Saturday, 30 August 2025

Beda DPR RI dan Dedi Mulyadi

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Tampaknya rakyat marah besar karena Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendapatkan kenaikan penghasilan yang berupa penggantian perumahan. Jumlah yang mereka terima berdasarkan isu yang berkembang adalah tiga juta rupiah per hari. Sebetulnya sih, penghasilan mereka lebih dari itu karena mendapatkan honor-honor lain, saya tahu betul karena saya pernah menjadi asisten wakil rakyat selama empat tahun. Sebetulnya, rakyat tahu dan paham bahwa gaji pejabat tinggi itu pasti besar, tidak mungkin disamakan dengan orang-orang kebanyakan. Permasalahannya adalah rakyat tidak melihat kebanyakan anggota DPR itu menghasilkan kerja-kerja yang pro-rakyat meskipun ada juga yang benar-benar bekerja dengan sangat baik. Penghasilannya ditingkatkan, tetapi hasil kerjanya tidak dirasakan, bahkan tidak terlihat oleh rakyat.

            Saya jadi teringat kata-kata almarhum Gus Dur bahwa DPR RI itu mirip “Taman Kanak-Kanak”. Hal ini bisa dilihat ketika diumumkan penghasilan DPR RI meningkat, mereka berjoget ria mirip anak-anak TK yang dikasih permen, senangnya bukan main. Memang tidak semua joget-joget, ada juga yang diam, entah apa yang ada di dalam pikirannya. Ketika rakyat mengkritik perilaku tersebut, para anggota DPR itu ada yang melawan dan menghina rakyat dengan sebutan tolol atau perilaku lain yang membuat marah. Itulah awalnya kemarahan rakyat yang kemudian menjadi kerusuhan di berbagai daerah. Seharusnya, anggota DPR RI itu menjelaskan bahwa kenaikan penghasilan itu akan membantu mereka untuk lebih produktif, lebih berpihak pada rakyat, serta menjelaskan apa saja yang mereka kerjakan untuk membela rakyat.


Anggota DPR RI Berjoget Ria (Foto: Surabaya Pagi)


            Rakyat marah karena anggota DPR RI semakin banyak mendapatkan uang. Pada saat yang sama ada beberapa bagian rakyat yang sedang benar-benar kesusahan untuk membiayai hidup diri dan keluarganya.

            Sikap rakyat ini berbeda terhadap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Rakyat sangat senang jika Dedi Mulyadi semakin kaya. Rakyat justru sangat menginginkan Dedi semakin banyak uang. Hal ini bisa dilihat dari komentar-komentar rakyat pada video di chanel-chandel milik Dedi Mulyadi. Pada ribuan komentar itu selalu saja terdapat komentar yang mendorong orang-orang untuk menambah subscriber, menonton video Dedi hingga habis, tidak memotong penayangan iklan, dan ajakan untuk membagikan video Dedi pada berbagai akun milik rakyat. Semua tahu hal itu akan menaikkan pendapatan uang buat Dedi. Sekarang saja dari akun Medsos-nya, Dedi sudah mendapatkan uang lebih dari Rp10,3 M per bulan. Rakyat tidak iri dan tidak marah. Malahan, senang luar biasa.

            Rakyat merasa senang karena tahu bahwa penghasilan Dedi itu akan kembali mengalir kepada rakyat yang sedang membutuhkan dan itu bisa dilihat secara langsung yang biasanya membuat emak-emak dan orang-orang berhati melo menangis haru. Tak ada kemarahan sama sekali dari rakyat jika Dedi mendapatkan banyak uang. Meskipun Dedi setiap hari berjoget, memeluk dan dipeluk perempuan kapan saja, mencium dan dicium perempuan mana saja, rakyat tidak marah, bahkan rakyat ikut berjoget-joget.


Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Menembus Demionstran (Foto: Tribun Jabar)


            Rakyat yang biasa-biasa saja tak punya uang banyak hanya bisa membantu Dedi dengan mendukung tayangan-tayangan video Dedi. Rakyat yang punya uang banyak dan pengusaha besar membantu Dedi dengan uangnya yang juga sangat banyak. Hal ini bisa dilihat dari pengakuan Dedi sendiri ketika menyelamatkan gereja Katolik dari penyitaan yang dilakukan oleh pihak bank. Gereja itu harus disita bank karena persoalan tunggakan pinjaman yang menggunakan tanah gereja sebagai jaminan sejumlah  enam miliar rupiah yang kemudian membengkak menjadi enam belas miliar rupiah. Dedi menjelaskan bahwa untuk menyelamatkan gereja itu dibantu oleh teman-temannya dalam menyelesaikan tagihan bank. Teman-teman Dedi itu rakyat yang punya banyak uang.

            Rakyat marah karena DPR RI tidak jelas kerjanya dan banyak mempertontonkam kemewahan di hadapan rakyat tanpa dirasakan keberpihakannya kepada rakyat. Rakyat senang Dedi kaya raya karena melihat jelas keberpihakannya kepada rakyat, hasil kerjanya bisa ditonton langsung, dan banyak memberikan uang secara langsung kepada rakyat yang membutuhkan dalam jumlah yang sangat besar. Itu bedanya.

            Foto DPR RI berjoget saya dapatkan dari Surabaya Pagi, sedangkan Dedi Mulyadi merangsek menembus kerumunan demonstran dari Tribun Jabar.

            Sampurasun

No comments:

Post a Comment