kelakuan Bani Israel seperti itu jelas saja membuat Musa as teramat marah. Saking marahnya, dia menyalahkan Harun as yang membiarkan semuanya terjadi sampai-sampai memegang janggut Harun as.

Seandainya Musa as tidak kembali setelah mendapatkan perintah Tuhan, kemungkinan besar orang-orang Israel itu akan menjadikan Samiri sebagai nabi.

Pantas saja dalam Al Quran, Allah swt kalau sudah berkisah tentang Israel, sering sekali ditutup oleh kalimat sesungguhnya teramat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Sangat banyak ayat Al Quran yang berceritera tentang Israel dengan  ditutup kalimat seperti itu.

Oh ya, soal Samiri yang menghasut itu kini namanya semakin abadi dan dijadikan kebanggaan orang Amerika Serikat. Orang-orang Amerika dan juga penduduk dunia sering mengatakan bahwa AS itu adalah negeri Uncle Sam, ‘Paman Sam’. 

Siapa itu Paman Sam?

Sam itu adalah Samiri, penghasut Bani Israel untuk durhaka kepada Musa as. Begitu yang dikatakan Muhammad Isa Dawud dalam bukunya yang mengisahkan tentang kehadiran Al Mahdi kelak. Dengan demikian, AS itu dianggap keponakan Samiri yang penghasut itu.  Sebagai paman, tentunya Sam akan selalu berada dekat dengan keponakannya. Paman Sam akan selalu bersedia menolong keponakannya.

Kalau ada yang tidak yakin bahwa Uncle Sam itu adalah Samiri, tolong kasih tahu saya, siapa sih yang namanya Uncle Sam itu dalam versi Anda? 

Saya adalah orang yang senang diberi tahu.

Dengan demikian, jangan aneh jika AS dan Israel begitu dekat. Mereka memang sudah menganggap saling bersaudara kok. Di samping itu, jangan maksa-maksa AS untuk tidak bermuka dua atau tidak bersikap ganda terhadap Israel, Palestina, dan Timur Tengah. AS dan Israel itu saat ini nggak bisa dipisahkan, sudah kayak saudara. 

Ngapain capek-capek minta AS bersikap tegas pada Israel dan tidak menerapkan standar ganda? Nggak akan, nggak akan mungkin pada zaman ini AS bisa tegas sama Israel.

Israel dan AS itu hanya bisa dipisahkan oleh peristiwa teramat hebat pada masa depan, sebentar lagi. Hal itu disebabkan nanti Israel sudah tinggal puing-puing dan AS rusak berat. Masa-masa kejayaannya sudah habis dan tak akan kembali lagi, sebagaimana padi yang telah dituai dan tak akan pernah tumbuh lagi. Tenang saja, masa-masa itu segera tiba. Mereka sendiri juga tahu kok. Bahkan, saya banyak tahu dari prediksinya Nostradamus yang jelas Yahudi itu.