Sunday, 1 December 2024

Siapa Bilang Islam Dikalahkan Sunda Wiwitan?

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Kemenangan mutlak Dedi Mulyadi dalam Pilkada 2024 Provinsi Jawa Barat lumayan meributkan media sosial. Ada yang bersuara menggunakan ilmu pengetahuan, ada juga yang bersuara menggunakan kebodohan.

            Dedi Mulyadi yang dipandang sebagai pemegang teguh ajaran Sunda Wiwitan dianggap telah mengalahkan Islam di Jawa Barat. Sungguh, saya pastikan orang yang berpendapat seperti adalah orang yang tidak memahami Islam dan sangat tidak memahami Sunda Wiwitan.

            Panjang sebenarnya kalau menulis hal ini, bisa berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Akan tetapi, sedikit saja saya jelaskan bahwa Sunda Wiwitan itu adalah sistem sosial yang digunakan leluhur Sunda dalam mengatur masyarakat, termasuk di dalamnya ada keyakinan yang monoteisme atau “bertuhan tunggal”. Oleh sebab itu, orang Sunda mudah sekali menerima Islam sebagai agama karena memiliki getaran yang sama dengan Sunda Wiwitan.

            Beberapa raja Sunda mencoba mengabadikan ajaran-ajaran Sunda Wiwitan dalam berbagai bentuk tulisan. Misalnya, sebagaimana yang direkam oleh “Prabu Munding Laya bin Gajah Agung bin Cakrabuana bin Aji Putih, Raja Sumedang Larang”.

            “Dina Agama Sunda Wiwitan, aya anu unina kieu, ‘Nya inyana anu muhung di ayana, aya tanpa rupa, aya tanpa waruga, hanteu ka ambeu-ambeu acan, tapi wasa maha kawasa di sagala karep inyana’.”

            Artinya.

           “Dalam Agama Sunda Wiwitan, ada ajaran seperti ini, ‘Dia-lah Yang Mahaagung dalam keberadaan-Nya, ada tanpa kelihatan rupa-Nya, ada tanpa kelihatan wujud-Nya, tidak tercium keberadaan-Nya, tetapi berkuasa yang kemahakuasaan-Nya adalah sesuai dengan kehendak-Nya’.”

            Itu satu kalimat dari Sunda Wiwitan yang pernah saya baca naskahnya. Kalau penasaran, nanti saya tambah lagi. Sayangnya, saya lupa menulis sumber naskahnya karena dulu saya kurang menganggap penting sumber tulisan, hanya mementingkan redaksinya. Insyaalah, kalau saya temukan sumbernya, saya share lagi.

            Pertanyaannya, adakah dari satu kalimat Sunda Wiwitan tadi yang bertentangan dengan ajaran Islam?

            Kalau ada, kasih tahu saya. Sangat senang saya mendiskusikannya. Kalau tidak ada, kalimat itu tidak bertentangan dengan Islam. Jadi, tidak benar Sunda Wiwitan mengalahkan Islam.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment