Friday 30 March 2018

Penulis Barat Memfitnah Muhammad Berdasarkan Hoax


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Hoax atau berita bohong, palsu, dan dusta memang dibuat untuk menyesatkan manusia. Dari zaman ke zaman hoax ini meresahkan dan mengacaukan pikiran manusia yang ujungnya menghalangi manusia untuk menuju ke jalan “kebenaran”. Ada banyak penyebab mereka membuat hoax yang semuanya bermuara pada kepentingan politik dan ekonomi.

            Kisah-kisah Nabi Muhammad saw pun dibuat hoax yang awalnya diakibatkan oleh rasa terancam oleh Islam dan kaum muslimin di mana saja berada. Muhammad Husein Haekal dalam Prakata Sejarah Hidup Muhammad (2000) merekam beberapa karya penulis barat yang melakukan banyak fitnah kepada Nabi Muhammad. Semua tulisan itu jika diperhatikan, sama sekali tidak menggunakan metode ilmiah, pendekatan riset, dan langkah-langkah penelitian yang akademis. Mereka membuatnya berdasarkan kebencian yang sangat memalukan. Mereka hanya menulis karena terdorong hawa nafsu rendah yang senilai dengan gosip-gosip murahan tanpa bukti dan hanya menghabiskan waktu tanpa ada manfaat sedikit pun.

            Berikut beberapa tulisan tidak ilmiah para penulis barat tentang Nabi Muhammad.

            Dalam Dictionaire Larouse disebutkan, “Dalam pada itu Muhammad masih tetap sebagai tukang sihir yang hanyut dalam kerusakan akhlak, perampok unta, seorang kardinal yang tidak berhasil menduduki kursi Paus, lalu menciptakan agama baru untuk membalas dendam kepada kawan-kawannya.”

            Di dalamnya terdapat pula ceritera-ceritera cabul yang penuh dengan khayalan.

            Reinaud dan Francisque Michel pada 1831 melukiskan kepada kita pandangan orang-orang yang hidup dalam Abad Pertengahan itu tentang dia. Pada abad 17 Bell menuliskan Al Quran dengan sifat-sifat yang merendahkan.

            Guibert de Nogent menyebutkan bahwa Muhammad mati karena krisis mabuk yang sangat jelas. Tubuh Muhammad kedapatan terdampar di atas timbunan kotoran binatang dan sudah dimakan babi. Oleh karena itu, lalu ditafsirkan bahwa sebab itulah minuman keras dan daging binatang itu diharamkan.

            Selain itu, ada juga nyanyian-nyanyian yang melukiskan Muhammad sebagai berhala dari emas serta masjid-masjid sebagai kuil-kuil kuno yang penuh dengan patung-patung dan gambar-gambar. Pencipta “Nyanyian Antakia” (Chanson d’Antioche) membawa ceritera tentang adanya orang yang pernah melihat berhala “Mahom” (Muhammad) terbuat dari emas dan perak murni sedang duduk di atas seekor gajah di tempat yang terbuat dari lukisan mosaik. Adapun “Nyanyian Roland” melukiskan pahlawan-pahlawan Charlemagne menghancurkan berhala-berhala Islam dan mengira bahwa kaum muslimin di Andalusia menyembah Trinitas yang terdiri atas Tervagant, Mahom, dan Apollo. Di samping itu, “Ceritera Muhammad” (Le Roman de Mahomet) menganggap bahwa Islam membenarkan wanita melakukan poliandri.

            Innocent III pernah melukiskan Muhammad sebagai musuh Kristus (Antichrist). Abad Pertengahan menganggap Muhammad seorang heretik (pelanggar ajaran Kristen).

            Droughty pada 1876 membicarakan Muhammad sebagai orang Arab yang kotor dan munafik. Foster pada 1822 juga mencaci Nabi Muhammad.

            Cara-cara berpikir tidak ilmiah dan penuh kebencian para penulis barat itu tetap menguasai para pendukungnya hingga hari ini. Haekal mengatakan bahwa sejak zaman Rudolph de Ludheim sampai saat kita sekarang ini, orang-orang semacam Nicolas de Cuse, Vives, Maracci, Hotinger, Bibliander, Prideaux, dan yang lainnya menggambarkan Muhammad sebagai penipu, sedangkan Islam dan kaum muslimin sebagai sekumpulan bidat. Semua itu perbuatan syetan. Kaum muslimin adalah orang-orang buas dan Al Quran adalah suatu gubahan yang tak berarti.

            Kita sudah melihat bahwa para penulis barat itu merendahkan dirinya sendiri karena menulis tanpa menggunakan metode ilmiah. Mereka tidak memiliki fakta, data, sumber pustaka, narasumber primer dan sekunder, analisis yang tepat, baik menggunakan metodologi kualitatif maupun kuantitatif. Mereka menulis sebagaimana para penulis hoax zaman ini yang bertebaran di What’s Up, Facebook, Twitter, dan berbagai media sosial lainnya. Nilainya sama dengan orang yang “menguap” saat bangun tidur, tak berarti apa pun dan hanya mempengaruhi orang-orang bodoh.


Penulis Barat Yang Agak Jujur
Meskipun banyak penulis karatan yang tak berpengetahuan, banyak pula para penulis barat nonmuslim yang agak jujur tentang Nabi Muhammad dan Islam. Beberapa dari mereka adalah Comte Boulanvilliers, Scholl, Caussin de Perceval, Dozy, Sprenger, Barthelemy Saint-Hilaire, de Casteries, dan Carlyle. Mereka bukan saja jujur, melainkan menaruh hormat terhadap Nabi Muhammad dan Islam.

            Salah seorang penulis barat yang agak jujur dalam menganalisa Nabi Muhammad adalah Prancis Emile Dermenghem.

            Ia mengatakan kepada para penulis yang tidak jujur seperti ini, “Sesudah pecah perang Islam-Kristen, dengan sendirinya jurang pertentangan dan salah pengertian bertambah lebar, tambah tajam. Orang harus mengakui bahwa orang-orang Barat-lah yang memulai timbulnya pertentangan itu sampai begitu memuncak. Sejak zaman penulis-penulis Bizantium, tanpa mau bersusah payah mengadakan studi—kecuali Jean Damascene—telah melempari Islam dengan pelbagai penghinaan. Para penulis dan penyair menyerang kaum muslim Andalusia dengan cara yang sangat rendah. Mereka menuduh bahwa Muhammad adalah perampok unta, orang yang hanyut dalam foya-foya, mereka menuduhnya tukang sihir, kepala bandit dan perampok. Bahkan, menuduhnya sebagai pendeta Romawi yang marah dan dendam karena tidak dipilih menduduki kursi Paus…. Sebagian mengiranya ia adalah Tuhan Palsu yang oleh pengikutnya dibawa sesajen berupa korban-korban manusia.”

            Begitulah penulis barat yang agak jujur membuat analisa dengan mengkritik para penulis barat sendiri yang menulis tanpa pengetahuan dan penelitian yang jelas.


Islam Memberikan Tantangan
Dari dulu hingga hari ini Islam memberikan tantangan kepada siapa saja, baik kepada nonmuslim maupun kepada kaum muslimin sendiri jika meragukan ajaran Islam dan sosok Muhammad. Silakan teliti dengan menggunakan metode ilmiah, gunakan cara-cara akademis untuk mendapatkan kesalahan dan keburukan Islam. Silakan, ditunggu sekali.

            Sayangnya, hingga hari ini tak pernah ada yang berhasil membuktikan kesalahan dan keburukan Islam. Islam baik-baik saja, bahkan semakin diminati dunia. Paling banter, kita akan menemukan banyak kesalahan dan keburukan dari umat Islam dan bukan dari ajaran Islam. Umat Islam itu manusia yang tak lepas dari kesalahan dan keburukan. Oleh sebab itulah, ajaran Islam menuntunnya kembali untuk kembali baik dan suci.