Thursday 18 April 2024

Jangan Mau Kembali ke Zaman Pembunuhan

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Dunia ini selalu berkembang dari zaman ke zaman, baik pikiran, perilaku, keyakinan, maupun teknologi. Ketika sudah terjadi perkembangan, peningkatan kemajuan, jangan mau kembali lagi ke masa lalu yang sudah ditinggalkan. Kita harus menghadap dan terus melangkah ke depan.

            Dari sisi politik, dunia sudah jauh berkembang daripada masa lalu. Pada zaman dulu manusia menggunakan kekerasan dan otot untuk mengganti kekuasaan. Manusia kerap membunuh, menghancurkan, memperkosa, menganiaya, membantai dalam setiap pergantian kekuasaan. Ini terjadi pada masa-masa kerajaan, kekaisaran, dan jenis pemimpin lainnya. Ini pun terjadi pada hampir seluruh belahan dunia, baik Timur Tengah, Eropa, Barat, Timur, termasuk Asia dan Afrika. Di Indonesia sendiri terjadi banyak pembunuhan dan penghancuran dalam pergantian kekuasaan pada sejarahnya.

            Kenyataan hidup seperti itu membuat para ilmuwan, pemikir, orang-orang bermoral, para pengajar, dan orang-orang baik lainnya berpikir untuk membuat hidup lebih baik. Manusia tidak perlu lagi saling bunuh, saling aniaya, saling hancurkan dalam proses pergantian kekuasaan. Tak perlu lagi ada kekerasan dalam hal politik. Hasil pemikiran manusia pada saat ini telah melangkah dengan mengenal adanya dialog dan pemilihan. Manusia didorong untuk selalu berdialog terbuka, bermusyawarah dalam menyelesaikan banyak masalah. Di samping itu, digunakan pula proses pemilihan yang kita kenal dengan istilah demokrasi untuk mengganti kekuasaan. Dengan demikian, dalam menyelesaikan masalah politik dan pergantian kekuasaan, manusia tidak perlu lagi saling membunuh, berkelahi, merampok, ataupun memperkosa. Para pemikir mendorong manusia agar mengalihkan pertempuran dan pembunuhan yang biasanya terjadi ke meja-meja perundingan atau pengadilan. Adapun proses pergantian kekuasaan, pertikaian, dan pertengkarannya dialihkan ke bilik suara atau tempat pemilihan suara (TPS). Di sanalah pada masa ini manusia harus mengatasi masalah dan pergantian politik. Jadi, tak perlu lagi menggunakan kekerasan. Perangnya di meja-meja dialog dan TPS. Untuk menjaga semuanya berjalan dengan baik, ada hukum yang menjadi koridor dan pagar yang membatasinya.

            Kalau kita sudah hidup dalam masa yang lebih maju dan menghindarkan pertumpahan darah, tetapi masih ada orang-orang yang memprovokasi untuk melakukan kekerasan, itu tandanya kita masih betah hidup dalam “kebodohan” dan belum mampu hidup dalam kemajuan akal. Orang-orang ini menyeret kita untuk hidup seperti manusia purba yang tidak menggunakan akal, tetapi menggunakan  otot dan kekerasan.

            Allah swt menganugerahkan akal agar kita mampu berpikir dan menyelesaikan masalah dengan pikiran. Kita sudah berkembang dan harus terus berkembang menemukan cara-cara lain yang lebih beradab. Kalau ada yang kembali mengalihkan pertarungan politik ke jalanan atau melakukan pertumpahan darah, jangan mau karena sama saja kita melangkah mundur ke zaman kuno.

            Kalaulah di belahan Bumi lain masih ada manusia yang menggunakan otot dan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, inilah saatnya Indonesia menunjukkan dan menjadi contoh bahwa kita adalah manusia yang lebih beradab dibandingkan mereka. Sejarah membuktikan itu sebenarnya. Ketika orang lain masih hidup di gua-gua rebutan makanan, tempat tinggal, dan seks, kita sudah mengenal “tepo seliro, tenggang rasa, sareundeuk saigel, sabobot sapihanean”, dan lain sebagainya.

            Jangan mau kembali ke zaman pembunuhan.

            Sampurasun.

Tuesday 16 April 2024

Iran Harus Serius Kerja Sama dengan Yordania untuk Mengalahkan Israel

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Iran menyerang Israel dengan alasan membela diri karena Israel telah membunuh dua jenderal Iran, tujuh Garda Revolusi Iran, dan merusakkan gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Serangan Iran ini ternyata mendapat hambatan dari Yordania. Drone dan Rudal Iran dicegat Yordania sebelum mencapai Israel. Akibatnya roket-roket Iran tidak seluruhnya menembus Israel meskipun banyak juga yang mencapai sasaran dan menghancurkan banyak fasilitas di Israel.

            Yordania sebetulnya bukan membela atau mendukung Israel dengan menghalangi drone dan Rudal Iran, melainkan melindungi negaranya dari akibat perang Iran Vs Israel. Memang jika melihat peta, jalan terpendek Iran untuk menyerang Israel adalah melalui udara, tetapi harus melalui Irak dan Yordania. Foto peta dunia saya dapatkan dari Intisari Online Grid ID, sedangkan peta Israel dari Republika Online – Republika co id.


Peta Dunia (Foto: Intisari Online Grid ID)

Peta Israel (Foto: Republika Online - Republika co id)


            Untuk memerangi Israel, Iran harus membujuk Irak dan Yordania untuk membuka ruang udaranya agar peluru-peluru Iran menembus Israel tanpa ada halangan. Iran harus memberikan jaminan kepada Irak dan Yordania agar senjata-senjatanya tidak merusakkan kedua negara itu. Akan tetapi, hal ini tidaklah mudah karena Yordania adalah negara kuat militer yang pasti bersikukuh untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi rakyatnya. Jadi, Yordania tidak akan dengan mudah membuka ruang udaranya bagi jalan perang, baik untuk Iran maupun untuk Israel. Kalau soal Irak, Iran tidak akan sesulit terhadap Yordania untuk meminta membuka ruang udara karena Irak negara yang sudah lemah sejak kejatuhan rezim Sadam Husein.

            Yordania tidak akan begitu saja membuka ruang udaranya karena negeri itu berbatasan darat langsung dengan Israel yang bisa saja ikut terseret konflik militer dengan Israel. Hingga saat ini Yordania tetap bersikeras akan menembak jatuh pesawat, drone, ataupun Rudal yang melewati negaranya, baik itu dari Iran maupun dari Israel. Yordania memusatkan perhatiannya untuk mengamankan negaranya sendiri.

            Perilaku Yordania sangat mudah dipahami. Hal ini akan sama sikapnya dengan Indonesia apabila terjadi perang antara Australia dengan Cina. Jika kedua negara itu berperang, ruang laut dan udara Indonesia bisa menjadi ajang medan pertempuran dan itu akan merugikan Indonesia. Pemerintah Indonesia pasti akan melindungi rakyat dan negaranya sendiri. Indonesia sudah pasti akan mengusir kekuatan Cina dan Australia dari wilayah kedaulatannya.

            Di sinilah diperlukan seni diplomasi tingkat tinggi dari Iran untuk bekerja sama dan meyakinkan Yordania untuk berada bersamanya. Sikap Iran yang mengancam Yordania karena telah menghalanginya memerangi Israel sangat tidak bagus karena sama saja dengan menambah musuh dan semakin sulit mengalahkan Israel. Kalau tidak bisa membuka ruang udara Yordania, Iran harus membuat proksi-proksi atau membuat pangkalan militer di Suriah, Libanon, dan Mesir yang berbatasan darat langsung dengan Israel. Bisa juga melalui jalur Laut Merah yang tidak mudah dan tidak murah biayanya.

            Itu juga kalau mau perang. Kalau tidak mau perang, cari jalan lain yang tidak harus mengorbankan nyawa manusia.

            Sampurasun.

Monday 15 April 2024

Sulitnya Menyatukan Pemimpin Muslim Dunia

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Dunia muslim sudah jelas memiliki masalah yang sama, yaitu kemerdekaan Palestina dan penghentian penjajahan Israel atas warga Palestina. Semua pemimpin muslim, dalam hal ini pemimpin negara, tahu itu dan mereka juga paham harus membantu Palestina. Akan tetapi, para pemimpin negara mayoritas muslim ini tidak juga dapat bersatu sebagaimana yang diharapkan.

            Banyak orang Islam kebingungan tentang hal ini. Mereka berpendapat seandainya para pemimpin muslim ini bersatu sedunia, sangat mudah mengalahkan Israel sekaligus menghancurkan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya yang selalu membantu Israel dalam melakukan kejahatannya atas Palestina. Karena kebingungan tentang hal ini, banyak orang yang dengan mudah menuduh bahwa para pemimpin muslim sudah menjadi antek-antek kapitalis, bahkan dihujat sebagai fasik, munafik, kafir, zalim, murtad, dan lain sebagainya yang sama sekali tidak menolong memperbaiki situasi, malah membuat masalah di antara warga muslim sendiri.

            Sebetulnya, hal yang sesungguhnya terjadi adalah para pemimpin muslim itu memiliki kewajiban utama yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu melindungi, mengamankan, dan menyejahterakan rakyatnya sendiri. Bantuan untuk Palestina itu adalah kewajiban nomor sekian, entah nomor berapa. Para pemimpin muslim ini akan selalu memperhatikan rakyatnya sendiri, baik beragama Islam maupun nonislam. Rakyat merekalah yang paling utama, sedangkan Palestina adalah rakyat wilayah negara lain yang akan dibantu jika rakyatnya sendiri memiliki sedikit kelebihan dana, makanan, obat-obatan. Para pemimpin ini tidak akan pernah membela Palestina secara mati-matian jika rakyatnya sendiri masih membutuhkan perhatiannya. Oleh sebab itu, besar-kecilnya bantuan dan kuat-lemahnya dukungan terhadap Palestina sangat bergantung pada sehebat apa negara itu menyejahterakan rakyatnya. Jika rakyatnya sejahtera, bantuan dan dukungannya akan semakin besar. Jika rakyatnya masih miskin atau perlu mendapatkan banyak perhatian, dukungan dan bantuan pada Palestina pun akan semakin kecil.

            Itu yang terjadi sebenarnya. Jadi, kalau para pemimpin muslim ini mau bersatu, negara dan rakyatnya harus membantu pemerintahnya dengan dukungan dan kritikan agar negaranya bisa lebih sejahtera, maju, dan makmur. Dengan demikian, akan memiliki energi lebih kuat untuk membela  Palestina dan negara mana pun yang sedang membutuhkan bantuan. Jika di dalam negerinya sendiri banyak masalah dan semrawut, kesejahteraan, kemajuan, kecerdasan, dan kemakmuran itu tidak akan pernah terwujud. Akibatnya, jangankan membantu bangsa lain, mengurus dirinya sendiri tidak bisa.

            Sampurasun.

Sunday 14 April 2024

Indonesia Makin Erat dengan Cina

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan kemenangan Prabowo-Gibran, selaku Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Pilpres 2024, Cina dengan sangat Gercep mengundang Prabowo hadir ke Cina dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Prabowo memang hadir sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia karena belum dilantik menjadi presiden, tetapi diperlakukan sudah menjadi presiden. Negara besar Cina sudah memantapkan niatnya untuk mengamankan bisnisnya di Indonesia.


Indonesia-Cina, Prabowo-Xi (Foto: detikNews - Detikcom)

            Cina memang punya kepentingan banyak di Indonesia, perusahaan-perusahaannya berkembang dan menguat di Indonesia, sementara itu Indonesia mendapatkan keuntungan juga dari aktivitas ekonomi Cina di Indonesia. Cina itu sangat patuh kepada kebijakan Indonesia soal ekonomi dan bergerak sangat cepat mengikuti keinginan Presiden RI Joko Widodo. Untuk soal larangan ekspor yang dijalankan pemerintah Indonesia, Cina mengikutinya dan segera membangun berbagai industri di Indonesia. Dengan demikian, Cina mendapatkan keuntungan besar, Indonesia pun mendapatkan keuntungan pula dari investasi, pajak, alih teknologi, dan sebagainya. Tak heran jika Presiden Xi menghormati Prabowo dengan sangat cepat dan Prabowo pun dengan sangat tegas mengatakan bahwa dirinya akan melanjutkan program-program yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi. Ikatan antara Indonesia dan Cina akan semakin lengket lebih dibandingkan lengketnya perangko dengan amplop surat.

            Berbeda dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat yang sangat lambat, bertele-tele dalam menyikapi kemenangan Prabowo-Gibran. Mereka terkesan acuh tak acuh dan kurang merasa nyaman karena Prabowo berjanji akan melanjutkan program Jokowi dan meningkatkan program itu lebih baik untuk meraih Indonesia emas pada 2045. Sikap Prabowo ini tentu saja menjadikan pihak barat merasa rugi sebelum bangkrut karena mereka masih menginginkan mendapatkan sumber daya alam Indonesia dengan cara kuno dengan harga yang sangat murah. Mereka tidak ingin rakyat Indonesia maju dan makmur menyaingi mereka. Mereka masih ingin merekalah yang kaya raya dan Indonesia tetap dalam kemiskinan atau paling tidak, terjebak dalam kondisi negara yang berpenghasilan menengah.

            Dengan semakin terlihatnya ketergantungan Cina terhadap Indonesia, Cina menjadi negara yang digunakan Indonesia untuk menjadi daya tawar yang tinggi terhadap negara-negara barat. Contoh kecilnya, Indonesia pernah mengajak Elon Musk untuk berbisnis di Indonesia, tetapi Elon Musk ternyata tidak serius, terkesan meremehkan Indonesia. Akibatnya, Indonesia memberikan kemudahan Cina berbisnis di Indonesia. Ketika Elon Musk dengan Tesla-nya ingin kembali bernegosiasi, Indonesia sudah tidak terlalu mementingkan lagi Elon Musk karena Cina dan Jepang sudah memiliki perjanjian dengan Indonesia dan sudah menguasai 55% industri yang diminati Elon di Indonesia.

Begitulah sedikit gambaran kedekatan Indonesia dengan Cina yang pada masa depan akan berlanjut terus. Indonesia hanya harus tetap kukuh pada kepentingan rakyat dengan menggunakan energi hubungan dengan Cina untuk kepentingan rakyat Indonesia. Dengan demikian, rakyat Indonesia harus jeli dan mengambil manfaat dari hubungan ini agar dapat meningkatkan kualitas dirinya.

Foto Prabowo dan Xi saya dapatkan dari detikNews – Detikcom.

Sampurasun.

Thursday 4 April 2024

Cinta dalam Perbedaan

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Giovanna Milana asal Italia yang tumbuh di Amerika Serikat dan Megawati Hangestri Pertiwi asal Indonesia adalah pemain bola voli dunia yang beberapa waktu bergabung dalam tim Red Sparks, Korea Selatan. Megawati selalu menjadi incaran media dan meningkatkan jumlah pemerhati dan pecinta voli. Giovanna yang akrab dipanggil Gia menjadi partner utama dalam voli dan perjalanan liga voli di Korea. Keduanya tentu saja menjadikan industri liga voli Korea mendapatkan untung yang teramat besar.

            Selama bulan-bulan pertandingan, tumbuh cinta, saling ketergantungan, saling bahu, saling mengandalkan di antara mereka sehingga berubah menjadi persaudaraan yang menarik. Gia menganggap Megawati adalah adiknya sendiri yang sangat dia rindukan dan harapkan. Tampaknya dia merasa lengkap jika ada Mega di sisinya. Sebaliknya, merasa kurang jika Mega tak ada bersamanya.

            Hal itu bisa dilihat dari surat terbuka Gia untuk Mega dalam media sosialnya. Suratnya panjang, bisa dilihat pada berbagai media main stream maupun media sosial. Saya hanya menulis ulang beberapa kata yang sangat menarik.

            Seperti ini yang ditulis Gia untuk Mega sesaat ketika liga berakhir.

            “Satu hal yang sangat aku kagumi tentang dirimu adalah iman dan tentang cinta terhadap kehidupan. Kamu luar biasa hangat terhadap semua orang yang ada di sekitarmu, tak peduli bahasa apapun yang mereka gunakan. Aku sempat terkejut ketika aku tiba dan melihatmu ada di tengah-tengah gadis-gadis Korea, tertawa dan berbicara pada mereka seolah kamu juga berbahasa Korea.

Aku tahu bahwa kita tidak perlu harus mengucapkan kata selamat tinggal, tak peduli bagaimana pun nanti kehidupan membawa kita. Ini sebuah bentuk ucapan terima kasih di hadapan dunia karena kamu telah menjadi dirimu apa adanya dan selalu ada di sisiku seiring perjuangan yang kita lalu bersama-sama musim ini, saling bergandengan tangan. Aku tak tahu bagaimana aku bisa melakukan ini tanpa dirimu.

Aku mencintaimu Adik Kecilku. Sampai jumpa lagi.”

Gia mengakui bahwa awalnya sempat tidak bisa menulis karena menangis terus mengingat Mega. Dia memaksakan diri untuk menulis surat terbukanya.


Gia dan Mega (Foto: Red Sparks)


Hal yang menarik adalah mereka berbeda keluarga, berbeda bangsa, berbeda negara, berbeda warna kulit, berbeda ras, berbeda keyakinan, berbeda budaya, dan berbeda agama, tetapi Tuhan mempertemukan mereka dan membuat mereka menjadi saudara. Itulah tandanya bahwa seluruh manusia itu sesungguhnya berasal dari Zat Yang Sama, Diri Yang Sama. Seluruhnya diciptakan oleh Zat Yang Penuh Cinta. Sesungguhnya, kita semua sama bersumber dari hal yang sama, Sang Mahabijak. Perbedaan-perbedaan yang ada itu tetap diawasi dan berada dalam kendali Sang Mahacinta. Perbedaan-perbedaan itu sesungguhnya tidak harus menjadi sumber perpecahan dan kerusakan, tetapi sumber kebaikan. Hal itu sebagaimana yang diucapkan-Nya sendiri bahwa Dia menciptakan perbedaan di antara manusia itu agar manusia saling mengenal dan dapat hidup lebih baik menghadapi hidup dan kehidupan.

Terinspirasi dari ucapan Abdurahman Wahid atau Gus Dur, “Jika kamu membenci orang lain karena agamanya, sesungguhnya tuhanmu bukanlah Allah swt, melainkan agama.”

Cinta dan persaudaraan bisa menembus berbagai hal dan menjadi pengikat untuk hidup lebih baik.

Foto Gia dan Mega saya dapatkan dari IDN Times

Sampurasun.

Sunday 31 March 2024

Anies Baswedan Harus Kuat

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Anies Baswedan, Calon Presiden No. Urut 01 yang tidak akan menjadi presiden pada 2024 itu, sudah menjadi beban bagi pendukung-pendukungnya. Gugatannya di Mahkamah Konstitusi sangat lemah dan tidak akan mampu mengalahkan pasangan Prabowo-Gibran. Hal itu mudah ditebak semudah menebak kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024. Ketika Prabowo dipasangkan dengan Gibran, bagi saya Pilpres 2024 sudah selesai karena jelas mereka pemenangnya. Sekarang pun sama, gugatan atas kemenangan Prabowo-Gibran akan kandas di MK karena tanda-tandanya tampak sangat jelas.

Partai pendukung Anies pergi meninggalkannya dengan sangat cepat. Dalam hitungan hari setelah hasil hitung cepat, Ketua Partai Nasdem Surya Paloh segera menemui Jokowi dan Prabowo. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga sudah mengatakan “bosan kalah terus”, lalu menerima kemenangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 ini. Partai Kebangsaan Indonesia (PKB) pun sama bertemu dengan Jokowi, lalu saling mengirim salam mengatasnamakan Ketua PKB Muhaimin Iskandar. Nasdem, PKS, dan PKB sudah memilih untuk menyelamatkan eksistensi partainya dengan merapat ke kekuasaan Prabowo-Gibran dibandingkan memperjuangkan Anies Baswedan yang sudah kalah itu.


Anies Baswedan


Hal yang masih dalam proses adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kelihatannya marah besar, kecewa, dan memusuhi Jokowi. Akan tetapi, telah terjadi pertemuan antara Prabowo dengan PDIP. Itu sudah menandakan adanya hubungan baik yang akan berlanjut dalam menyelenggarakan Negara Indonesia.

Anies Baswedan akan sendirian, apalagi telah menyatakan diri untuk berada dalam jalan oposisi. Dia mengambil jalan melawan pemerintah. Kita lihat sejauh apa keseriusan dia untuk melawan pemerintah. Itu sangat bagus untuk mengimbangi pemerintah yang terlalu kuat. Semua partai tampaknya akan merapat ke Prabowo-Gibran, tak ada lagi partai yang tersisa. Kalaupun ada, itu pasti Prabowo atau Gibran yang menolak mereka untuk berada bersamanya. Akan tetapi, sebagaimana yang disampaikan Prabowo yang akan mengajak seluruh kekuatan bangsa untuk bergabung dan bekerja bersama untuk kemajuan rakyat, pihak oposisi akan sangat lemah, bahkan mungkin akan musnah. Untuk itulah, keseriusan Anies sangat diperlukan agar ada keseimbangan dalam menjalankan pemerintahan.

Anies tidak cukup kuat untuk melawan pemerintah karena tidak punya partai, Ormas, ataupun kekuatan lain untuk mengimbangi pemerintah. Anies harus kuat ditinggalkan pendukungnya. Anies harus banyak introspeksi diri. Dia harus mengubah keyakinan dan langkahnya. Dia harus meninggalkan orang-orang yang sering mempermainkan agama untuk kepentingan politik, orang-orang yang berbicara tanpa data dan fakta, para provokator yang sering menyesatkan pikiran rakyat, orang-orang yang mengaku ahli agama, tetapi sebenarnya hanya pandai bicara tanpa bukti nyata manfaatnya di masyarakat, orang-orang yang mengaku cerdas, tetapi tidak mencerdaskan. Pendek kata, Anies harus kuat kukuh berada dalam data, fakta, jiwa Islami, lalu memberikan perlawanan atau kritik yang sesuai dengan konstitusi untuk memberikan banyak alternatif bagi perbaikan bangsa. Tidak perlu menggunakan emosi yang menyesatkan untuk bertindak benar, tetapi harus menggunakan daya analisis yang kuat untuk memberikan pilihan kebenaran. Pemerintah dan oposisi memiliki kemuliaan yang sama jika niatnya untuk memperbaiki keadaan. Akan tetapi, akan menjadi sesuatu yang rendah jika niatnya untuk menjatuhkan orang lain dan membuat dirinya tampak lebih mulia. Itu tidak pernah berhasil dan selalu kalah secara memalukan.

Jika semua partai bergabung dengan Prabowo-Gibran, harapan terbesar untuk menjadi oposisi atau penyeimbang pemerintah adalah para akademisi, para dosen, para mahasiswa, para pemikir bebas yang berbicara dan bertindak berdasarkan ilmu pengetahuan bukan kekuasaan. Para dosen dan para peneliti sudah wajib untuk menyeimbangkan keadaan agar negara tidak terjerumus dalam kesalahan akibat tak adanya orang-orang cerdas dan jujur untuk tetap dalam jalan yang benar. Anies harus bersama orang-orang ini dan membentuk kekuatan baru dalam berbangsa dan bernegara jika memang niatnya untuk mengabdi kepada Allah swt dengan cara berbuat baik untuk bangsa dan negaranya.

Foto Anies saya dapatkan dari Industry co id.

Sampurasun.

Wednesday 6 March 2024

Jokowi Ingatkan Prabowo Pembunuhan Jenderal Iran oleh AS

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Cukup mengagetkan ketika Jokowi mengingatkan Prabowo di hadapan para perwira militer Indonesia tentang pembunuhan Jenderal Iran Qaseem Soelaimani oleh AS. Tidak biasanya Jokowi sevulgar itu.

            Foto Jokowi menganugerahi Jenderal Bintang Empat kepada Prabowo saya dapatkan dari VOA Indonesia.


Presiden Jokowi Anugerahi Jenderal Prabowo Bintang Empat (Foto: VOA Indonesia)

            Ada beberapa hal yang bisa dianalisa dari pidato Jokowi itu. Pertama, Indonesia harus mengantisipasi kemajuan teknologi militer yang bergerak sangat cepat. Hal itu bisa dilihat bahwa Jenderal Iran itu dibunuh di Irak dengan menggunakan drone yang dikendalikan dari Qatar oleh Amerika Serikat. Pembunuhan bisa dilakukan dengan teknologi dalam jarak yang jauh, tidak perlu dari dekat.

            Kedua, Indonesia harus berhati-hati karena mereka yang tidak menyukai Indonesia bisa membunuh petinggi Indonesia dan rakyat Indonesia dari tempat yang jauh dari Indonesia. Artinya, Indonesia harus punya teknologi yang mampu mencegah pembunuhan-pembunuhan itu untuk melindungi bangsa dan negara.

            Ketiga, Jokowi mengingatkan bahwa Prabowo memiliki masalah yang serius dengan Amerika Serikat. Pada masa awal reformasi Prabowo dituduh berkhianat kepada keluarga Soeharto karena dekat dengan para pejuang reformasi sekaligus dituduh sebagai penculik pelanggar HAM oleh Amerika Serikat. Hal itu membuat Prabowo harus pergi ke Yordania untuk beberapa tahun. Amerika Serikat yang mengusulkan Prabowo untuk diberhentikan dari karir militer di Indonesia. Untuk semakin menjatuhkan Prabowo, Amerika Serikat melarang Prabowo masuk ke Amerika Serikat selama dua puluh tahun. Wajib diketahui pula bahwa Amerika Serikat adalah negara yang menunda-nunda ucapan selamat kepada Prabowo yang telah memiliki suara banyak sebagai pemenang hitung cepat dalam Pilpres 2024. Padahal, negara-negara besar lain sudah menyampaikan selamat dengan segera meskipun baru hasil hitung cepat.

            Keempat, Jokowi mengingatkan bahwa Amerika Serikat adalah negara yang suka ikut campur urusan negara orang lain hingga negara yang dicampurinya hancur. Indonesia pun sudah berulang kali dicampuri Amerika Serikat ketika penggulingan Presiden RI Soekarno dan kejatuhan Presiden Soeharto. Pada masa Pilpres 2024 ini pun Amerika Serikat baunya sangat menyengat ikut campur karena mereka ingin menguasai Indonesia dengan mendukung pemimpin yang mudah mereka atur sebagai boneka.

            Kelima, Prabowo harus menyiapkan diri dan seluruh rakyat terhadap kemungkinan berhadapan langsung dengan Amerika Serikat. Hal itu disebabkan Jokowi memastikan Prabowo harus melanjutkan program hilirisasi agar seluruh kekayaan alam Indonesia dinikmati sebagian besar oleh rakyat Indonesia, bukan oleh bangsa lain. Kebijakan hilirisasi ini sudah membuat bangkrut banyak perusahaan barat karena mereka tidak bisa lagi seenaknya membeli dengan sangat murah bahan mentah dari Indonesia. Hal ini bisa membuat Amerika Serikat dan negara barat lainnya untuk membuat kekacauan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran dengan menggunakan para pengkhianat yang bisa dibayar untuk melemahkan pemerintah dan menipu rakyat yang gemar berbohong dan mendengar kebohongan. Rakyat yang cerdas tidak akan mudah tertipu. Dia pasti akan membela dirinya, keluarganya, dan orang-orang terdekatnya dari segala kerusakan.

            Sampurasun.

Tuesday 5 March 2024

Masih Bingung dengan Hasil Quick Count

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Pada beberapa tulisan yang lalu saya sudah menjelaskan bahwa yang namanya survey, quick count atau hitung cepat, exit poll, dan lain sebagainya adalah ilmu yang diajarkan minimal pengantarnya ada di mata kuliah Metode Penelitian yang diajarkan di setiap perguruan tinggi. Akan tetapi, ilmu ini jarang digunakan masyarakat secara umum dalam kegiatan sehari-hari. Akibatnya, masyarakat melihatnya sebagai ilmu baru atau malah merupakan kegiatan yang diada-adakan hanya untuk kepentingan politik tertentu. Sebetulnya, tidak seperti itu. Ilmu ini di kalangan tertentu kerap digunakan untuk menjadi dasar mengambil kebijakan suatu perusahaan, negara, atau tindakan tertentu agar tepat sasaran. Para pengusaha makanan biasanya berupaya mencari data atau pengetahuan tentang makanan apa yang disukai rakyat sehingga mereka mendapatkan pemahaman untuk memproduksi makanan apa yang layak dijual dan mendapatkan untung besar.

            Dalam dunia politik, sejarah survey ini bermula dari adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu yang pada masa lalu diselenggarakan oleh pemerintah yang berkuasa di banyak negara. Para dosen dan akademisi berkumpul, berpikir untuk melakukan perlawanan terhadap kecurangan ini. Digunakanlah metode-metode penelitian yang lebih cepat untuk mengontrol hasil pemilihan politik. Jika hasil pemilihan yang dilakukan pemerintah berbeda jauh dengan hasil survey atau quick count, para peneliti mengambil kesimpulan telah terjadi kecurangan dalam penyelenggaraan pemilihan politik. Apabila hasilnya tidak terlalu jauh yang biasanya antara 1 s.d. 5 persen, hasilnya masih bisa ditolerir dan masih berada dalam koridor ilmu pengetahuan. Jika terlalu jauh, itu sudah melewati batas pengetahuan yang dalam arti terjadi kejahatan dalam pemilihan politik.

            Hal ini dapat terlihat jelas dalam pemilihan presiden Filipina Ferdinand Marcos yang selalu menang dalam Pemilu, padahal rakyat sudah tidak menyukainya. Oleh sebab itu, para ahli melakukan metode survey untuk mengontrol pemerintah Filipina. Hasilnya, mengejutkan. Di dalam survey, Marcos tidak disukai dan kalah dalam pemilihan, tetapi pemerintah Filipina menyatakan bahwa Marcos menang. Rakyat yang sudah muak dan memang mayoritas tidak memilih Marcos, tidak mempercayai pemerintah, tetapi lebih mempercayai hasil survey. Terjadilah aksi massa yang menurunkan dan meruntuhkan pemerintahan Marcos. Filipina pun mengalami kegoncangan politik karena rakyat tak percaya lagi pemerintahnya.

            Demikianlah sedikit sejarah survey, quick count, exit poll, atau yang lainnya. Jadi, metode perhitungan seperti itu digunakan untuk mengontrol hasil Pemilu agar sesuai dengan kehendak rakyat. Jadi, salah total jika ada yang mengatakan bahwa survey atau quick count itu dirancang untuk melakukan kecurangan karena sejarahnya tidak seperti itu, juga karena metode, narasumber, sumber data, sampel, kriteria, dan sebagainya yang dilakukan untuk melakukan survey harus juga dilampirkan dan dilaporkan kepada masyarakat. Di samping itu, satu lembaga survey dapat ditantang lagi oleh lembaga survey yang lainnya jika terjadi perbedaan yang terlalu jauh. Hal ini akan menjadi pertarungan ilmu pengetahuan dan menjatuhkan kebohongan.

            Memang ada mereka yang mengaku sebagai lembaga survey, tetapi hasilnya sangat lucu karena tidak jelas metodenya, siapa yang melakukannya, apa sumber datanya, di mana lokasinya, jumlah data, dan apa saja pertanyaan yang digunakan untuk bahan angket sehingga menjadi data sah untuk dijadikan acuan. Lembaga-lembaga seperti ini hanya muncul satu atau dua kali untuk seterusnya mati dan tidak dikenal lagi karena dia menjatuhkan nama baiknya sendiri dengan cara berdusta.

            Sampurasun.

Sunday 18 February 2024

Prabowo-Gibran Mesti Dikeroyok Rame-Rame

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ingatkan Prabowo dan Gibran sejak sekarang bahwa mereka akan dikeroyok dan dihajar rakyat rame-rame jika tak menjalankan program hilirisasi serta makan siang  dan susu gratis seperti yang diucapkannya.  Ingatkan bahwa mereka akan lebih menderita dibandingkan Soeharto dulu ketika dijatuhkan secara memalukan. Saya adalah salah seorang yang juga ikut rame-rame menjatuhkan Soeharto dulu.

            Rakyat Indonesia dari dulu selalu kebingungan, kenapa Indonesia yang dianugerahi kekayaan alam berlimpah ruah, tetapi hidupnya selalu miskin?

            Sekarang kita tahu bahwa rakyat miskin karena selalu menjual barang mentah ke luar negeri dan membelinya kembali setelah menjadi barang jadi. Hal ini mulai saya pahami ketika diundang oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ke rumah dinasnya dulu untuk berdiskusi masalah budaya. Dia menjelaskan bahwa biji kopi Garut dijual ke Jepang seharga Rp10 ribu sekilo, lalu kita membelinya kembali setelah kopi itu menjadi barang siap seduh dengan harga puluhan ribu rupiah sekilo, bahkan di tempat tertentu hanya satu gelas kecil. Artinya, kita untung sangat kecil, negara lain untung sangat besar. Mereka yang kaya, kita tetap jadi kuli miskin.

            Dengan adanya program hilirisasi, kita akan menikmati barang mentah hingga barang jadi di dalam negeri sendiri, dinikmati lebih banyak oleh rakyat kita, dengan keuntungan yang sangat besar oleh rakyat kita. Kapas yang tumbuh di tanah kita harus dibuat benang hingga kain oleh rakyat kita dan dijahit oleh bangsa kita sendiri sehingga keuntungan terbesar dinikmati oleh kita sendiri. Bangsa lain boleh ikut menikmati, tetapi dengan aturan yang kita tentukan dan tidak boleh merugikan diri kita sendiri. Itu namanya hilirisasi.

            Soal hilirisasi sudah dicontohkan oleh Jokowi, baik itu untuk emas maupun nikel. Barang tambang mentah berasal dari Bumi Indonesia dan minimal barang setengah jadi harus dibuat di Indonesia yang suatu saat harus menjadi barang jadi pula di Indonesia. Kalau toh kita belum punya uang banyak untuk membangun industrinya dan belum memiliki manusia-manusia cerdas untuk mengolahnya, kita harus mewajibkan negara lain yang ingin barang mentah Indonesia harus membuat pabrik di Indonesia sehingga mereka harus bawa uang ke Indonesia dan rakyat kita bisa belajar dari mereka agar suatu saat mampu memproduksi sendiri. Prabowo-Gibran tinggal meneruskannya dan meluaskannya ke barang-barang mentah lainnya. Itu namanya hilirisasi.

            Soal makan siang dan minum susu gratis pun harus kita kawal agar berjalan dengan baik dan lancar meskipun itu tidak bisa diburu-buru. Hal itu disebabkan program itu adalah program baru yang harus dirancang dan disiapkan dananya terlebih dahulu. Setelah Prabowo dan Gibran dilantik, mereka harus mulai merancang dan menyiapkan anggaran bersama DPR RI sehingga pada tahun berikutnya program makan siang dan minum susu gratis secara bertahap bisa berjalan dengan baik dinikmati masyarakat. Suatu saat program ini bisa menyeluruh sebagaimana yang diharapkan.

            Rakyat harus mengingatkan soal hilirisasi serta makan dan susu gratis ini. Jika mereka menghentikan hilirisasi dengan menguntungkan bangsa asing dan merugikan bangsa sendiri, jika mereka berbohong soal makan siang dan minum susu gratis, kita keroyok mereka rame-rame hingga jatuh memalukan. Rakyat sudah menitipkan harapan kepada mereka, wajar rakyat marah jika harapannya tidak sesuai dengan kenyataan.

            Sampurasun

Wednesday 7 February 2024

Para Guru Besar Sebaiknya Mengkritik Pemerintah Setiap Hari

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Baru-baru ini kita dikagetkan dengan aksi para guru besar yang bergerombol melakukan serangan pada pemerintahan Jokowi. Itu hal yang mengejutkan karena seharusnya mereka melakukan kritik itu setiap hari pada pemerintah, bukan ketika dua belas hari sebelum pencoblosan Pilpres 2024 dan setelah Mahfud MD mundur dari jabatan Menkopolhukam. Ini lebih tampak seperti bukan kegiatan akademis, melainkan aktivitas politik.

            Semestinya, mereka menjaga martabat tradisi ilmiah kampus, seperti, menggunakan data, fakta, teori, analisa, dan simpulan yang kemudian diperdebatkan di kalangan kampus sendiri sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang pada masa depan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Para guru besar itu tampak menyuarakan hal-hal yang sebetulnya selalu diperbincangkan dan diperdebatkan oleh para netizen setiap hari. Netizen terbiasa saling sahut, saling ledek, saling adu argumen tentang berbagai hal semisal politik identitas, kualitas demokrasi, kecurangan Pemilu, dan perilaku para politisi. Seharusnya, para guru besar tidak ikut-ikutan seperti netizen kebanyakan.

            Inilah yang membuat saya sedih karena sering sekali saya mengutip, menyandarkan pendapat untuk diajarkan kepada murid-murid saya dari para guru besar itu. Sayangnya, para guru besar itu kini condong pada kekuatan politik tertentu yang berupaya menyerang pemerintah dan menjatuhkan pemerintah. Itu dilakukan hanya beberapa hari sebelum Pilpres 2024. Saya akan sangat senang dan menghargai jika mereka melakukan kritikan itu jauh-jauh hari sebelum pemilihan karena akan mengundang perdebatan positif, adu argumen ilmiah yang mencerdaskan, dan tidak condong atau menjatuhkan dan membela kekuatan politik tertentu. Para guru besar itu harus tetap menjaga tradisi ilmiah yang mencerdaskan dan melahirkan ilmu pengetahuan. Kesetiaannya harus pada ilmu pengetahuan dan bukan pada kekuatan politik tertentu. Mereka harus berada di atas para politisi dan tidak terjatuh dalam politik praktis jika ingin mengatasnamakan kampus. Kalau atas nama pribadi, ya boleh-boleh saja karena itu menjadi tanggung jawab pribadi dan bukan suara dari kampus. Banyak profesor, doktor, dan akademisi yang menjadi politisi, tetapi tidak mewakili kampusnya, hanya mewakili dirinya sendiri.

            Akibat yang mereka lakukan adalah mereka pun mendapatkan serangan dari netizen yang propemerintah, projokowi, die hard-nya Jokowi. Sedih sekali melihatnya. Para netizen yang entah sejauh apa pendidikannya, profesinya, dari kuli bangunan, tukang asongan, hingga ke para elit partai, pengusaha, dan orang penting lainnya balik menyerang para guru besar itu. Bahkan, organisasi yang sangat terhormat, yaitu Forum Rektor yang diisi oleh para rektor yang jabatan dan posisinya lebih tinggi dibandingkan para guru besar itu menegaskan bahwa apa yang disampaikan para guru besar itu tidak mewakili lembaga kampus yang dipimpinnya. Para rektor mengingatkan bahwa kampus tidak boleh menjadi tempat untuk memecah belah bangsa. Lebih jauh dari itu, ada rektor-rektor yang secara tegas memuji pemerintahan Jokowi dan pro terhadap Jokowi untuk melawan suara dari para guru besar itu.

            Ada baik dan buruknya para akademisi ini berdebat di internet. Baiknya adalah bisa mencerdaskan rakyat. Buruknya, para netizen ini sering liar pendapatnya dalam menanggapi perdebatan dan bisa mengakibatkan misleading, menyesatkan banyak orang sehingga bukannya mencerdaskan, melainkan membodohkan.

            Salam hormat kepada para rektor dan para guru besar.  Tetaplah menjadi guru besar yang terhormat dan menjaga tradisi ilmiah kampus agar pengetahuan berkembang dan memberikan arah positif pada kehidupan manusia.

            Sampurasun.

Tuesday 23 January 2024

Penyebab Kekalahan Prabowo-Gibran

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Dalam tulisan yang lalu saya menjelaskan bahwa Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang punya nomor urut 02 akan menjadi pemenang dalam pemilihan presiden 2024. Hal itu berdasarkan pada perhitungan survey yang selalu benar dilakukan oleh lembaga-lembaga berpengalaman dan terpercaya. Lembaga-lembaga itu seluruhnya mengatakan bahwa Prabowo-Gibran adalah pemenangnya. Kemenangan itu akan berlanjut menjadi sangat nyata hingga mereka dilantik menjadi presiden dan wakil presiden hasil pemilihan 2024. Mereka berdua akan menang jika kondisi tetap stabil hingga hari pemilihan. Akan tetapi, mereka akan kalah jika ada peristiwa besar yang meruntuhkan seluruh tanda-tanda kemenangan mereka seperti yang terjadi pada kasus Ahok yang dalam survey menang, tetapi kenyataannya kalah. Itu disebabkan ada peristiwa besar berupa kasus “penodaan atau penistaan agama” yang dianggap dilakukan Ahok. Kalau ada yang membaca tulisan saya yang lalu, seharusnya sudah mengerti hal ini.

            Hal-hal yang bisa menyebabkan Prabowo dan Gibran kalah adalah jika mereka berdua melakukan “pelanggaran hukum dan melakukan perbuatan tercela” yang dianggap hina oleh rakyat. Kalau soal etika yang diributkan, itu mah soal kecil dan hanya dianggap hina oleh lawan dan pendukungnya, bukan hina dalam pikiran masyarakat umum secara luas. Gibran dianggap tidak beretika terhadap Mahfud MD, tetapi Anies pun dianggap tidak beretika terhadap Prabowo yang usianya lebih tua dan tidak tahu balas budi karena dimodali jadi gubernur DKI oleh Prabowo. Bukan seperti itu perbuatan tercela yang dianggap hina. Ganjar pun dianggap tidak beretika karena menyerang Jokowi, padahal Jokowi yang telah membesarkannya dengan julukan “Si Rambut Putih”. Begitu yang diperbincangkan netizen. Perbuatan tercela yang dianggap hina meskipun kecil berdampak besar, misalnya, melakukan pelecehan seksual dengan menjawil pantat perempuan atau laki-laki, itu akan drastis menurunkan derajatnya.

            Hal lain yang bisa membuat Prabowo-Gibran kalah adalah ketidakseriusan pendukungnya dalam memilihnya. Dalam survey dikemukakan bahwa mayoritas pendukung Prabowo dan Gibran adalah anak-anak muda. Jumlah anak muda, termasuk pemilih pemula adalah sangat besar dan menentukan. Masalahnya, masih menurut survey, partisipasi anak-anak muda dalam proses pemilihan sangatlah kecil. Dalam Pemilu-Pemilu sebelumnya anak-anak muda tidak serius dalam pemilihan. Mereka banyak yang tidak menggunakan hak suaranya dalam memilih. Alasannya sepele, seperti, ketiduran, bangun kesiangan, malas, main dengan teman, malam sebelumnya begadang hingga tengah malam, atau cuaca tidak mendukung semisal hujan saat hari pemilihan. Bukan hanya para tukang survey yang mengatakan demikian. Saya pun sudah sejak lama mendengar obrolan para orang tua yang menjelaskan bahwa anak-anaknya sering tidak ikut dalam berbagai proses pemilihan politik.

            Hal-hal seperti itulah yang akan mengakibatkan Prabowo dan Gibran kalah dalam pemilihan presiden 2024. Oleh sebab itu, mereka berdua harus tetap menjaga dirinya, jangan sampai melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma yang berlaku. Di samping itu, tim sukses mereka harus bekerja keras agar anak-anak muda dan para pemilih pemula dapat benar-benar mengikuti proses pemilihan dengan baik.

            Kita harus ingat bahwa 14 Februari 2024 itu cuaca sedang hujan tinggi-tingginya yang bisa menyebabkan orang malas mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Di samping itu, ada musim pertandingan sepak bola yang sangat menarik bagi penggemar bola yang bisa membuat orang-orang bergadang hingga subuh hari. Besoknya, tidur sampai pukul 13.00 siang, pemilihan sudah ditutup, hilanglah kesempatan memilihnya.

            Bagi saingan Prabowo-Gibran, berharaplah bahwa penyebab-penyebab kekalahan itu terjadi. Kalau tidak terjadi, seperti yang saya bilang, Prabowo menjadi presiden dan Gibran menjadi wakilnya untuk mengganti pasangan Jokowi-Maruf Amin.


Prabowo Joget Ditemani Gibran (Foto: RMOL)

            Bagi Prabowo-Gibran, jaga diri selamanya, tetap baik dan jaga anak-anak muda pendukungnya untuk ikut dalam pemilihan. Jangan cuma heboh dalam masa kampanye, tetapi loyo pada hari pemilihan agar kemenangan dalam survey menjadi kenyataan.

            Foto Prabowo berjoget ditemani Gibran saya dapatkan dari RMOL

            Sampurasun

Sunday 21 January 2024

Kebingungan tentang Survey

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Banyak masyarakat yang kebingungan dan keheranan dengan survey, terutama menghadapi peristiwa-peristiwa politik yang melibatkan pemilihan pemimpin politik, baik itu anggota legislatif, kepala daerah, maupun presiden. Ilmu yang digunakan untuk melakukan survey sebetulnya adalah ilmu lama yang selalu diajarkan di perguruan tinggi dari zaman ke zaman, terutama untuk tingkat S1, S2, dan S3. Biasanya, ilmu ini diajarkan dalam mata kuliah Metode Penelitian. Masalahnya, ilmu ini tidak digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sehingga seolah-olah ilmu baru, hal baru, atau sesuatu yang memusingkan. Saya melihat masyarakat yang kebingungan ini disebabkan tidak memahami ilmunya, tidak percaya hasilnya karena tidak sesuai dengan keinginannya, dan penolakan terhadap ilmu pengetahuan.

            Kalaulah boleh diibaratkan, survey ini merupakan dugaan keras terhadap sesuatu yang akan terjadi setelah melihat tanda-tanda bahwa peristiwa itu bakalan terjadi. Sebetulnya, sering kita membuat dugaan-dugaan yang sangat sering terjadi dalam kenyataan. Misalnya, jika langit mendung berat, petir menyambar-nyambar, dan angin meniup kencang daun-daun pepohonan, itu tandanya hujan segera tiba, hujan besar akan turun. Semudah itu memahaminya.

            Pertanyaannya, pastikah hujan akan turun?

            Biasanya, memang seperti itu. Akan tetapi, hujan bisa tidak turun jika tiba-tiba ada angin besar yang meniup awan mendung berat sehingga membuat awan bergeser dan membuat suasana hari menjadi cerah. Jadi, tanda-tanda bakal turun hujan itu tidak membuat turun hujan karena ada peristiwa khusus yang membuat tanda-tanda itu berubah.

            Mudah-mudahan paham penjelasan ini.

            Seperti itulah survey dilakukan. Para tukang survey mencari tanda-tanda bagaimana keadaan politik dan pendapat masyarakat, baik melalui metode kuantitatif maupun kualitatif yang menghasilkan angka-angka. Rakyat yang ditanya disebut sampel, sampel yang diambil secara acak biasanya lebih bagus hasilnya. Jika penelitiannya dilakukan dengan jujur dan dengan cara yang tepat, biasanya hasilnya selalu menjadi kenyataan, kecuali ada peristiwa khusus yang mengubahnya.

            Orang yang tidak biasa menggunakan metode ini, pasti kebingungan. Padahal, metode ini sering digunakan para pengusaha, misalnya, makanan apa yang disukai rakyat, bentuk rumah yang laku dijual, pakaian yang sedang tren, atau kendaraan terbaru.

            Memang tidak semua paham melakukan ini, para akademisi pun masih sering kebingungan, kecuali mereka yang sangat bergairah dalam metode penelitian, terutama kuantitatif yang melibatkan banyak angka. Hal ini bisa dilihat dari sangat banyaknya akademisi yang berbicara dan bertindak tanpa data dan fakta yang tepat sehingga menimbulkan kekacauan berpikir yang sering salah. Misalnya, dulu mengatakan bahwa Prabowo akan menang karena melihat jumlah demonstran 212 di Monas melalui drone. Kenyataannya, Prabowo kalah oleh Jokowi karena tidak begitu caranya membuat simpulan.

            Supaya tidak pusing, saya kasih contoh. Survey ini sejak 1999, menjadi menarik untuk memprediksi pemenang dalam pemilihan presiden dan kepala daerah. Hasilnya, selalu benar meskipun ditolak oleh orang-orang yang kalah pemilihan. Akan tetapi, ada kejadian menarik bahwa hasil survey ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta pada waktu yang lalu. Dalam survey, Ahok pemenangnya, suaranya paling tinggi, tetapi dalam kenyataannya Anies yang menang.

            Mengapa bisa begitu?

            Hal itu disebabkan ada angin besar yang menyebabkan awan mendung berat bergeser sehingga mengubah prediksi seperti yang saya jelaskan tadi. Angin besar itu berupa perilaku Ahok yang “keseleo lidah” sehingga dinyatakan bersalah oleh hakim dalam kasus penodaan atau penghinaan terhadap agama. Dengan demikian, tanda-tanda kemenangan Ahok itu hanya tanda-tanda yang telah terhapus angin besar. Para pendukung Ahok tidak lagi memilih Ahok karena angin besar itu.

            Mudah-mudah paham penjelasan ini.

            Sekarang, seluruh lembaga survey, tanpa kecuali, menyimpulkan Prabowo-Gibran unggul jauh melebihi Gama dan Amin.  Prabowo-Gibran adalah pemenang Pilpres 2024.

Hal yang masih diperbincangkan adalah Pragib ini apakah akan menang dalam satu putaran atau dua putaran karena belum mencapai angka 50% + 1?

Suvey mayoritas tertinggi adalah sekitar 47% meskipun ada yang mengatakan sudah 58%.

Kemenangan ini akan berlanjut hingga hari pemilihan, 14 Februari 2024, hingga Prabowo-Gibran menjadi presiden dan wakil presiden RI. Hal ini akan benar-benar terjadi jika tidak ada angin kencang yang menggeser awan mendung berat tadi.

Kalau masih pusing dan belum paham, memang harus kuliah. Di Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fisip, Universitas Al Ghifari, saya memprogramkan hal ini dalam tiga semester dengan mata kuliah Filsafat Ilmu, Metode Penelitian Sosial, serta Metode Penelitian Hubungan Internasional. Itu pun baru penjelasan secara teori dengan sedikit praktik. Perlu orang yang punya gairah meneliti dan praktik dalam waktu terbang yang cukup tinggi untuk lebih memahami dan melakukannya.

So, seperti itulah.

Kenapa orang sering salah dan kalah?

Karena menentang ilmu pengetahuan.

Mudah-mudahan penjelasan saya ini sedikit mencerahkan. Kalau tidak, ya wayahna.

Sampurasun.

Tuesday 16 January 2024

Soal Pemecatan Jokowi, Jangan Salahkan Mahfud M.D.

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ada sekelompok orang yang menamakan diri “Petisi 100” yang ingin memecat Jokowi atau memakzulkan Jokowi dari kursi kepresidenan. Orang-orangnya itu-itu saja, mereka yang sudah pada tua, sering salah, dan sering kalah. Nggak bosen-bosennya mereka kalah karena salah bertindak akibat salah mikir.

            Mereka mendatangi Mahfud M.D. yang masih menjabat sebagai Menkopolhukam dan Calon Wakil Presiden mendampingi Calon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo. Petisi 100 mengutarakan maksudnya kepada Mahfud, entah apa maksudnya. Langkah ini juga sudah salah mikir.

            Mahfud memberikan penjelasan kepada mereka bahwa untuk memecat presiden itu bukan ranah dirinya, melainkan bidangnya DPR/MPR. Mahfud menyatakan bahwa jika DPR/MPR setuju dan Mahkamah Konstitusi (MK) juga mengamininya, Presiden Jokowi bisa dipecat.

            Pendukung Paslon No. 02 Prabowo-Gibran banyak yang marah kepada Mahfud karena mengajari cara memecat presiden. Mereka menganggap bahwa Mahfud memberikan arah untuk memecat Presiden Jokowi.

            Sebetulnya, pendukung Prabowo-Gibran tidak perlu marah-marah. Memang ada mekanismenya, ada caranya untuk memecat presiden, dan itu sah serta halal dilindungi oleh undang-undang. Caranya, ya itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Mahfud. Semua mahasiswa dan dosen ilmu politik seharusnya tahu ini, ada cara yang diperbolehkan oleh undang-undang untuk memecat presiden.

            Mengapa mesti marah?

            Kalau memang bisa, ya lakukan saja. Itu diperbolehkan. Akan tetapi, hal itu sangat sulit dilakukan karena harus ada persetujuan DPR/MPR yang minimal harus disetujui oleh 2/3 anggota-anggotanya. Mahfud menjelaskan bahwa dirinya tidak memiliki wewenang memecat presiden. Itu benar. Mahfud kan hanya pembantu Jokowi.

            Masa pembantu mau memecat majikannya?

            Tidak bisa dong. Salah-salah, Jokowi bisa sambil tiduran di kasur tinggal telepon Mahfud untuk berhenti jadi menteri, lalu diganti orang lain. Petisi 100 memang orang-orang lucu yang sering salah dan kalah.

            Di DPR/MPR itu ada banyak partai pendukung Prabowo-Gibran yang sudah pasti tidak akan setuju untuk memecat Jokowi. Langkah mendapatkan persetujuan DPR saja sudah tidak bisa dilakukan, apalagi sampai memecat Jokowi.

            Pendukung Prabowo-Gibran tidak perlu khawatir dan tidak usah marah kepada Mahfud karena memang begitu caranya memecat presiden. Sayangnya, sangat sulit dilakukan, belum lagi harus ada bukti pelanggaran yang dilakukan Jokowi terhadap undang-undang. Kalau cuma celotehan di Medsos yang biasanya berantakan itu, tidak berarti apa-apa.

            Tidak perlu marah, Woy! Jogetin aja. Gemoyin aja.

            Sampurasun.

Saturday 13 January 2024

RS Indonesia Tempat Ternyaman Buat Israel

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza adalah rumah sakit terbesar dan terlengkap di wilayah itu untuk melayani kesehatan warga Gaza, Palestina. Bertahun-tahun telah beroperasi dengan baik dan memberikan banyak pertolongan. Sayangnya, ketika pecah perang antara Hamas dengan Israel, Rumah Sakit Indonesia dituduh sebagai sarang Hamas yang dianggapnya sebagai teroris. Berdasarkan tuduhan itu, tentara Israel menyerang dan mengusir semua dokter, pasien, serta merusakkan peralatan medis di sana. Akibatnya, kini Rumah Sakit Indonesia dikuasai oleh tentara Israel.

            Belakangan diketahui ternyata tuduhan Israel bahwa RS Indonesia menjadi sarang Hamas adalah akal-akalan Israel saja. Mereka tahu bahwa RS Indonesia adalah tempat ternyaman bagi tentara Israel. Kini RS Indonesia menjadi markas tentara Israel untuk menyerang perempuan dan anak-anak Palestina agar mati atau terusir dari Gaza. Mereka tahu bahwa Hamas tidak akan pernah menyerang bangunan Rumah Sakit Indonesia karena Palestina sangat menghormati Indonesia.

            Rasa hormat dan rasa sayang Palestina kepada Indonesia melebihi rasa hormat terhadap negara-negara Arab lainnya. Hal ini pernah membuat Ratu Yordania cemburu. Sang Ratu mempertanyakan mengapa warga Palestina sangat menyanjung Indonesia, padahal banyak sekali negara Arab dan non-Arab yang juga membantu Palestina. Pertanyaan itu dijawab oleh netizen Palestina bahwa Ratu Yordania tidak perlu mengomentari orang Indonesia yang telah merasa bersaudara dengan rakyat Palestina. Orang Indonesia lebih terihat tulus dan serius dalam membela Palestina meskipun jaraknya jauh. Bagi saya, mudah saja menjawabnya, rakyat Indonesia dan pemerintah Indonesia itu satu suara dalam membela Palestina karena dikuatkan oleh amanat yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan dari muka Bumi. Kalaupun ada beberapa gelintir pihak yang membela Israel di Indonesia, itu hanya semacam gatal-gatal di tubuh yang cukup diselesaikan dengan cara diusap atau digaruk.

            Israel paham bahwa Hamas tidak akan menyerang RS Indonesia karena rasa hormatnya yang sangat tinggi itu. Oleh sebab itu, tentara Israel menjadikan RS Indonesia sebagai markas paling aman di Gaza, Palestina. Dengan demikian, Israel punya tempat kokoh untuk mengusir dan membunuhi rakyat Palestina. Mereka sendiri takut terhadap prajurit Hamas, beraninya berperang melawan perempuan, anak-anak, dan mengebom bangunan-bangunan.


Rumah Sakit Indonesia Jadi Markas Tentara Israel (Foto: CNN Indonesia)


Puing-Puing Bangunan Akibat Kejahatan Israel (Foto: ANTARA News Kuala Lumpur)

            Melihat kenyataan tersebut, Hamas menganggap perlu menyerang Israel yang sedang bermarkas di RS Indonesia. Oleh sebab itu, mereka dengan berat hati meminta izin kepada Indonesia untuk menyerang Israel di RS Indonesia yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dalam bangunan itu. Hal ini diberitakan oleh Ketua Presidium Mer-C dr. Sarbini Abdul Murad bahwa Hamas meminta izin untuk menyerang RS Indonesia karena di dalamnya dipenuhi tentara Israel. Mereka merasa perlu menyerang ke bangunan itu untuk menghentikan kejahatan Israel.

            Foto Rumah Sakit Indonesia yang dikuasai Israel saya dapatkan dari CNN Indonesia, sedangkan puing-puing bangunan yang hancur di seputar rumah sakit fotonya saya dapatkan dari ANTARA News Kuala Lumpur.

            Saya pikir, ibu-ibu pengajian, rakyat kecil, para tukang sayur, tukang bubur, para marbot, dan seluruh rakyat Indonesia yang telah banyak memberikan sumbangannya untuk pembangunan RS Indonesia dengan uang recehan 2 ribu, 5 ribu, 10 ribu, 100 ribu, jutaan, termasuk pemerintah Indonesia yang telah membantu kemerdekaan Palestina dengan ratusan juta dollar AS, perlu terus memberikan dukungan untuk melenyapkan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel. Soal nanti bangunan RS Indonesia yang rusak akibat perang, itu hanya soal uang yang bisa kita cari lagi dan kumpulkan lagi. Meskipun bangunan itu nantinya rusak, pahala dari memberikan sumbangan itu tidak akan ikut rusak. Pahala kita sudah sampai kepada Allah swt. Uang itu soal kecil. Allah swt sama sekali tidak menerima uang itu, tak ada artinya bagi Allah swt uang itu. Allah swt hanya menerima ketulusan dan keikhlasan kita dalam berbuat kebaikan di muka Bumi ini.

            Biarlah bangunan RS Indonesia rusak sebagai bentuk pengorbanan tanpa henti rakyat Indonesia dalam menjalankan amanat Pembukaan UUD 1945 mendukung penuh perdamaian di muka Bumi dan kemerdekaan Palestina.

            Iya, toh?

            Iya toh pisan.

            Sampurasun.