Sunday 17 June 2018

Antara Ilmu Umum dan Ilmu Agama

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya
Istilah ilmu umum dan ilmu agama sampai hari ini ternyata masih terus digunakan dengan sangat lucunya. Masih teramat banyak orang yang memisahkan antara ilmu umum dengan ilmu agama yang ditandai dengan ilmu umum didapat dari sekolah umum atau konvensional, sedangkan ilmu agama didapat dari madrasah atau pesantren. Hal yang sungguh menggelikan dan menyesatkan adalah banyaknya pendapat bahwa ilmu umum adalah untuk kepentingan duniawi dan ilmu agama adalah untuk kepentingan akhirat dengan harapan bahwa orang-orang akan lebih memilih lembaga pesantren dibandingkan sekolah biasa.

            Kalimat semacam ini masih sering saya dengar, “Buat apa sekolah umum, tetapi tidak tahu agama? Lebih baik masuk pesantren karena akan menjadikan anak-anak kita menjadi ahli agama dan masuk surga.”

            Membedakan ilmu umum dengan ilmu agama adalah sungguh membingungkan dan menyesatkan. Sesungguhnya, tidak ada itu ilmu umum dan ilmu agama karena semua ilmu berasal dari Allah swt. Soal ilmu itu untuk kepentingan duniawi atau akhirat sangat bergantung pada pemilik ilmu tersebut. Misalnya, seorang dokter yang membaktikan hidupnya untuk kemanusiaan dengan niat untuk mengabdikan diri kepada Allah swt sama sekali tidak bisa dibilang ilmunya hanya sebatas kepentingan duniawi. Dia akan mendapatkan bagian pahala yang besar di akhirat kelak. Hal itu berarti ilmu kedokteran yang jelas tidak ada di pesantren dan didapat dari perguruan tinggi umum akan membawanya ke surga. Sebaliknya, lulusan pesantren yang menggunakan ilmunya hanya untuk kepentingan duniawi, ingin dihormati orang lain, ingin dipuja-puji, ingin dipatuhi sebagai orang paling suci, bahkan menyesatkan orang dengan memutarbalikkan fakta, ilmunya jelas digunakan hanya untuk kepentingan duniawi dan akan membawanya ke neraka.

            Sesungguhnya, bangsa ini sudah melakukan banyak hal untuk mendamaikan hal tersebut dengan adanya Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, termasuk SD Plus, SMP Plus, SMA Plus, atau SMK Plus. Di dalam lembaga-lembaga pendidikan tersebut diajarkan apa yang disebut-sebut sebagai ilmu umum dan ilmu agama. Demikian pula pada banyak pesantren dilengkapi dengan keterampilan wirausaha, pertanian, peternakan, atau yang lainnya. Akan tetapi, masih saja ada pihak-pihak yang berpikiran kuno bahwa lembaga-lembaga tersebut pun masih lebih rendah dibandingkan pesantren murni dalam arti masih termasuk lembaga pendidikan umum dan berorientasi duniawi.

            Sungguh, saya merasa ngeri dengan hal ini, apalagi jika sudah berpengaruh pada generasi muda yang juga pada akhirnya berkecenderungan berpikiran sama kolotnya. Mereka sama sekali tidak berpikir bagaimana mungkin kita, bangsa Indonesia, bisa memiliki masjid sehebat Istiqlal jika hanya mengandalkan pesantren. Masjid itu berdiri megah bukan karena ilmu dari pesantren, melainkan dari ilmu arsitektur.

            Di samping itu, jika yang disebut ilmu agama itu hanya sebagaimana yang diajarkan di pesantren, sangatlah sempit arti dari ajaran Islam itu sendiri. Dalam kata lain, ilmu Islam hanyalah yang didapat dari pesantren. Di luar itu bukan ilmu Islam. Hal ini harus dibenahi karena ilmu Islam itu meliputi seluruh ilmu, baik ilmu yang sudah ditemukan maupun ilmu yang belum ditemukan. Kita bisa lihat sejarah bahwa pendekar-pendekar ilmu pengetahuan di muka Bumi ini dipenuhi orang-orang Islam yang saleh. Ilmu kedokteran, matematika, fisika, kimia, astronomi, aerounotika, dan lain sebagainya yang disebut-sebut ilmu umum dikuasai orang-orang Islam dan menjadi dasar ilmu pengetahuan di lembaga-lembaga pendidikan umum di seluruh dunia.

            Tidak perlulah mendikotomikan ilmu umum dengan ilmu agama karena itu akan mempersempit arti Islam sendiri. Kalau mau, gunakan istilah ilmu umum dan ilmu khusus. Kedua ilmu itu berasal dari Allah swt dan harus saling melengkapi. Ilmu umum untuk membekali manusia agar bermanfaat bagi manusia lain dan seluruh alam semesta dengan segala keterampilannya, sedangkan Ilmu khusus sangat berguna untuk memagari manusia agar ilmunya tidak digunakan untuk melakukan kejahatan kepada sesama manusia dan alam semesta. Sesungguhnya, pesantren dan sekolah konvensional seharusnya saling mendukung agar manusia semakin sempurna mengabdikan diri kepada Allah swt. Tidak perlu ada persaingan di antara lembaga pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.

            Sampurasun