oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kita jangan malu-malu atau
ragu-ragu untuk mengatakan bahwa memang Islam selalu diserang dari sana-sini.
Itu sudah fitrah, keharusan yang tak bisa dicegah, keadaan yang konstan dari
zaman ke zaman. Kita boleh bermimpi akan tercipta kedamaian dan ketertiban
hakiki, tetapi itu cuma akan ada dalam khayalan. Tidak akan pernah tercipta
kedamaian sebagaimana yang diinginkan. Paling-paling yang tercipta hanya
pergantian kekuasaan antara kebaikan dan keburukan. Ketika kebaikan menguasai
Bumi yang ditandai dengan berkuasanya orang-orang baik dan diterapkannya
aturan-aturan yang baik, keburukan tetap ada meskipun dalam keadaan lemah untuk
selanjutnya mengumpulkan kekuatan agar dapat berkuasa. Demikian pula
sebaliknya, ketika keburukan mencapai kekuasaannya, kebaikan tetap ada meskipun
dalam keadaan sangat lemah untuk kemudian menghancurkan keburukan. Begitu
seterusnya silih berganti antara keburukan dan kebaikan sampai kiamat.
Bergantinya keburukan dan kebaikan menguasai Bumi ini
sudah terjadi dan akan terus terjadi. Jika kita mau mempelajari sejarah dunia,
kita akan mengetahui dengan jelas pertarungan dan pergantian kekuasaan antara
kebaikan dan keburukan. Jika kita mau mempelajari prediksi para nabi, kita akan
melihat pula pergantian kekuasaan antara kebaikan dan keburukan pada masa
depan. Hal yang paling sederhana bisa kita lihat ketika kebaikan berkuasa
adalah pada masa para nabi hidup dan orang-orang shaleh setelahnya. Dalam masa
itu keburukan berada dalam keadaan lemah.
Akan tetapi, setelah masa para nabi dan orang-orang shaleh redup,
manusia melupakan kebaikan dan kekuasaan pun berganti dengan keburukan. Oleh
sebab itu, tak henti-henti Allah swt menurunkan para nabi lagi dan lagi untuk
memenangkan kebaikan ketika situasi manusia dikuasai keburukan.
Ini dunia, bukan akhirat. Dunia itu adalah tempatnya
keburukan dan kebaikan. Kalau semua keadaan berada dalam keadaan baik, namanya
“surga”. Kalau semua dalam keadaan buruk, namanya “neraka”. Hal ini harus
disadari penuh bahwa selama kita hidup dalam dunia pasti bercampur antara
kebaikan dan keburukan. Nanti kalau sudah berada dalam kehidupan akhirat,
keburukan akan dipisahkan sejauh-jauhnya dari kebaikan. Tak akan lagi bercampur
antara kebaikan dan keburukan. Kebaikan akan dikumpulkan dalam sebuah tempat
bernama “surga” dan keburukan akan dikumpulkan dalam satu tempat yang namanya
“neraka”.
Ajaran kebaikan adalah ajaran yang dibawa para nabi sejak
Adam as sampai dengan Muhammad saw. Ajaran yang melawan ajaran para nabi sudah
pasti ajaran keburukan yang menghendaki manusia tersesat, kalang kabut, tidak
harmonis, dan hidup dalam kesengsaraan lahir maupun bathin.
Siapa yang mengajarkan keburukan itu?
Syetan laknatullaah!
Syetan sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu jin dan
manusia. Raja Syetan Jin adalah Iblis yang dulu membantah perintah Allah swt
untuk menyembah Adam as. Adapun Raja Syetan Manusia adalah Dajjal yang
menganggap diri Tuhan dan menyebarkan berbagai kebohongan di antara jin dan
manusia. Jadi, sebenarnya orang Islam dikepung dari sana-sini, baik lahir
maupun bathin untuk terseret-seret memasuki agenda syetan dalam menjauhkan
manusia dari Allah swt.
Mereka berdua bersama pasukannya dari jenis jin dan
manusia terus-menerus setiap saat menyesatkan manusia. Mereka mengiming-imingi
manusia dengan materi, seks, kebebasan, ilmu pengetahuan, bahkan ajaran-ajaran
agama yang sesat. Mereka memanipulasi manusia dengan berbagai berita bohong dan
analisis-analisis palsu. Demikian hebat dan tekunnya mereka dalam menyukseskan
rencana mereka. Tak heran banyak manusia yang tertipu dan hidup dalam
kesesatan, tak terkecuali orang-orang Islam pun banyak yang terjerumus dalam
tipuan-tipuan syetan. Orang-orang Islam yang sudah tertipu ini pun hidup
seperti mereka juga, hampir tak ada bedanya, yaitu: senang berbohong, gemar
melakukan kecurangan, melakukan kerusuhan, membunuh tanpa sebab yang sah,
rakus, tidak menghormati orang tua, tenggelam dalam persaingan bisnis kotor,
main seks tanpa aturan, sering bertengkar, gemar disanjung, gila hormat, bahkan
menjadi alat untuk menghancurkan Islam sendiri, baik sadar maupun tidak.
Ingat Iblis setelah dikutuk Allah swt karena
pembangkangannya mengatakan hal yang teramat tegas kepada Allah swt, “Akan Engkau dapati bahwa kebanyakan manusia
tidak akan beriman kepada-Mu! Kecuali, orang-orang yang ikhlas.”
Hal yang paling mengerikan adalah Allah swt memberikan
izin kepada Iblis dan pasukannya untuk menyesatkan manusia sehebat-hebatnya,
seluas-luasnya, dan sebanyak-banyaknya. Setuju atau tidak setuju kita harus
tunduk pada kebijakan Allah swt seperti itu. Akan tetapi, Allah swt memberikan
kasih sayang-Nya kepada manusia dengan menurunkan para nabi yang dikuatkan oleh
para malaikat untuk mampu memerangi Iblis dan Dajjal sehingga menjadi
orang-orang ikhlas yang kebal dari godaan syetan. Kemudian, mampu kembali
kepada Allah swt sebagai orang-orang yang benar-benar tunduk dan patuh kepada
Allah swt tanpa syarat.
Ajaran
Ikhlas
Ajaran keikhlasan ini dibawa
dan diajarkan oleh para nabi sejak Adam as sampai dengan Muhammad saw. Setelah
kenabian dan kerasulan berakhir. Ajaran keikhlasan ini menjadi tugas umat Islam
dalam memerangi kejahatan sekaligus memberikan penerang bagi manusia agar
kembali kepada Allah swt dengan baik, suci, dan bersih. Oleh sebab itu, Iblis
dan Dajjal memerangi habis-habisan umat Islam sampai umat Islam itu berganti
agama, tetap beragama tanpa makna, atau musnah dari muka Bumi. Mereka
benar-benar serius terhadap tekadnya itu.
Tampaknya jika diukur secara kuantitas, syetan telah
mewujudkan ketegasannya kepada Allah swt dan wajar jika tertawa lebar dan
lepas. Dia berhasil dari segi kuantitas. Lihat saja, jumlah umat Islam sampai
hari ini kurang lebih sekitar 1,6 milliar di seluruh dunia. Jumlah itu tidak
lebih banyak dibandingkan dengan seperempat penduduk dunia. Artinya,
orang-orang yang berada dalam lingkaran keikhlasan yang diajarkan para nabi
sejak Adam as sampai dengan Muhammad saw jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
orang-orang yang berada dalam kegelapan. Artinya, harus diakui bahwa syetan
telah menang dalam hal ini. Kemenangan syetan itu bertambah-tambah dengan
jumlah umat Islam yang terjerumus dalam godaan syetan dalam menghancurkan
Islam, baik secara sadar maupun tidak. Syetan pun bertambah gembira karena
tidak semua orang Islam melaksanakan ajaran Islam dengan baik. Orang-orang
Islam jenis ini mudah sekali diombang-ambingkan isu-isu tidak jelas yang
kemudian diperalat untuk menguatkan berita-berita bohong agar semakin beredar
di masyarakat. Bahkan, syetan gembira bukan main karena kalaupun orang Islam
melaksanakan ajaran Islam dengan benar, masih sangat banyak yang tujuannya
hanyalah duniawi, seperti, kehormatan, kekuasaan, kedudukan, uang, bisnis, popularitas.
Artinya, dari jumlah umat Islam yang hanya 1,6 miliar itu, hanya sedikit yang
benar-benar melaksanakan ajaran Islam dengan tulus dan ikhlas karena Allah swt.
Meskipun jumlah umat Islam yang tulus dan ikhlas itu
sangat sedikit dan tampak sangat lemah dari segi jumlah, bagaikan seperiuk
beras dari ribuan ton beras yang ada di penggilingan padi, bagi syetan, mereka
adalah musuh yang teramat nyata. Orang-orang ini teguh pendirian, cerdas dan
tercerahkan oleh sinar keilahian, hidup dalam kesucian, kata-katanya bertuah
dan membakar, tak bisa ditipu, berada dalam kendali dan perlindungan Allah swt,
serta mampu menghadang kejahatan dalam setiap zaman. Beberapa dari mereka namanya
tetap abadi sepanjang masa, sebagian lagi tak dikenal manusia, tetapi teramat
masyhur di kalangan penduduk langit. Mereka inilah poros dunia yang terus
memberikan cahaya ilahi dari dirinya untuk menyadarkan manusia dari berbagai
kekhilafannya. Doa-doanya sangat mempengaruhi perputaran kehidupan manusia.
Syetan dari jenis jin sudah merasa kalah ketika mendengar
nama-nama mereka disebutkan. Hal itu disebabkan ucapan taudz, basmalah, hamdalah, dan lain sebagainya yang keluar dari
mulut mereka benar-benar bisa menghanguskan tubuh para syetan sehingga syetan
tak berani lagi mendekat. Syetan dari jenis manusia pun tak mampu mendobrak
keimanan mereka karena orang-orang tulus ini sudah terlepas dari duniawi, tak
ada lagi kecintaan yang berlebihan terhadap uang, kehormatan, kedudukan,
pengaruh, dan hal-hal remeh lainnya. Mereka tak bisa disuap karena Allah swt
menanamkan keyakinan pada diri mereka bahwa janji Allah swt adalah lebih baik
dibandingkan dunia dan seisinya.
Merekalah yang menggerakkan kaum muslimin di seluruh
dunia ini untuk melawan kejahatan, kekafiran, kemaksiatan, dan kesesatan.
Merekalah yang memberikan pencerahan kepada manusia untuk meninggalkan
penyembahan terhadap batu, patung, pohon, dan sebagainya. Merekalah yang
mengobarkan jihad di hati kaum muslimin untuk memerangi penjajahan di seluruh
negeri muslim sehingga mendapatkan kemerdekaannya. Merekalah yang menyerukan
dan mendoakan kaum muslimin untuk kembali pada jada jalan yang benar. Merekalah yang meninggikan ajaran Islam
ketika orang lain merendahkannya. Merekalah yang tak henti mengajarkan kebaikan
demi kebaikan sesuai Al Quran dan Sunnah Rasul. Merekalah yang menanamkan
kesadaran bagi kaum muslimin untuk bangga dengan keislamannya. Merekalah yang
tetap ingat ketika kaum muslim mulai melupakan Islam.
Upaya orang-orang tulus dan ikhlas ini benar-benar sangat
mengganggu syetan, bahkan kerap menggagalkannya. Kita bisa lihat bagaimana
hancurnya masa kolonialisme fisik pada masa lalu. Para penjajah di
negeri-negeri muslim terpaksa harus hengkang dan terusir karena perlawanan kaum
muslimin. Syetan menginginkan penindasan manusia atas manusia lainnya, tetapi
Allah swt menginginkan keadilan dan kebenaran. Kaum muslim pun menang. Kita
lihat bagaimana kecurigaan tak beralasan terhadap Islam yang justru menguatkan
keimanan orang Islam. Kita lihat bagaimana kesadaran dan kegembiraan kaum
muslim dalam melaksanakan ajaran Islam di muka Bumi ini semakin meningkat
dengan kecepatan luar biasa. Kita bisa lihat bagaimana fitnah terhadap umat
Islam karena tragedi WTC pada 11 September 2001 yang justru lebih
memperkenalkan Islam pada dunia sehingga semakin banyak nonmuslim yang memeluk
Islam. Kita bisa lihat bahwa hijab menjadi pakaian resmi di Indonesia dan trend di seluruh dunia. Kita rasakan
bahwa perbedaan organisasi tidak lagi menjadi sumber perpecahan di antara umat
Islam. Kita bisa saksikan sampai hari ini bahwa yang menjadi penghalang paham
sekulerisme untuk menguasai dunia hanyalah ajaran Islam. Ketika ajaran agama
lain tunduk pada paham sekulerisme, Islam tetap berdiri menantang karena ajaran
Islam adalah ajaran yang meliputi keseluruhan kehidupan termasuk cara-cara
berbangsa dan bernegara. Kita lihat bahwa paham sekulerisme hanya mampu
menghapus nama “Negara Islam”, tetapi banyak substansi dalam berbagai
perundang-undangan yang merupakan jiwa Islam, bahkan menguasai ruh dari berbagai
perundang-undangan yang ada.
Kemenangan dari segi kuantitas pemeluk Islam, semangat
dan kegembiraan melaksanakan Islam, dan kebanggaan menjadi orang Islam tidak
terlepas dari kiprah orang-orang tulus dan ikhlas yang teramat sulit tergoda
syetan jin dan syetan manusia tersebut. Peningkatan dan kecepatan perkembangan
kaum muslim pada berbagai belahan Bumi ini benar-benar membuat syetan frustrasi
dan kalap sehingga melancarkan berbagai upaya untuk membuat umat Islam
terganggu, kalang kabut, bahkan kalau bisa, musnah.
Jenis-jenis
Penyerangan terhadap Islam
Kecepatan penyebaran Islam
dan semangat kebanggaan menjadi muslim yang meningkat luar biasa telah membuat
syetan marah, terancam, takut, sedih, dan iri. Mereka menggerakkan anak buahnya
dari kalangan jin dan manusia untuk merusakkan Islam.
Bagaimana
tidak marah?
Menurut
perhitungan CNBC, Islam adalah agama yang paling cepat berkembang. Kecepatannya
mencapai 235% per tahun yang disusul oleh Hindu, Budha, Kristen, dan terakhir
Yahudi. Dalam satu hari jumlah umat Islam bertambah sebanyak 68.000 jiwa di
seluruh dunia. Tentu saja, pertambahan ini akibat dari dua hal, yaitu pindah
agama atau pertambahan mualaf serta kelahiran bayi dalam setiap keluarga
muslim. Orang-orang Islam selalu menginginkan bayi dalam keluarga mereka,
sementara itu orang-orang nonmuslim banyak yang tidak menginginkan memiliki
anak. Khusus di Amerika Serikat, dicatat pertumbuhan umat Islam dalam satu
tahun adalah 20.000 jiwa. Adapun di Eropa pertambahan penduduk Islam diperbesar
dengan adanya para imigran dari negeri-negeri muslim. Banyak pengurus masjid di
Amerika Serikat dan Eropa yang mengakui bahwa di masjid mereka selalu ada yang
masuk Islam antara 1 s.d. 4 orang dalam satu hari pada satu masjid. Bahkan,
sangat sering mereka mengadakan tabligh
akbar yang setelahnya selalu ada orang yang masuk Islam, jumlahnya bisa
mencapai seribu orang dalam satu hari di panggung yang sama.
Terkadang,
setelah seseorang atau sekelompok orang mengucapkan syahadat pada satu
panggung, panitia kerap bertanya lagi pada yang hadir, “Who is the next?”
Maksudnya,
siapa lagi di antara yang hadir yang akan mengucapkan syahadat untuk menjadi
muslim. Maklum, tabligh akbar di sana sering dihadiri oleh banyak nonmuslim
yang ingin mengetahui Islam lebih jauh. Wow, amazing.
Peningkatan
jumlah umat Islam ini tentu saja menimbulkan kemarahan dan ketakutan luar biasa
bagi para syetan dan mereka yang terbuai berita bohong syetan. Semua orang bisa
lihat bagaimana ketakutan mereka yang mereka ungkapkan dan sebarkan melalui
media-media sosial dan tulisan-tulisan mereka di internet, terutama yang
menggunakan bahasa Inggris. Ada ratusan, bahkan mungkin ribuan video di youtube
yang berteriak-teriak menyadarkan orang-orang Amerika Serikat dan Eropa tentang
bahaya Islam. Mereka mempropagandakan bahwa kekuatan Islam sudah sangat
mengganggu dan menakutkan hidup mereka. Mereka sangat khawatir bahwa Islam akan
menguasai mereka karena memang terbukti di samping jumlahnya semakin meningkat
drastis, juga mulai memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang signifikan, bahkan umat Islam
memiliki wilayah khusus di negeri mereka yang berhasil pula menerapkan aturan
sosial secara khusus di wilayahnya, seperti, pelarangan pacaran di tempat umum,
pelarangan minum alkohol di tempat umum, tidak boleh berbicara kasar seperti fuck you atau mother fucker, dan lain sebagainya. Jika ada orang yang melanggar
aturan, biasanya dikeroyok habis-habisan oleh para pemuda muslim di sana. Belum
lagi teriakan-teriakan kafiiiirrr atau kuffaarr oleh pemuda-pemuda
muslim terhadap para homoseks, lesbian, maniak seks, dan wanita yang gemar mempertontonkan aurat. Teriakan-teriakan
itu membuat kuping orang-orang nonmuslim panas dan kesakitan. Padahal,
perilaku-perilaku yang dianggap berdosa oleh orang Islam itu merupakan urusan
pribadi bagi nonmuslim.
Peningkatan
jumlah dan kesadaran berislam yang mencengangkan itu membuat para syetan
semakin menyerang Islam dengan sangat keras. Paling tidak, ada beberapa cara syetan mempengaruhi manusia
untuk merusakkan umat Islam.
Penyerangan
secara Fisik
Penyerangan secara fisik
yang vulgar pada masa ini sudah sangat sulit dilakukan karena mereka sudah
kalah secara nyata. Penyerangan fisik secara terang-terangan untuk menguasai,
menundukkan, merampok, dan merusakkan hidup kaum muslim sebagaimana penjajahan
masa lalu sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Mereka sudah mencobanya dan
kalah. Akan tetapi, penyerangan ini masih dilakukan pula dengan menggunakan
isu-isu baru, misalnya, menegakkan demokrasi, membela rakyat yang teraniaya
dari pemimpin tiran, memerangi terorisme, dan lain sebagainya. Mirip alasan
Belanda ketika menjajah Indonesia, yaitu “menjaga keamanan dan ketertiban”.
Padahal, mereka hanya mau merampok dan melakukan perusakan.
Kita bisa lihat bagaimana mereka merusakkan kaum muslim
Irak dengan melakukan penyerangan dengan alasan memberangus “senjata pemusnah
massal” dan “menghentikan kekejaman Sadam Husein”. Sadam memang hancur, tetapi
senjata pemusnah massal yang kabarnya disembunyikan Sadam itu tidak pernah ada,
tak terbukti. Hasilnya, kehidupan muslimin di sana sekarang semrawut, kurang
makanan, obat-obatan, dan tak ada jaminan keamanan, semua jiwa terancam.
Kita bisa lihat bagaimana mereka mengendalikan
Afghanistan dengan alasan memberantas terorisme yang tak pernah terbukti itu.
Osama Bin Laden memang berakhir, tetapi kaum muslim Afghanistan tidak kunjung
makmur dan hidup menjadi tidak lebih aman, selalu kusut. Osama Bin Laden
dituduh melakukan penyerangan terhadap menara kembar WTC pada 11 September 2001.
Ia diburu dan dibunuh karena tuduhan, bukan bukti nyata. Bukti dia melakukan
teror itu tidak pernah ada. Bahkan, berbagai kalangan di Amerika Serikat
sendiri telah mendapatkan bukti-bukti baru bahwa runtuhnya menara kembar WTC
itu dilakukan oleh orang di dalam Amerika Serikat sendiri secara sistematis
dengan teknik penghancuran gedung sebagaimana mereka terbiasa melakukan
penghancuran gedung-gedung yang sudah tidak terpakai lagi.
Kita bisa lihat bagaimana mereka menyerang Libya dengan
alasan “menegakkan demokrasi” dan “membela rakyat dari kekejaman Khadafi”.
Hasilnya, demokrasi di Libya kalang kabut, penuh pertikaian, perang, dan
pembunuhan. Khadafi memang jatuh, tetapi rakyat semakin tidak aman.
Pemberontakan merajalela dan pasukan pemerintah kekurangan uang untuk mengendalikan
situasi. Sumber daya alam di sana jadi rebutan tak karuan.
Soal invasi Amerika Serikat dalam jaket Nato di Libya ini
saya teliti sehingga menjadi sebuah skripsi yang membuat saya lulus S1 dari
jurusan Hubungan Internasional, Fisip. Saya tidak melihat penegakan demokrasi
menjadi tujuan AS dan Nato. Tujuan mereka hanya menjatuhkan Khadafi dan
menguasai ekonomi Libya, persis perampokan.
Masih banyak sebetulnya yang bisa ditulis, tetapi kali
ini saya berikan beberapa contoh saja yang menunjukkan bahwa hasil dari
penyerangan fisik itu benar-benar perbuatan syetan karena menghasilkan
kakacauan, kesemrawutan, kemiskinan, dan ketidakamanan. Itu bukan perbuatan
malaikat dan ajaran para nabi, itu perilaku syetan yang benar-benar kesyetanan.
Dengan demikian, umat Islam di wilayah-wilayah yang telah mendapatkan serangan
itu menjadi sibuk sendiri dengan urusannya sendiri sehingga menghambat upaya
mereka untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang rahmatan lil alamin. Mereka tak punya waktu dan energi lagi untuk
melakukan hal yang lebih besar, kecuali membenahi diri sendiri yang entah
sampai kapan. Itulah hasil karya syetan.
Adu
Domba
Urusan mengadu domba ini
sudah menjadi keahlian syetan dari dulu. Indonesia pernah dikuasai asing juga
karena diadudombakan. Taktik syetan untuk mengadu domba kaum muslim pun menjadi
alat untuk menghancurkan kaum muslim. Mereka membiayai, mengompor-kompori,
memfitnah agar terjadi pertikaian di antara kelompok-kelompok muslim. Hal ini
terjadi saat ini.
Penyerangan-penyerangan fisik yang dilakukan terhadap
Irak, Afghanistan, dan Libya pun menggunakan taktik ini. Beberapa kelompok
Islam dibantu, dihasut, dan dibiayai untuk menghancurkan kelompok Islam lainnya
atau dibantu untuk melakukan teror atas nama jihad yang tidak jelas. Akibatnya,
memang jelas terjadi teror, perang, pembunuhan, rebutan uang, materi, wilayah,
dan sumber daya alam. Kita bisa lihat dengan jelas di media massa
pengakuan-pengakuan dari kelompok yang telah dibiayai pihak nonmuslim untuk
menghancurkan saudaranya sesama muslim.
Adu domba ini pun bukan hanya dilakukan di antara sesama
muslim, melainkan pula di antara nonmuslim dengan muslim. Harapan mereka muslim
membalas kekejian nonmuslim sehingga terjadi kekacauan dan mendapatkan kisah
untuk diputarbalikan seolah-olah Islam adalah agama yang biadab. Hal ini
benar-benar terjadi, bahkan di Indonesia.
Masih ingat konflik yang terjadi di Ambon, Poso?
Kita tahu bahwa peristiwa itu dimulai oleh penyerangan
yang dilakukan terhadap kaum muslim yang sedang melakukan ibadat. Akibatnya,
kaum muslim membalas dan terjadilah perang. Perang memang kejam, pembunuhan
pasti terjadi. Ketika kaum muslim dan aparat keamanan Indonesia mulai mampu
menguasai keadaan dan tentunya melakukan tindakan pada pelanggar hukum, di
tingkat dunia beredar berita bahwa kaum muslim melakukan pembantaian terhadap
orang Kristen. Anehnya, ketika umat Islam dalam perang itu mendapatkan
kemenangan, Amerika Serikat baru menyatakan diri “terganggu” atas kejadian di Ambon, Poso.
Kekejian kaum muslimin akibat tragedi di Ambon, Poso itu menjadi
senjata syetan untuk menghancurkan Islam di tingkat dunia. Dunia “dipaksa”
menerima kebohongan demi kebohongan mengenai peristiwa itu, bahkan sampai hari
ini. Orang-orang Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan lain sebagainya yang
berdebat dengan saya soal Islam selalu menjadikan kebohongan peristiwa Ambon,
Poso sebagai senjata untuk mendiskreditkan Islam dan umat Islam. Beruntung saya
lebih tahu dibandingkan mereka soal peristiwa itu sehingga membuat mereka kalah
dalam perdebatan. Mudah sekali mengalahkan mereka karena mereka bersandar pada
kebohongan, sedangkan saya bersandar pada kebenaran. Kebenaran tak akan pernah
kalah dan kebohongan selalu musnah.
Tidak percaya?
Klik saja akun profil Google Tom Finaldin, itu nama saya
asli. Ada sekitar 92 orang asing yang berdebat dengan saya soal Islam dan
semuanya saya jatuhkan sambil tertawa. Saya tertawa karena mereka banyak bohong.
Lihat dalam seluruh postingan saya di youtube, pelajari perdebatan itu dengan
baik, nilai sendiri. Itu juga kalau mereka tidak menghapus postingan perdebatan
itu. Saya tidak pernah menghapus karena saya ingin dunia tahu kebenarannya.
Berbeda dengan mereka yang sering sekali menghapus jika sudah kalah berdebat.
Mereka itu memang pengecut.
Tampaknya pertikaian di Tolikara, Papua pun demikian.
Dilakukan dengan taktik adu domba. Aparat keamanan pun sudah mengindikasikan
hal seperti itu karena di sana banyak orang asing yang berasal dari Australia,
Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda yang negerinya gemar sekali memperhatikan
konflik-konflik Papua dan mem-blow up-nya
hingga menjurus mendiskreditkan Indonesia di tingkat internasional.
Papua yang terbiasa aman dan saling menghormati tanpa
konflik agama, mendadak menjadi berita internasional dengan huru-hara agama
yang membuka jalan bagi pemberitaan mengenai Negara Indonesia yang intoleran. Adanya syetan internasional
yang membuat konflik di Tolikara, Papua pun diperkuat oleh pernyataan Ketua
PGIW Papua Pendeta Herman Saud bahwa peristiwa itu dilakukan bukan oleh orang
Papua. Dia tidak percaya orang Papua bisa melakukan hal tolol seperti itu.
Apalagi dengan pernyataan tokoh-tokoh Papua yang segera meminta maaf dan
meminta kaum muslim Indonesia agar melindungi orang-orang Papua di mana saja
berada. Permohonan tokoh-tokoh Papua yang secepat itu dan semulia itu
menunjukkan bahwa kekerasan dan konflik agama sangat tidak diinginkan mereka.
Artinya, hal itu menguatkan dugaan adanya pengaruh syetan asing yang
menginginkan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia tercatat sebagai
negara yang intoleran dan keji.
Para syetan berharap bahwa kaum muslim Indonesia akan
melakukan pembalasan atas peristiwa di Tolikara sehingga punya berita kekejian
yang dilakukan oleh umat Islam. Bahkan, kemungkinan mereka juga yang
menyebarkan “pembalasan dendam” terhadap kaum Kristen di Tolikara dan di
Indonesia sehingga terjadi kekacauan yang lebih meluas. Syetan sangat senang
dengan kekacauan dan kesemrawutan itu.
Beruntung kita punya pemerintah dan aparat yang bergerak
sangat cepat. Tinggal kita tunggu hasilnya apakah diselesaikan dengan adil,
jujur, dan baik atau penuh rekayasa. Kalau pemerintah dan aparat tidak
menyelesaikan dengan baik, bahaya akan lebih besar. Orang Islam yang sedang
meningkat keislamannya ini akan menyelesaikannya sendiri dengan caranya
sendiri. Itu benar-benar berbahaya. Tunjukkan pada dunia bahwa kita adalah
lebih beradab dibandingkan mereka.
Merusakkan
Ajaran Islam
Salah satu kerja besar
syetan adalah “menghalangi manusia dari jalan Allah swt”. Jadi, mereka berupaya
keras menyesatkan manusia tentang kebenaran Islam. Mereka memikirkan sendiri
agar manusia tidak mengenal, bahkan memahami ajaran Islam dengan baik.
Tampaknya upaya mereka ini untuk menguatkan keyakinan
diri mereka sendiri untuk tetap dalam keyakinannya, menghalangi nonmuslim untuk
mendapatkan informasi yang benar, serta menarik keluar orang Islam yang lemah
pemahaman Islam-nya. Upaya mereka ini benar-benar konyol dan lucu. Saya yakin
mereka tidak pernah berhasil dengan baik menggunakan cara-cara ini karena hanya membuat mereka tampak jelas
seperti orang-orang bodoh. Dari seluruh perdebatan yang saya lakukan, tiga
perempatnya saya banyak menertawakan mereka karena dengan mudah menjatuhkan
mereka. Yang lebih lucu lagi adalah mereka bersikap seolah-olah mereka lebih
ahli tentang Islam dibandingkan orang Islam sendiri. Mereka bertahan bahwa
mereka adalah yang paling benar, padahal sudah jelas kalah. Pokoknya lucu.
Beberapa ajaran yang mereka rusakkan adalah Nabi Muhamad saw adalah pedofilia karena
menikahi Aisyah ra yang masih sembilan tahun. Padahal, yang menikahi gadis
seumur Aisyah ra pada saat itu hampir semua pria, baik Islam, Kristen, Yahudi,
Penyembah Berhala, atau yang lainnya. Itu adalah norma yang terjadi saat itu.
Bahkan, raja-raja Eropa pun menikahi gadis-gadis kecil pada masa itu. Soalnya
kan saat itu nggak ada sekolah atau universitas, jadi gadis-gadis yang sudah
mencapai usia subur segera dinikahkan. Lagian, kalau pedofil itu kan
pemerkosaan, sedangkan Aisyah ra tidak murung, sedih, atau depresi. Dia
perempuan cerdas, riang, dan menjadi sumber dari 2.600 hadits yang isinya
dipenuhi pujian bagi suaminya, Muhammad saw. Tak ada fakta-fakta korban perkosaan.
Bahkan, Aisyah ra mempunyai gelar ummul
mukminin, ‘Ibu Kaum Muminin”, Ibu Kita Semua Orang Islam. Gelar kehormatan
yang tidak akan dimiliki oleh korban perkosaan.
Nabi Muhammad saw
adalah pembunuh, perampok, dan pemerkosa. Ya namanya juga perang, pasti
membunuh dan merampas harta rampasan perang, lalu kaum wanitanya ditawan,
tetapi tidak diperkosa. Paling dinikahi oleh kaum muslimin kalau mau. Kalau
nggak mau, ya jadi budak atau membayar tebusan. Namanya juga perang.
Nabi Muhammad saw
adalah penggemar perang. Nah, ini yang salah, Nabi Muhammad saw itu
berperang adalah untuk membela diri, menegakkan keadilan, dan mempertahankan
hak. Tidak ada tujuan lain. Kalau memang sering berperang, karena memang
dipaksa untuk berperang. Tidak pernah cari-cari perkara sendiri.
Nabi Muhammad saw
membenci dan membunuhi anjing. Ini fitnah.
Nabi Muhammad saw
gila kekuasaan. Ini juga fitnah karena rasa iri. Memang pada akhirnya Nabi
Muhammad saw menjadi penguasa Arab dan non-Arab, tetapi bukan itu tujuannya.
Kalau mau kekuasaan, dari awal juga sudah bisa kok. Beliau pernah ditawari
uang, harta, perempuan-perempuan cantik, dan berbagi kekuasaan dengan orang
kafir. Beliau menolak. Bahkan, ketika akan diangkat menjadi raja seluruh
jazirah Arab dengan syarat menghentikan dakwah, beliau tidak mau.
Kata beliau, “Meskipun di tangan kananku diletakkan
Matahari dan di tangan kiriku diletakkan Bulan, aku tidak akan berhenti
menyebarkan Islam sampai aku menang atau binasa karenanya.”
So, bukan kekuasaan yang menjadi alasan Muhammad saw.
Al Quran mengajarkan
kekerasan dan teror. Inilah Islam yang sangat komplit. Islam mengajarkan
kasih sayang dan kelembutan, tetapi jika disakiti, dihina, atau diusir,
kekerasan adalah jalan yang juga diajarkan Al Quran untuk menghentikan kejahatan
yang sudah tidak bisa lagi dikendalikan dengan cara-cara yang baik. Soal teror,
itu normal jika dilakukan dalam situasi perang. Setiap pihak yang bertikai
dalam perang wajar jika melakukan teror. Akan tetapi, teror menjadi kejahatan
jika dilakukan dalam masa damai.
Islam menyembah
Allah swt, Muhammad saw, berhala, batu, meteor, dan puteri-puteri Tuhan.
Ini
lucu sekali bagaimana mungkin mereka memahami Islam adalah agama monoteisme,
tetapi menyembah banyak hal?
Mereka
memang kusut pikiran. Mereka mengira Islam seperti agama lain yang menyembah
pembawa ajarannya.
Mereka
sok tahu bahwa di dalam Kabah ada patung yang disebutnya Pagan Moon, ‘Dewa Bulan’. Itulah sebabnya bendera umat Islam sering
bergambar bulan dan bintang. Padahal, bendera itu tidak ada hubungannya dengan
ajaran Islam. Bendera Bulan Bintang itu adalah lambang Kota Konstantinopel yang
direbut pasukan Ustmaniyah sebagai pertanda kemenangan setelah menaklukan kota
itu.
Mereka
hanya melihat bahwa umat Islam shalat menghadap Kabah yang dianggapnya
menyembah batu. Padahal, Kabah itu merupakan arah yang menjadi lambang
persatuan bukan untuk disembah. Muslim hanya menyembah Allah swt.
Mereka
juga mengarang bahwa Allah swt itu
memiliki tiga anak perempuan, yaitu Al
Lat, Al Uza, dan Al Manat. Setiap muslim memiliki kegemaran atau ngefans terhadap salah satu anak Allah
swt itu. Saya tidak tahu dari mana mereka memiliki kisah aneh seperti itu.
Mungkin dari pemabuk dan mereka yang mendengarnya pun sambil mabuk narkoba.
Sangat
banyak sebenarnya ajaran-ajaran Islam yang mereka rusak dengan maksud
menghalangi manusia dari jalan Allah swt. Saya sarankan untuk masuk ke akun
Google saya, lalu pelajari setiap perdebatan saya. Mudah-mudahan mereka tidak
menghapusnya sehingga setiap orang bisa mempelajarinya.
Berpegang
pada Pancasila
Allah swt dengan kasih
sayangnya telah mengeluarkan setitik cahaya dari Islam untuk bangsa Indonesia.
Cahaya itu adalah Pancasila. Berpegang teguhlah pada Pancasila agar kita
sebagai kaum muslimin dapat menjadi “rahmat bagi seluruh Indonesia” untuk
selanjutnya menjadi “rahmat bagi semesta alam”.
Hati-hati dengan ajaran syetan yang datang dari luar
Indonesia karena akan menimbulkan kerusakan yang sangat berat dan sulit untuk
diperbaiki. Kalau syetan yang berasal dari dalam negeri Indonesia, sangat kecil
tingkat kerusakan yang ditimbulkannya, paling-paling mabuk, judi, adu ayam,
bohong kecil-kecilan, melacur, berselisih paham yang hanya merusak satu atau
beberapa individu dalam skala kecil. Akan tetapi, syetan dari pihak luar
Indonesia benar-benar bisa menghancurkan, seperti, huru-hara besar,
disintegrasi, transaksi legislasi, korupsi, perampokan sumber daya alam,
terorisme, pembantaian, dan segala hal yang berbau neoimperialisme.