oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Murid-murid saya, baik yang
lulusan aliyah, maupun perguruan tinggi, banyak yang punya semangat untuk pergi
ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan meraih masa depan yang penuh
tantangan dan lebih baik. Saya sangat yakin keinginan mereka itu berasal dari
diskusi-diskusi ringan dengan saya, di antara mereka sendiri, dan mendapatkan
informasi dari mana-mana.
Saya hanya menjawab singkat keinginan mereka, “Kalau saya
seusia kalian, saya enggak akan banyak mikir. Segera berangkat ke IKN!”
Ibu Kota Nusantara, IKN (Foto: Sembaridinas) |
Segera itu bukan berarti besok atau minggu depan, melainkan mulai serius mencari informasi lebih akurat, mengukur kemampuan diri, dan mempersiapkan diri untuk segera berjuang di IKN. Berhitung lebih serius untuk ikut membangun diri dan bangsa di IKN.
Dalam hitungan saya, akan sangat banyak lapangan kerja di
IKN. Kalau presiden berkantor di sana, para menteri pasti ikut, menyusul pula
para anggota DPR, dan lembaga kehakiman. Sudah pasti pula anggota Polri dan
TNI. Para ASN pun akan menata birokrasi di sana. Mereka itu punya keluarga.
Mereka sudah pasti butuh makanan dan jajanan, maka akan
lahir bisnis kuliner. Mereka butuh pakaian, pasti akan lahir bisnis pakaian,
kain, dan jahit. Mereka butuh hiburan, lahir pula bisnis wisata. Mereka punya
anak-anak, lahir pula lembaga-lembaga pendidikan mulai play group, TK/RA,
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan perguruan tinggi. Mereka punya kendaraan, pasti
butuh perbengkelan hingga tambal ban.
Semakin banyak orang berada di sana, semakin banyak bisnis
yang berkembang. Itu artinya ada perputaran uang di sana. Ada kegiatan
menguntungkan di sana.
Para santri atau ahli agama harus pula ada di sana untuk
memberikan pencerahan agar tidak salah jalan dalam melangkah. Akan tetapi, hal
yang harus diingat, di sana wajib dilarang keras orang-orang yang suka
mengaku-aku keturunan Nabi saw atau bikin-bikin makam keramat palsu karena itu
adalah kedustaan yang menyesatkan dan merugikan perkembangan umat, merusakkan
negara.
Pendek kata, di IKN akan ada banyak peluang mendapatkan
pekerjaan dan untung. Saya sangat suka anak-anak muda yang punya visi ke depan
dan penuh optimisme. Mereka yang suka nyinyir akan ketinggalan dan terlindas
zaman.
Para penyinyir dan pesimis sudah jelas berulang-ulang
runtuh memalukan. Dulu bilang Kalimantan adalah tempat jin buang anak, IKN
tetap dibangun. Mereka bilang IKN adalah proyek mangkrak, IKN jalan terus. Kata
mereka istana IKN adalah istana hantu, nyatanya orang kuat yang berada di sana
bersama orang-orang yang punya harapan ke depan. Justru para penyinyir yang
berkali-kali kalah itu menjadi hantu bergentayangan pada berbagai Medsos. Hantu
itu cuma banyak omong, kenyataannya tidak ada, tidak punya karya, kecuali
nakut-nakutin orang. Manusia-manusia ini sudah terjatuh dan ingin ditemani
orang banyak untuk bersama-sama jatuh. Jangan ikuti mereka.
Foto IKN saya dapatkan dari Sembaridinas.
Anak-anak muda harus optimis. Indonesia itu luas.
Sekarang dibuka lahan baru untuk berkarya dan bekerja di IKN. Manfaatkan
kesempatan itu untuk menjadi orang yang bermanfaat, baik bagi diri, orang lain,
maupun alam sekitar. Kata Nabi Muhammad saw, orang yang paling baik itu adalah
orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.
No comments:
Post a Comment