oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Para penganut teori konflik
mempercayai bahwa masalah-masalah sosial diakibatkan oleh adanya konflik di
masyarakat. Dalam teori konflik, dikenal dua pandangan tentang masalah sosial,
yaitu teori marxis dan teori non-marxis. Dalam teori marxis sudah
sangat dikenal terjadinya konflik di antara pengusaha dan kaum buruh. Kaum
pengusaha dipercayai sebagai kaum yang serakah, suka menindas, curang, dan
kerap merampok hak-hak kaum buruh. Adapun kaum buruh melakukan berbagai upaya
perlawanan. Dari konflik ini dikenal pula bahwa kaum pengusaha disebut sebagai
para kapitalis dan kaum buruh melawannya melalui komunitasnya sehingga
melahirkan komunisme.
Adapun teori non-marxis seperti Ralf Dahrendorf berpendapat
bahwa masalah sosial diakibatkan oleh konflik yang timbul karena banyaknya
perbedaan kepentingan di masyarakat. Permasalahan ini dapat diatasi jika setiap
kelompok masyarakat dapat saling memahami perbedaan tersebut.
Di samping itu, kita pun dapat melihat dengan jelas
berbagai konflik yang terjadi di masyarakat yang disebabkan oleh berbagai
perbedaan. Misalnya, konflik antara kaum kaya dengan kaum miskin yang
diakibatkan perbedaan ekonomi; konflik ras atau etnis yang diakibatkan oleh prasangka
yang menimbulkan perbedaan perlakuan kelompok mayoritas terhadap kelompok
minoritas; konflik gender yang diakibatkan oleh perbedaan jenis kelamin yang
menumbuhkan prasangka bahwa laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan yang
menyebabkan perempuan kerap dipandang rendah, bahkan dilecehkan.
Demikian penjelasan mengenai teori konflik.
Sampurasun.
Sumber
Pustaka:
Wijayanti,
Fitria; Rahmawati, Farida; Irawan, Hanif; Sosiologi: untuk SMA/MA Kelas XI
Semester 1: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Maryati,
Kun; Suryawati, Juju; 2014, Sosiologi: untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum
2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta
No comments:
Post a Comment