Thursday 11 March 2021

Cabang-Cabang Ilmu Ekonomi

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Menurut Alam S. (2013), ilmu ekonomi memiliki delapan cabang, yaitu:

            Pertama, Ilmu Ekonomi Moneter. Ilmu ini membahas tentang uang, perbankan, dan lembaga-lembaga keuangan. Di samping itu, membahas pula hal-hal yang terkait uang, baik langsung maupun tidak, seperti, inflasi, jumlah uang beredar, dan tingkat suku bunga.

            Kedua, Ilmu Ekonomi Publik. Ilmu ini membahas tentang kebijakan pemerintah dalam perekonomian, misalnya, APBD, APBN, hutang pemerintah, pajak, dan retribusi.

            Ketiga, Ilmu Ekonomi Industri. Ilmu ini membahas interaksi berbagai perusahaan dalam suatu industri, baik berupa persaingan usaha atau kerja sama. Ilmu ini termasuk dalam lingkup ekonomi mikro.

            Keempat, Ilmu Ekonomi Internasional. Ilmu ini membahas kegiatan ekonomi antarbangsa atau antarnegara, misalnya, perdagangan, investasi, dan neraca pembayaran.

            Kelima, Ilmu Ekonomi Regional. Ilmu ini membahas perekonomian antarwilayah dan perkembangan wilayah.

            Keenam, Ilmu Ekonomi Sumber Daya Alam (SDA). Ilmu ini membahas optimalisasi alokasi sumber daya alam.

            Ketujuh, Ilmu Ekonomi Sumber Daya Manusia (SDM). Ilmu ini membahas berbagai hal terkait dengan tenaga kerja, semisal, pengangguran, upah, dan pendidikan tenaga kerja.

            Kedelapan, Ilmu Ekonomi Syariah. Ilmu ini bertujuan menerapkan perekonomian Islam dengan bahasan, seperti, prinsip bagi hasil, zakat, dan penghapusan riba.

            Demikian penjelasan kedelapan cabang ilmu ekonomi.

            Sampurasun.

 

Sumber Pustaka

Novasari, Yunita; Jawangga, Yan Hanif; Setiadi, Inung Oni; Hastyorini, Irim Rismi (editor); Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X Semester I: Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, PT Penerbit Intan Pariwara

S., Alam, 2013, Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

Monday 8 March 2021

Jumlah Penduduk dan Penemuan Baru Menyebabkan Perubahan Sosial

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Perubahan-perubahan sosial atau masyarakat disebabkan banyak hal, di antaranya, bertambah atau berkurangnya penduduk dan adanya penemuan-penemuan baru.

            Pertambahan penduduk yang sangat cepat mengakibatkan perubahan struktur dalam masyarakat. Contohnya, timbulnya hak milik individual dalam hal tanah, adanya ekonomi uang, pegadaian, bagi hasil, dan bunga bank. Demikian  pula dengan berkurangnya penduduk, dapat mengubah pembagian kerja. Contohnya, dengan adanya urbanisasi, kaum laki-laki bekerja di kota, tetapi istrinya tetap tinggal di kampung yang selain menjadi ibu bagi anak-anaknya, juga mengelola ladang yang ditinggalkan suaminya.

            Penemuan-penemuan baru pun mendorong perubahan sosial. Penemuan baru dapat dikategorikan ke dalam dua hal, yaitu: discovery dan invention. Discovery adalah penemuan kebudayaan baru, baik berupa barang atau gagasan. Adapun invention adalah proses menghasilkan kebudayaan baru dengan mengombinasikan kebudayaan lama.

            Discovery dapat menjadi intention jika masyarakat sudah mengakui kebudayaan-kebudayaan tersebut. Perubahan tersebut kerap terjadi dalam waktu yang sangat lama. Misalnya, mobil adalah kebudayaan baru yang dihasilkan dengan mengombinasikan budaya lama berupa berbagai barang, seperti, penemuan mesin motor, ban, pengapian, jok, kereta, dan jari-jari.

            Faktor-faktor pendorong bagi individu perihal penemuan baru adalah kesadaran individu tentang kekurangan dalam kebudayaannya; kualitas para ahli dalam suatu kebudayaan; perangsang bagi aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

            Akibat-akibat yang diakibatkan oleh penemuan baru, di antaranya:

            Penemuan baru mempengaruhi bidang-bidang lainnya, misalnya, penemuan televisi dan internet mengubah sikap dari lembaga-lembaga kemasyarakatan.

            Penemuan baru akan mengubah secara menjalar dari satu bidang ke bidang lainnya. Misalnya, penemuan kapal laut yang besar mengubah bentuk pelabuhan, mengubah sikap penduduk, dan meningkatkan alat transportasi.

            Penemuan baru mengakibatkan tumbuhnya satu jenis perubahan. Misalnya, penemuan mobil, motor, kapal laut, pesawat terbang akan mengakibatkan perubahan pasar dan pusat-pusat keramaian lainnya.

            Penemuan baru pun bukan hanya terjadi pada hal-hal yang bersifat materi atau jasmaniah, melainkan pula terhadap keyakinan yang menimbulkan keyakinan dan perilaku baru. Misalnya, kehadiran Islam menyebabkan perubahan keyakinan dan perilaku sebagian besar rakyat Indonesia.

            Demikian penjelasan mengenai perubahan sosial atau perubahan masyarakat yang diakibatkan oleh pertambahan atau penurunan jumlah penduduk serta penemuan-penemuan baru.

            Sampurasun.

 

Sumber Pustaka

Maryati, Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

Wijayanti, Fitria; Kusumantoro, Sri Muhammad; Irawan, Hanif, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

Teori Konflik

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

                                                                                                                                                           

Para penganut teori konflik mempercayai bahwa masalah-masalah sosial diakibatkan oleh adanya konflik di masyarakat. Dalam teori konflik, dikenal dua pandangan tentang masalah sosial, yaitu teori marxis dan teori non-marxis. Dalam teori marxis sudah sangat dikenal terjadinya konflik di antara pengusaha dan kaum buruh. Kaum pengusaha dipercayai sebagai kaum yang serakah, suka menindas, curang, dan kerap merampok hak-hak kaum buruh. Adapun kaum buruh melakukan berbagai upaya perlawanan. Dari konflik ini dikenal pula bahwa kaum pengusaha disebut sebagai para kapitalis dan kaum buruh melawannya melalui komunitasnya sehingga melahirkan komunisme.

            Adapun teori non-marxis seperti Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa masalah sosial diakibatkan oleh konflik yang timbul karena banyaknya perbedaan kepentingan di masyarakat. Permasalahan ini dapat diatasi jika setiap kelompok masyarakat dapat saling memahami perbedaan tersebut.

            Di samping itu, kita pun dapat melihat dengan jelas berbagai konflik yang terjadi di masyarakat yang disebabkan oleh berbagai perbedaan. Misalnya, konflik antara kaum kaya dengan kaum miskin yang diakibatkan perbedaan ekonomi; konflik ras atau etnis yang diakibatkan oleh prasangka yang menimbulkan perbedaan perlakuan kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas; konflik gender yang diakibatkan oleh perbedaan jenis kelamin yang menumbuhkan prasangka bahwa laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan yang menyebabkan perempuan kerap dipandang rendah, bahkan dilecehkan.

            Demikian penjelasan mengenai teori konflik.

            Sampurasun.

 

Sumber Pustaka:

Wijayanti, Fitria; Rahmawati, Farida; Irawan, Hanif; Sosiologi: untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

Maryati, Kun; Suryawati, Juju; 2014, Sosiologi: untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

Asimilasi

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Asimilasi adalah upaya untuk mengurangi perbedaan di antara individu untuk mencapai kesepakatan bersama dalam rangka meraih tujuan yang sama. Mereka yang terlibat dalam asimilasi biasanya memiliki budaya yang berbeda. Mereka berinteraksi secara langsung terus menerus dalam waktu yang sama. Setiap budaya menyesuaikan diri sehingga batas-batas perbedaan di antara budaya itu hilang dan menimbulkan budaya yang baru. Misalnya, di Jakarta terjadi asimilasi antara budaya Cina dan budaya Betawi  yang dapat dilihat dari tari-tarian khas Betawi.

            Faktor-faktor yang mempermudah asimilasi adalah adanya sikap toleransi; kesempatan yang sama dalam kehidupan ekonomi; sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya; adanya keterbukaan dari penguasa; terdapat persamaan unsur kebudayaan; perkawinan campuran (amalgamasi); adanya musuh bersama dari luar.

            Adapun faktor-faktor yang menghalangi proses asimilasi adalah terisolasinya kelompok-kelompok masyarakat tertentu; kurang memahami kebudayaan yang sedang dihadapi; adanya perasaan takut terhadap kebudayaan yang berbeda; adanya pandangan bahwa budaya tertentu lebih tinggi dibandingkan budaya lainnya; terdapat perbedaan warna kulit dan ciri-ciri fisik; adanya persaan in group feeling yang kuat dan mengikat kelompok budayanya; adanya gangguan kelompok mayoritas terhadap minoritas; terdapat perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi.

            Demikian, penjelasan mengenai asimilasi.

            Sampurasun.

 

Sumber Pustaka

Irawan, Hanif; Rahmawati, Farida; Febriyanto, Alfian; Muhammad Kusumantoro, Sri, Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1

Maryati, Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial; untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013, Penerbit Erlangga: Jakarta

Wednesday 3 March 2021

Pengangguran, Rendahnya Kehidupan, dan Banyaknya Penduduk


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Banyak hal yang membuat permasalahan pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang. Tingginya angka pengangguran, rendahnya kehidupan, dan tingginya angka pertumbuhan penduduk merupakan tiga hal yang sangat mengganggu pembangunan ekonomi di negara berkembang.

 

Tingginya Tingkat Pengangguran (High Rates of Unemployment)

Angka pengangguran yang sangat tinggi menyulitkan pembangunan ekonomi. Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh angka angkatan kerja yang sangat tinggi, sedangkan kesempatan kerja rendah. Kurangnya lapangan kerja disebabkan oleh rendahnya tingkat penanaman modal, terutama di sektor industri dan jasa modern.

 

Rendahnya Tingkat Kehidupan (Low Level of Living)

Rendahnya tingkat kehidupan dapat dilihat dari kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti, makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan pendidikan. Banyak negara berkembang yang hidup dalam kondisi kekurangan gizi, miskin, kesehatannya buruk, dan pendidikannya rendah, bahkan masih banyak yang buta aksara.

 

Tingginya Pertambahan Penduduk (High Rates of Population Growth)

Biasanya, jumlah penduduk di negara berkembang lebih banyak diibandingkan dengan negara maju. Tingginya tingkat pertambahan penduduk membuat sulit negara untuk menyediakan makanan, pendidikan, lapangan kerja, kesehatan, dan perumahan. Terlalu cepatnya pertambahan penduduk yang tidak dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi dan sektor lainnya akan sangat menghambat pembangunan.

            Demikan tiga masalah yang dapat menghambat pembangunan ekonomi di Negara-negara berkembang.

            Sampurasun.

 

Sumber Pustaka:

Hastyorini, Irim Rismi; Novasari, Yunita; Sari, Kartika; Jawangga, Yan Hanif (editor), Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI Semester I: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, PT Penerbit Intan Pariwara

S., Alam, 2016, Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

Tuesday 2 March 2021

Tiga Kelompok Dasar Ilmu Ekonomi

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Di dalam ilmu ekonomi, terdapat tiga kelompok dasar, yaitu: ekonomi deskriptif, teori ekonomi, dan ekonomi terapan.

Ekonomi deskriptif (descriptive economics) adalah kelompok dasar dari ilmu ekonomi yang mengumpulkan informasi-informasi faktual dan masalah-masalah ekonomi yang ada di masyarakat. Hasil-hasil penelitian dikumpulkan  menjadi data dan pengetahuan empiris yang terjadi. Misalnya, tentang angkatan kerja, organisasi buruh, serta berbagai ihwal mengenai ekonomi.

Teori ekonomi (economic theory). Hal ini merupakan usaha untuk menggenalisir data-data kemudian menafsirkannya. Teori ini merupakan hasil dari berbagai penelitian, pendataan, dan pengukuran yang kemudian dijadikan konsep dan sebuah pemikiran mengenai ekonomi.

Teori ekonomi terbagi dua, yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi makro adalah ilmu ekonomi yang mempelajari ekonomi secara luas, seperti, pendapatan nasional, tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi, serta peristiwa ekonomi dan kebijakan ekonomi. Adapun ekonomi mikro mempelajari ekonomi yang sifatnyat terbatas, seperti, ekonomi individu, rumah tangga, dan perusahaan.

Ekonomi terapan (applied economics). Ekonomi ini merupakan ilmu ekonomi yang menjelaskan fakta-fakta yang dikumpulkan dari ekonomi deskriptif. Ekonomi terapan lebih praktis dan nyata, berbeda dengan ekonomi murni yang sifatnya abstrak. Di samping itu, ekonomi terapan merupakan ilmu ekonomi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi secara praktis serta merupakan arena kebijakan pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah berdasarkan bukti empiris.

            Demikian penjelasan singkat mengenai tiga kelompok dasar ilmu ekonomi.

            Sampurasun.

 

Sumber Pustaka

Novasari, Yunita; Jawangga, Yan Hanif; Setiadi, Inung Oni; Hastyorini, Irim Rismi (editor); Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X Semester I: Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, PT Penerbit Intan Pariwara

S., Alam, 2013, Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

Perubahan Struktural dan Proses

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Dalam kehidupan sosial, terdapat dua bentuk perubahan sosial, yaitu: perubahan struktural dan perubahan proses.

 

Perubahan Struktural

Perubahan ini merupakan perubahan yang sangat mendasar dan menimbulkan reorganisasi atau peralihan dalam masyarakat. Misalnya, berubahnya system pemerintahan atau ideologi masayarakat. Di Iran pernah terjadi pemerintahannya menggunakan sistem kerajaan, tetapi berubah drastis menjadi system republic seperti sekarang ini. Demikian pula di Indonesia, terjadi perubahan mendasar dari system Orde Lama ke Orde Baru, kemudian ke Orde Reformasi.

 

Perubahan Proses

Perubahan ini bukan perubahan besar yang mendasar, melainkan perubahan penyempurnaan dari keadaan-keadaan sebelumnya. Misalnya, dulu pergi ke sekolah dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Sekarang orang sudah menggunakan kendaraan bermotor, seperti, motor dan mobil.

 

            Demikian penjelasan tentang perubahan struktural dan perubahan proses.

            Sampurasun

 

Sumber Pustaka

Maryati, Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

Wijayanti, Fitria; Kusumantoro, Sri Muhammad; Irawan, Hanif, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

Teori Fungsionalis

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Di dalam teori fungsionalis masyarakat dianggap sebagai sebuah satu kesatuan keluarga. Bidang ekonomi, politik, pendidikan, hukum, sosial, dan lain sebagainya saling terkait. Jika salah satu bagian rusak atau tidak berjalan dengan baik, seluruh bagian akan terganggu yang kemudian menimbulkan ketidakberaturan sosial.

            Di dalam teori fungsionalis ada dua pemahaman tentang masalah sosial, yaitu yang berasal dari patologi sosial dan disorganisasi sosial. Menurut patologi sosial masalah sosial itu bagaikan penyakit dari tubuh yang satu. Mirip jika kita terjatuh dari kendaraan dan mengalami cedera tulang, seluruh tubuh akan terpengaruh sangat hebat dan semuanya menderita sakit. Dengan demikian, yang namanya kejahatan, kenakalan, dan penyimpangan ideologi dianggap sama dengan penyakit yang sangat membuat penderitaan pada tubuh. Oleh sebab itu, institusi sekolah dan agama sangat diperlukan untuk memperbaikinya.

            Adapun dalam pandangan disorganisasi sosial, masalah sosial berasal dari perubahan yang cepat, seperti, revolusi, penjajahan, penaklukan, penjatuhan kekuasaan. Perubahan-perubahan itu mengakibatkan banyak gangguan terhadap norma dan nilai yang lama sehingga timbul banyak kegelisahan dan kejahatan. Hal ini bisa diatasi dengan memperlambat perubahan sosial serta memperkuat norma dan nilai sosial.

            Demikan penjelasan Teori Fungsionalis dalam kaitannya dengan masalah sosial.

            Sampurasun.

 

 

Sumber Pustaka:

Wijayanti, Fitria; Rahmawati, Farida; Irawan, Hanif; Sosiologi: untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

Maryati, Kun; Suryawati, Juju; 2014, Sosiologi: untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

Monday 1 March 2021

Akomodasi

 


oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Akomodasi adalah proses upaya atau suatu keadaan mencapai keadaan seimbang. Dalam kata lain, akomodasi merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menjatuhkan lawan.

            Tujuan akomodasi bermacam-macam bergantung dari situasi yang dihadapinya, yaitu: menciptakan sintesis atau titik temu kesepahaman dari berbagai pendapat yang berbeda agar tercipta pola pemikiran baru; mencegah perselisihan untuk sementara waktu; mewujudkan kerja sama antarkelompok sosial yang terpisah akibat dari perbedaan lapisan sosial, misalnya, kerja sama antara kelompok kaya dan kelompok miskin; mengupayakan peleburan antarkelompok yang terpisah seperti melalui upaya pernikahan.

            Proses akomodasi memiliki beberapa bentuk, antara lain:

            Koersi. Koersi adalah upaya akomodasi melalui paksaan, baik secara fisik maupun psikologis. Pihak yang lemah harus patuh dan mengikuti pihak yang lebih kuat, misalnya, penjajahan.

            Kompromi. Hal ini merupakan bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang bertikai atau berbeda mengurangi tuntutannya agar dicapai kata sepakat. Contohnya, perbedaan waktu dalam mengadakan suatu acara, ada yang ingin sepuluh jam, tetapi ada yang ingin lima jam, akhirnya bersepakat untuk melaksanakan acara selama tujuh jam.

            Arbitrase. Hal ini merupakan cara kompromi dengan melibatkan pihak ketiga yang lebih tinggi. Misalnya, di antara siswa terlibat pertikaian yang tidak menemukan jalan penyelesaian. Mereka kemudian melibatkan guru untuk menyelesaikan masalah mereka.

            Mediasi. Hal ini mirip dengan arbitrase. Bedanya adalah pihak ketiga yang dilibatkan dalam pertikaian tidak berperan untuk menyelesaikan masalah, tetapi hanya memberikan nasihat. Misalnya, dalam pertengkaran antara Korea Utara dan Korea Selatan, Indonesia hanya memberikan nasihat tanpa mencoba untuk melakukan tekanan kepada keduanya.

            Konsiliasi. Hal ini merupakan upaya untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertentangan untuk mengungkapkan keinginannya masing-masing agar dicapai kata sepakat.

            Toleransi. Bentuk akomodasi ini berupa persetujuan yang terjadi tanpa ada upaya resmi. Toleransi kerap terjadi secara alamiah, tanpa sadar, dan spontan hanya karena setiap kelompok menahan diri untuk tidak menimbulkan perselisihan. Misalnya, di antara kelompok beragama yang berbeda tidak mengganggu setiap penganut agama yang sedang beribadat.

            Stalemate. Hal ini terjadi ketika setiap pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang sehingga saling menahan diri untuk tidak saling merusakkan. Misalnya, pertikaian antara Amerika Serikat dan Iran tentang nuklir yang membuat mereka saling terdiam.

            Ajudikasi. Cara ini menggunakan pengadilan untuk menyelesaikan masalah.

            Segregasi. Upaya ini dilakukan setiap pihak yang bertikai untuk saling menjauh dan menghindarkan diri.

            Eliminasi. Cara ini berupa pengunduran diri salah satu pihak dari pertengkaran karena mengalah.

            Subjugation atau domination, yaitu pihak yang kuat meminta pihak yang lemah untuk mematuhinya.

            Keputusan mayoritas. Hal ini berupa suara terbanyak merupakan suara yang terkuat dan menjadi pemenang.

            Minority consent. Kelompok minoritas menerima dengan senang hati kemenangan kelompok mayoritas.

            Konversi. Hal ini terjadi ketika salah satu pihak mengalah dan menerima pendapat kelompok lainnya.

            Gencatan senjata.  Hal ini berupa penundaan permusuhan dalam jangka waktu tertentu.

            Demikian pengertian akomodasi berikut bentuk-bentuknya.

            Sampurasun.

 

Sumber Pustaka

Irawan, Hanif; Rahmawati, Farida; Febriyanto, Alfian; Muhammad Kusumantoro, Sri, Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1

Maryati, Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial; untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013, Penerbit Erlangga: Jakarta