oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Dunia sering melihat ulah
Israel yang melakukan banyak perang dengan lawan-lawannya yang hanya setingkat
Ormas. Hammas, Hizbullah, Houthi, Ansarullah, dan lain sebagainya itu hanya organisasi
setingkat Ormas. Dalam bahasa akademik disebut “aktor nonnegara”, ‘pelaku yang
bukan negara’.
Dalam berbagai perang dengan Ormas-Ormas itu, Israel
selalu berada di atas angin, apalagi dibantu oleh Amerika Serikat dan
teman-teman baratnya. Israel selalu mudah memenangkan atau menghentikan
perlawanan musuh-musuhnya. Ormas-Ormas itu dan para pendukungnya di seluruh
dunia harus menelan kenyataan pahit bahwa Israel tidak tergoyahkan dan terus
harus mendengar slogan bahwa “Israel adalah umat pilihan Tuhan”.
Kemenangan-kemenangan itu tampaknya membuat Israel lupa
diri dan menganggap memang tidak terkalahkan. Hal itu membuat Israel berani
menyerang Iran. Sayangnya, Iran bukanlah Ormas, melainkan negara. Ketika Israel
menyerang Ormas, menang mudah. Akan tetapi, melawan Negara Iran, ceriteranya
menjadi berbeda. Bukan hanya tidak mudah menang, tetapi Israel justru yang
menjadi terpojok dan tersudut. Oleh sebab itu, dia meminta bantuan Amerika
Serikat dan teman-teman baratnya untuk ikut bergerak membantu Israel dan
menyerang Iran. Permohonan bantuan kepada teman-temannya itu menunjukkan bahwa
Israel mulai kelelahan dan ketakutan akan kalah. Apalagi Iran yang tidak mau
bernegosiasi apa pun sebelum keinginannya tercapai.
![]() |
Kerusakan di Israel akibat serangan Iran (Foto: CNBC Indonesia) |
Kalau diibaratkan, maaf buat teman-teman Ormas, dulu itu
melawan Ormas PP, Grib Jaya, Gibas, XTC, atau gank motor lainnya, sekarang
melawan TNI. Itu jelas beda. Kekuatan Ormas dengan TNI itu beda jauh. TNI itu
punya kekuatan yang sangat besar, Ormas itu jauh di bawah TNI.
Iran itu negara yang punya sumber daya besar, berbeda
jauh dengan Ormas-Ormas yang lebih mudah dikalahkan Israel. Dalam perhitungan
saya, jika dilihat dari semangat juang, taktik perang, persediaan senjata,
anggaran militer, jumlah penduduk, luas wilayah, dan lain sebagainya, Iran bisa
mengalahkan Israel. Saya punya keyakinan Israel akan dikalahkan Iran jika Israel
tidak dibantu Amerika Serikat, Jerman, teman-teman baratnya, atau Iran sendiri
yang menghentikan serangannya terhadap Israel.
Hal itu mudah dilihat dari Israel yang mulai meminta
bantuan orang lain, sementara itu Iran tidak tampak resah. Bahkan, teman-teman
Iran seperti Rusia, Cina, dan Korea Utara yang tanpa diminta bersuara sendiri
mendukung Iran dan secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan telah
mengirimkan logistik ke Iran.
Tampaknya Israel salah hitung soal menyerang Iran. Dia
kelimpungan sendiri sekarang. Ke depannya, kita masih belum tahu apa yang
terjadi dengan perang ini.
Foto kerusakan Israel saya dapatkan dari CNBC Indonesia.
No comments:
Post a Comment