Monday 27 July 2015

Serangan Anti-Islam Internasional

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Kita jangan malu-malu atau ragu-ragu untuk mengatakan bahwa memang Islam selalu diserang dari sana-sini. Itu sudah fitrah, keharusan yang tak bisa dicegah, keadaan yang konstan dari zaman ke zaman. Kita boleh bermimpi akan tercipta kedamaian dan ketertiban hakiki, tetapi itu cuma akan ada dalam khayalan. Tidak akan pernah tercipta kedamaian sebagaimana yang diinginkan. Paling-paling yang tercipta hanya pergantian kekuasaan antara kebaikan dan keburukan. Ketika kebaikan menguasai Bumi yang ditandai dengan berkuasanya orang-orang baik dan diterapkannya aturan-aturan yang baik, keburukan tetap ada meskipun dalam keadaan lemah untuk selanjutnya mengumpulkan kekuatan agar dapat berkuasa. Demikian pula sebaliknya, ketika keburukan mencapai kekuasaannya, kebaikan tetap ada meskipun dalam keadaan sangat lemah untuk kemudian menghancurkan keburukan. Begitu seterusnya silih berganti antara keburukan dan kebaikan sampai kiamat.

            Bergantinya keburukan dan kebaikan menguasai Bumi ini sudah terjadi dan akan terus terjadi. Jika kita mau mempelajari sejarah dunia, kita akan mengetahui dengan jelas pertarungan dan pergantian kekuasaan antara kebaikan dan keburukan. Jika kita mau mempelajari prediksi para nabi, kita akan melihat pula pergantian kekuasaan antara kebaikan dan keburukan pada masa depan. Hal yang paling sederhana bisa kita lihat ketika kebaikan berkuasa adalah pada masa para nabi hidup dan orang-orang shaleh setelahnya. Dalam masa itu keburukan berada dalam keadaan lemah.  Akan tetapi, setelah masa para nabi dan orang-orang shaleh redup, manusia melupakan kebaikan dan kekuasaan pun berganti dengan keburukan. Oleh sebab itu, tak henti-henti Allah swt menurunkan para nabi lagi dan lagi untuk memenangkan kebaikan ketika situasi manusia dikuasai keburukan.

            Ini dunia, bukan akhirat. Dunia itu adalah tempatnya keburukan dan kebaikan. Kalau semua keadaan berada dalam keadaan baik, namanya “surga”. Kalau semua dalam keadaan buruk, namanya “neraka”. Hal ini harus disadari penuh bahwa selama kita hidup dalam dunia pasti bercampur antara kebaikan dan keburukan. Nanti kalau sudah berada dalam kehidupan akhirat, keburukan akan dipisahkan sejauh-jauhnya dari kebaikan. Tak akan lagi bercampur antara kebaikan dan keburukan. Kebaikan akan dikumpulkan dalam sebuah tempat bernama “surga” dan keburukan akan dikumpulkan dalam satu tempat yang namanya “neraka”.

            Ajaran kebaikan adalah ajaran yang dibawa para nabi sejak Adam as sampai dengan Muhammad saw. Ajaran yang melawan ajaran para nabi sudah pasti ajaran keburukan yang menghendaki manusia tersesat, kalang kabut, tidak harmonis, dan hidup dalam kesengsaraan lahir maupun bathin.

            Siapa yang mengajarkan keburukan itu?

            Syetan laknatullaah!

            Syetan sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu jin dan manusia. Raja Syetan Jin adalah Iblis yang dulu membantah perintah Allah swt untuk menyembah Adam as. Adapun Raja Syetan Manusia adalah Dajjal yang menganggap diri Tuhan dan menyebarkan berbagai kebohongan di antara jin dan manusia. Jadi, sebenarnya orang Islam dikepung dari sana-sini, baik lahir maupun bathin untuk terseret-seret memasuki agenda syetan dalam menjauhkan manusia dari Allah swt.

            Mereka berdua bersama pasukannya dari jenis jin dan manusia terus-menerus setiap saat menyesatkan manusia. Mereka mengiming-imingi manusia dengan materi, seks, kebebasan, ilmu pengetahuan, bahkan ajaran-ajaran agama yang sesat. Mereka memanipulasi manusia dengan berbagai berita bohong dan analisis-analisis palsu. Demikian hebat dan tekunnya mereka dalam menyukseskan rencana mereka. Tak heran banyak manusia yang tertipu dan hidup dalam kesesatan, tak terkecuali orang-orang Islam pun banyak yang terjerumus dalam tipuan-tipuan syetan. Orang-orang Islam yang sudah tertipu ini pun hidup seperti mereka juga, hampir tak ada bedanya, yaitu: senang berbohong, gemar melakukan kecurangan, melakukan kerusuhan, membunuh tanpa sebab yang sah, rakus, tidak menghormati orang tua, tenggelam dalam persaingan bisnis kotor, main seks tanpa aturan, sering bertengkar, gemar disanjung, gila hormat, bahkan menjadi alat untuk menghancurkan Islam sendiri, baik sadar maupun tidak.

            Ingat Iblis setelah dikutuk Allah swt karena pembangkangannya mengatakan hal yang teramat tegas kepada Allah swt, “Akan Engkau dapati bahwa kebanyakan manusia tidak akan beriman kepada-Mu! Kecuali, orang-orang yang ikhlas.”

            Hal yang paling mengerikan adalah Allah swt memberikan izin kepada Iblis dan pasukannya untuk menyesatkan manusia sehebat-hebatnya, seluas-luasnya, dan sebanyak-banyaknya. Setuju atau tidak setuju kita harus tunduk pada kebijakan Allah swt seperti itu. Akan tetapi, Allah swt memberikan kasih sayang-Nya kepada manusia dengan menurunkan para nabi yang dikuatkan oleh para malaikat untuk mampu memerangi Iblis dan Dajjal sehingga menjadi orang-orang ikhlas yang kebal dari godaan syetan. Kemudian, mampu kembali kepada Allah swt sebagai orang-orang yang benar-benar tunduk dan patuh kepada Allah swt tanpa syarat.


Ajaran Ikhlas

Ajaran keikhlasan ini dibawa dan diajarkan oleh para nabi sejak Adam as sampai dengan Muhammad saw. Setelah kenabian dan kerasulan berakhir. Ajaran keikhlasan ini menjadi tugas umat Islam dalam memerangi kejahatan sekaligus memberikan penerang bagi manusia agar kembali kepada Allah swt dengan baik, suci, dan bersih. Oleh sebab itu, Iblis dan Dajjal memerangi habis-habisan umat Islam sampai umat Islam itu berganti agama, tetap beragama tanpa makna, atau musnah dari muka Bumi. Mereka benar-benar serius terhadap tekadnya itu.

            Tampaknya jika diukur secara kuantitas, syetan telah mewujudkan ketegasannya kepada Allah swt dan wajar jika tertawa lebar dan lepas. Dia berhasil dari segi kuantitas. Lihat saja, jumlah umat Islam sampai hari ini kurang lebih sekitar 1,6 milliar di seluruh dunia. Jumlah itu tidak lebih banyak dibandingkan dengan seperempat penduduk dunia. Artinya, orang-orang yang berada dalam lingkaran keikhlasan yang diajarkan para nabi sejak Adam as sampai dengan Muhammad saw jauh lebih sedikit dibandingkan dengan orang-orang yang berada dalam kegelapan. Artinya, harus diakui bahwa syetan telah menang dalam hal ini. Kemenangan syetan itu bertambah-tambah dengan jumlah umat Islam yang terjerumus dalam godaan syetan dalam menghancurkan Islam, baik secara sadar maupun tidak. Syetan pun bertambah gembira karena tidak semua orang Islam melaksanakan ajaran Islam dengan baik. Orang-orang Islam jenis ini mudah sekali diombang-ambingkan isu-isu tidak jelas yang kemudian diperalat untuk menguatkan berita-berita bohong agar semakin beredar di masyarakat. Bahkan, syetan gembira bukan main karena kalaupun orang Islam melaksanakan ajaran Islam dengan benar, masih sangat banyak yang tujuannya hanyalah duniawi, seperti, kehormatan, kekuasaan, kedudukan, uang, bisnis, popularitas. Artinya, dari jumlah umat Islam yang hanya 1,6 miliar itu, hanya sedikit yang benar-benar melaksanakan ajaran Islam dengan tulus dan ikhlas karena Allah swt.

            Meskipun jumlah umat Islam yang tulus dan ikhlas itu sangat sedikit dan tampak sangat lemah dari segi jumlah, bagaikan seperiuk beras dari ribuan ton beras yang ada di penggilingan padi, bagi syetan, mereka adalah musuh yang teramat nyata. Orang-orang ini teguh pendirian, cerdas dan tercerahkan oleh sinar keilahian, hidup dalam kesucian, kata-katanya bertuah dan membakar, tak bisa ditipu, berada dalam kendali dan perlindungan Allah swt, serta mampu menghadang kejahatan dalam setiap zaman. Beberapa dari mereka namanya tetap abadi sepanjang masa, sebagian lagi tak dikenal manusia, tetapi teramat masyhur di kalangan penduduk langit. Mereka inilah poros dunia yang terus memberikan cahaya ilahi dari dirinya untuk menyadarkan manusia dari berbagai kekhilafannya. Doa-doanya sangat mempengaruhi perputaran kehidupan manusia.

            Syetan dari jenis jin sudah merasa kalah ketika mendengar nama-nama mereka disebutkan. Hal itu disebabkan ucapan taudz, basmalah, hamdalah, dan lain sebagainya yang keluar dari mulut mereka benar-benar bisa menghanguskan tubuh para syetan sehingga syetan tak berani lagi mendekat. Syetan dari jenis manusia pun tak mampu mendobrak keimanan mereka karena orang-orang tulus ini sudah terlepas dari duniawi, tak ada lagi kecintaan yang berlebihan terhadap uang, kehormatan, kedudukan, pengaruh, dan hal-hal remeh lainnya. Mereka tak bisa disuap karena Allah swt menanamkan keyakinan pada diri mereka bahwa janji Allah swt adalah lebih baik dibandingkan dunia dan seisinya.

            Merekalah yang menggerakkan kaum muslimin di seluruh dunia ini untuk melawan kejahatan, kekafiran, kemaksiatan, dan kesesatan. Merekalah yang memberikan pencerahan kepada manusia untuk meninggalkan penyembahan terhadap batu, patung, pohon, dan sebagainya. Merekalah yang mengobarkan jihad di hati kaum muslimin untuk memerangi penjajahan di seluruh negeri muslim sehingga mendapatkan kemerdekaannya. Merekalah yang menyerukan dan mendoakan kaum muslimin untuk kembali pada jada jalan yang benar.  Merekalah yang meninggikan ajaran Islam ketika orang lain merendahkannya. Merekalah yang tak henti mengajarkan kebaikan demi kebaikan sesuai Al Quran dan Sunnah Rasul. Merekalah yang menanamkan kesadaran bagi kaum muslimin untuk bangga dengan keislamannya. Merekalah yang tetap ingat ketika kaum muslim mulai melupakan Islam.

            Upaya orang-orang tulus dan ikhlas ini benar-benar sangat mengganggu syetan, bahkan kerap menggagalkannya. Kita bisa lihat bagaimana hancurnya masa kolonialisme fisik pada masa lalu. Para penjajah di negeri-negeri muslim terpaksa harus hengkang dan terusir karena perlawanan kaum muslimin. Syetan menginginkan penindasan manusia atas manusia lainnya, tetapi Allah swt menginginkan keadilan dan kebenaran. Kaum muslim pun menang. Kita lihat bagaimana kecurigaan tak beralasan terhadap Islam yang justru menguatkan keimanan orang Islam. Kita lihat bagaimana kesadaran dan kegembiraan kaum muslim dalam melaksanakan ajaran Islam di muka Bumi ini semakin meningkat dengan kecepatan luar biasa. Kita bisa lihat bagaimana fitnah terhadap umat Islam karena tragedi WTC pada 11 September 2001 yang justru lebih memperkenalkan Islam pada dunia sehingga semakin banyak nonmuslim yang memeluk Islam. Kita bisa lihat bahwa hijab menjadi pakaian resmi di Indonesia dan trend di seluruh dunia. Kita rasakan bahwa perbedaan organisasi tidak lagi menjadi sumber perpecahan di antara umat Islam. Kita bisa saksikan sampai hari ini bahwa yang menjadi penghalang paham sekulerisme untuk menguasai dunia hanyalah ajaran Islam. Ketika ajaran agama lain tunduk pada paham sekulerisme, Islam tetap berdiri menantang karena ajaran Islam adalah ajaran yang meliputi keseluruhan kehidupan termasuk cara-cara berbangsa dan bernegara. Kita lihat bahwa paham sekulerisme hanya mampu menghapus nama “Negara Islam”, tetapi banyak substansi dalam berbagai perundang-undangan yang merupakan jiwa Islam, bahkan menguasai ruh dari berbagai perundang-undangan yang ada.

            Kemenangan dari segi kuantitas pemeluk Islam, semangat dan kegembiraan melaksanakan Islam, dan kebanggaan menjadi orang Islam tidak terlepas dari kiprah orang-orang tulus dan ikhlas yang teramat sulit tergoda syetan jin dan syetan manusia tersebut. Peningkatan dan kecepatan perkembangan kaum muslim pada berbagai belahan Bumi ini benar-benar membuat syetan frustrasi dan kalap sehingga melancarkan berbagai upaya untuk membuat umat Islam terganggu, kalang kabut, bahkan kalau bisa, musnah.


Jenis-jenis Penyerangan terhadap Islam

Kecepatan penyebaran Islam dan semangat kebanggaan menjadi muslim yang meningkat luar biasa telah membuat syetan marah, terancam, takut, sedih, dan iri. Mereka menggerakkan anak buahnya dari kalangan jin dan manusia untuk merusakkan Islam.

Bagaimana tidak marah?

Menurut perhitungan CNBC, Islam adalah agama yang paling cepat berkembang. Kecepatannya mencapai 235% per tahun yang disusul oleh Hindu, Budha, Kristen, dan terakhir Yahudi. Dalam satu hari jumlah umat Islam bertambah sebanyak 68.000 jiwa di seluruh dunia. Tentu saja, pertambahan ini akibat dari dua hal, yaitu pindah agama atau pertambahan mualaf serta kelahiran bayi dalam setiap keluarga muslim. Orang-orang Islam selalu menginginkan bayi dalam keluarga mereka, sementara itu orang-orang nonmuslim banyak yang tidak menginginkan memiliki anak. Khusus di Amerika Serikat, dicatat pertumbuhan umat Islam dalam satu tahun adalah 20.000 jiwa. Adapun di Eropa pertambahan penduduk Islam diperbesar dengan adanya para imigran dari negeri-negeri muslim. Banyak pengurus masjid di Amerika Serikat dan Eropa yang mengakui bahwa di masjid mereka selalu ada yang masuk Islam antara 1 s.d. 4 orang dalam satu hari pada satu masjid. Bahkan, sangat sering mereka mengadakan tabligh akbar yang setelahnya selalu ada orang yang masuk Islam, jumlahnya bisa mencapai seribu orang dalam satu hari di panggung yang sama.

Terkadang, setelah seseorang atau sekelompok orang mengucapkan syahadat pada satu panggung, panitia kerap bertanya lagi pada yang hadir, “Who is the next?”

Maksudnya, siapa lagi di antara yang hadir yang akan mengucapkan syahadat untuk menjadi muslim. Maklum, tabligh akbar di sana sering dihadiri oleh banyak nonmuslim yang ingin mengetahui Islam lebih jauh.  Wow, amazing.

Peningkatan jumlah umat Islam ini tentu saja menimbulkan kemarahan dan ketakutan luar biasa bagi para syetan dan mereka yang terbuai berita bohong syetan. Semua orang bisa lihat bagaimana ketakutan mereka yang mereka ungkapkan dan sebarkan melalui media-media sosial dan tulisan-tulisan mereka di internet, terutama yang menggunakan bahasa Inggris. Ada ratusan, bahkan mungkin ribuan video di youtube yang berteriak-teriak menyadarkan orang-orang Amerika Serikat dan Eropa tentang bahaya Islam. Mereka mempropagandakan bahwa kekuatan Islam sudah sangat mengganggu dan menakutkan hidup mereka. Mereka sangat khawatir bahwa Islam akan menguasai mereka karena memang terbukti di samping jumlahnya semakin meningkat drastis, juga mulai memiliki kekuatan ekonomi dan  politik yang signifikan, bahkan umat Islam memiliki wilayah khusus di negeri mereka yang berhasil pula menerapkan aturan sosial secara khusus di wilayahnya, seperti, pelarangan pacaran di tempat umum, pelarangan minum alkohol di tempat umum, tidak boleh berbicara kasar seperti fuck you atau mother fucker, dan lain sebagainya. Jika ada orang yang melanggar aturan, biasanya dikeroyok habis-habisan oleh para pemuda muslim di sana. Belum lagi teriakan-teriakan  kafiiiirrr atau kuffaarr  oleh pemuda-pemuda muslim terhadap para homoseks, lesbian, maniak seks, dan wanita yang gemar mempertontonkan aurat. Teriakan-teriakan itu membuat kuping orang-orang nonmuslim panas dan kesakitan. Padahal, perilaku-perilaku yang dianggap berdosa oleh orang Islam itu merupakan urusan pribadi bagi nonmuslim.  

Peningkatan jumlah dan kesadaran berislam yang mencengangkan itu membuat para syetan semakin menyerang Islam dengan sangat keras. Paling tidak,  ada beberapa cara syetan mempengaruhi manusia untuk merusakkan umat Islam.


Penyerangan secara Fisik

Penyerangan secara fisik yang vulgar pada masa ini sudah sangat sulit dilakukan karena mereka sudah kalah secara nyata. Penyerangan fisik secara terang-terangan untuk menguasai, menundukkan, merampok, dan merusakkan hidup kaum muslim sebagaimana penjajahan masa lalu sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Mereka sudah mencobanya dan kalah. Akan tetapi, penyerangan ini masih dilakukan pula dengan menggunakan isu-isu baru, misalnya, menegakkan demokrasi, membela rakyat yang teraniaya dari pemimpin tiran, memerangi terorisme, dan lain sebagainya. Mirip alasan Belanda ketika menjajah Indonesia, yaitu “menjaga keamanan dan ketertiban”. Padahal, mereka hanya mau merampok dan melakukan perusakan.

            Kita bisa lihat bagaimana mereka merusakkan kaum muslim Irak dengan melakukan penyerangan dengan alasan memberangus “senjata pemusnah massal” dan “menghentikan kekejaman Sadam Husein”. Sadam memang hancur, tetapi senjata pemusnah massal yang kabarnya disembunyikan Sadam itu tidak pernah ada, tak terbukti. Hasilnya, kehidupan muslimin di sana sekarang semrawut, kurang makanan, obat-obatan, dan tak ada jaminan keamanan, semua jiwa terancam.

            Kita bisa lihat bagaimana mereka mengendalikan Afghanistan dengan alasan memberantas terorisme yang tak pernah terbukti itu. Osama Bin Laden memang berakhir, tetapi kaum muslim Afghanistan tidak kunjung makmur dan hidup menjadi tidak lebih aman, selalu kusut. Osama Bin Laden dituduh melakukan penyerangan terhadap menara kembar WTC pada 11 September 2001. Ia diburu dan dibunuh karena tuduhan, bukan bukti nyata. Bukti dia melakukan teror itu tidak pernah ada. Bahkan, berbagai kalangan di Amerika Serikat sendiri telah mendapatkan bukti-bukti baru bahwa runtuhnya menara kembar WTC itu dilakukan oleh orang di dalam Amerika Serikat sendiri secara sistematis dengan teknik penghancuran gedung sebagaimana mereka terbiasa melakukan penghancuran gedung-gedung yang sudah tidak terpakai lagi.

            Kita bisa lihat bagaimana mereka menyerang Libya dengan alasan “menegakkan demokrasi” dan “membela rakyat dari kekejaman Khadafi”. Hasilnya, demokrasi di Libya kalang kabut, penuh pertikaian, perang, dan pembunuhan. Khadafi memang jatuh, tetapi rakyat semakin tidak aman. Pemberontakan merajalela dan pasukan pemerintah kekurangan uang untuk mengendalikan situasi. Sumber daya alam di sana jadi rebutan tak karuan.

            Soal invasi Amerika Serikat dalam jaket Nato di Libya ini saya teliti sehingga menjadi sebuah skripsi yang membuat saya lulus S1 dari jurusan Hubungan Internasional, Fisip. Saya tidak melihat penegakan demokrasi menjadi tujuan AS dan Nato. Tujuan mereka hanya menjatuhkan Khadafi dan menguasai ekonomi Libya, persis perampokan.

            Masih banyak sebetulnya yang bisa ditulis, tetapi kali ini saya berikan beberapa contoh saja yang menunjukkan bahwa hasil dari penyerangan fisik itu benar-benar perbuatan syetan karena menghasilkan kakacauan, kesemrawutan, kemiskinan, dan ketidakamanan. Itu bukan perbuatan malaikat dan ajaran para nabi, itu perilaku syetan yang benar-benar kesyetanan. Dengan demikian, umat Islam di wilayah-wilayah yang telah mendapatkan serangan itu menjadi sibuk sendiri dengan urusannya sendiri sehingga menghambat upaya mereka untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang rahmatan lil alamin. Mereka tak punya waktu dan energi lagi untuk melakukan hal yang lebih besar, kecuali membenahi diri sendiri yang entah sampai kapan. Itulah hasil karya syetan.


Adu Domba

Urusan mengadu domba ini sudah menjadi keahlian syetan dari dulu. Indonesia pernah dikuasai asing juga karena diadudombakan. Taktik syetan untuk mengadu domba kaum muslim pun menjadi alat untuk menghancurkan kaum muslim. Mereka membiayai, mengompor-kompori, memfitnah agar terjadi pertikaian di antara kelompok-kelompok muslim. Hal ini terjadi saat ini.

            Penyerangan-penyerangan fisik yang dilakukan terhadap Irak, Afghanistan, dan Libya pun menggunakan taktik ini. Beberapa kelompok Islam dibantu, dihasut, dan dibiayai untuk menghancurkan kelompok Islam lainnya atau dibantu untuk melakukan teror atas nama jihad yang tidak jelas. Akibatnya, memang jelas terjadi teror, perang, pembunuhan, rebutan uang, materi, wilayah, dan sumber daya alam. Kita bisa lihat dengan jelas di media massa pengakuan-pengakuan dari kelompok yang telah dibiayai pihak nonmuslim untuk menghancurkan saudaranya sesama muslim.

            Adu domba ini pun bukan hanya dilakukan di antara sesama muslim, melainkan pula di antara nonmuslim dengan muslim. Harapan mereka muslim membalas kekejian nonmuslim sehingga terjadi kekacauan dan mendapatkan kisah untuk diputarbalikan seolah-olah Islam adalah agama yang biadab. Hal ini benar-benar terjadi, bahkan di Indonesia.

            Masih ingat konflik yang terjadi di Ambon, Poso?

            Kita tahu bahwa peristiwa itu dimulai oleh penyerangan yang dilakukan terhadap kaum muslim yang sedang melakukan ibadat. Akibatnya, kaum muslim membalas dan terjadilah perang. Perang memang kejam, pembunuhan pasti terjadi. Ketika kaum muslim dan aparat keamanan Indonesia mulai mampu menguasai keadaan dan tentunya melakukan tindakan pada pelanggar hukum, di tingkat dunia beredar berita bahwa kaum muslim melakukan pembantaian terhadap orang Kristen. Anehnya, ketika umat Islam dalam perang itu mendapatkan kemenangan, Amerika Serikat baru menyatakan diri “terganggu”  atas kejadian di Ambon, Poso.

            Kekejian kaum muslimin akibat tragedi di Ambon, Poso itu menjadi senjata syetan untuk menghancurkan Islam di tingkat dunia. Dunia “dipaksa” menerima kebohongan demi kebohongan mengenai peristiwa itu, bahkan sampai hari ini. Orang-orang Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan lain sebagainya yang berdebat dengan saya soal Islam selalu menjadikan kebohongan peristiwa Ambon, Poso sebagai senjata untuk mendiskreditkan Islam dan umat Islam. Beruntung saya lebih tahu dibandingkan mereka soal peristiwa itu sehingga membuat mereka kalah dalam perdebatan. Mudah sekali mengalahkan mereka karena mereka bersandar pada kebohongan, sedangkan saya bersandar pada kebenaran. Kebenaran tak akan pernah kalah dan kebohongan selalu musnah.

            Tidak percaya?

            Klik saja akun profil Google Tom Finaldin, itu nama saya asli. Ada sekitar 92 orang asing yang berdebat dengan saya soal Islam dan semuanya saya jatuhkan sambil tertawa. Saya tertawa karena mereka banyak bohong. Lihat dalam seluruh postingan saya di youtube, pelajari perdebatan itu dengan baik, nilai sendiri. Itu juga kalau mereka tidak menghapus postingan perdebatan itu. Saya tidak pernah menghapus karena saya ingin dunia tahu kebenarannya. Berbeda dengan mereka yang sering sekali menghapus jika sudah kalah berdebat. Mereka itu memang pengecut.

            Tampaknya pertikaian di Tolikara, Papua pun demikian. Dilakukan dengan taktik adu domba. Aparat keamanan pun sudah mengindikasikan hal seperti itu karena di sana banyak orang asing yang berasal dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda yang negerinya gemar sekali memperhatikan konflik-konflik Papua dan mem-blow up-nya hingga menjurus mendiskreditkan Indonesia di tingkat internasional.

            Papua yang terbiasa aman dan saling menghormati tanpa konflik agama, mendadak menjadi berita internasional dengan huru-hara agama yang membuka jalan bagi pemberitaan mengenai Negara Indonesia yang intoleran. Adanya syetan internasional yang membuat konflik di Tolikara, Papua pun diperkuat oleh pernyataan Ketua PGIW Papua Pendeta Herman Saud bahwa peristiwa itu dilakukan bukan oleh orang Papua. Dia tidak percaya orang Papua bisa melakukan hal tolol seperti itu. Apalagi dengan pernyataan tokoh-tokoh Papua yang segera meminta maaf dan meminta kaum muslim Indonesia agar melindungi orang-orang Papua di mana saja berada. Permohonan tokoh-tokoh Papua yang secepat itu dan semulia itu menunjukkan bahwa kekerasan dan konflik agama sangat tidak diinginkan mereka. Artinya, hal itu menguatkan dugaan adanya pengaruh syetan asing yang menginginkan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia tercatat sebagai negara yang intoleran dan keji.

            Para syetan berharap bahwa kaum muslim Indonesia akan melakukan pembalasan atas peristiwa di Tolikara sehingga punya berita kekejian yang dilakukan oleh umat Islam. Bahkan, kemungkinan mereka juga yang menyebarkan “pembalasan dendam” terhadap kaum Kristen di Tolikara dan di Indonesia sehingga terjadi kekacauan yang lebih meluas. Syetan sangat senang dengan kekacauan dan kesemrawutan itu.

            Beruntung kita punya pemerintah dan aparat yang bergerak sangat cepat. Tinggal kita tunggu hasilnya apakah diselesaikan dengan adil, jujur, dan baik atau penuh rekayasa. Kalau pemerintah dan aparat tidak menyelesaikan dengan baik, bahaya akan lebih besar. Orang Islam yang sedang meningkat keislamannya ini akan menyelesaikannya sendiri dengan caranya sendiri. Itu benar-benar berbahaya. Tunjukkan pada dunia bahwa kita adalah lebih beradab dibandingkan mereka.


Merusakkan Ajaran Islam

Salah satu kerja besar syetan adalah “menghalangi manusia dari jalan Allah swt”. Jadi, mereka berupaya keras menyesatkan manusia tentang kebenaran Islam. Mereka memikirkan sendiri agar manusia tidak mengenal, bahkan memahami ajaran Islam dengan baik.

            Tampaknya upaya mereka ini untuk menguatkan keyakinan diri mereka sendiri untuk tetap dalam keyakinannya, menghalangi nonmuslim untuk mendapatkan informasi yang benar, serta menarik keluar orang Islam yang lemah pemahaman Islam-nya. Upaya mereka ini benar-benar konyol dan lucu. Saya yakin mereka tidak pernah berhasil dengan baik menggunakan cara-cara ini  karena hanya membuat mereka tampak jelas seperti orang-orang bodoh. Dari seluruh perdebatan yang saya lakukan, tiga perempatnya saya banyak menertawakan mereka karena dengan mudah menjatuhkan mereka. Yang lebih lucu lagi adalah mereka bersikap seolah-olah mereka lebih ahli tentang Islam dibandingkan orang Islam sendiri. Mereka bertahan bahwa mereka adalah yang paling benar, padahal sudah jelas kalah. Pokoknya lucu.

            Beberapa ajaran yang mereka rusakkan adalah Nabi Muhamad saw adalah pedofilia karena menikahi Aisyah ra yang masih sembilan tahun. Padahal, yang menikahi gadis seumur Aisyah ra pada saat itu hampir semua pria, baik Islam, Kristen, Yahudi, Penyembah Berhala, atau yang lainnya. Itu adalah norma yang terjadi saat itu. Bahkan, raja-raja Eropa pun menikahi gadis-gadis kecil pada masa itu. Soalnya kan saat itu nggak ada sekolah atau universitas, jadi gadis-gadis yang sudah mencapai usia subur segera dinikahkan. Lagian, kalau pedofil itu kan pemerkosaan, sedangkan Aisyah ra tidak murung, sedih, atau depresi. Dia perempuan cerdas, riang, dan menjadi sumber dari 2.600 hadits yang isinya dipenuhi pujian bagi suaminya, Muhammad saw. Tak ada fakta-fakta korban perkosaan. Bahkan, Aisyah ra mempunyai gelar ummul mukminin, ‘Ibu Kaum Muminin”, Ibu Kita Semua Orang Islam. Gelar kehormatan yang tidak akan dimiliki oleh korban perkosaan.

            Nabi Muhammad saw adalah pembunuh, perampok, dan pemerkosa. Ya namanya juga perang, pasti membunuh dan merampas harta rampasan perang, lalu kaum wanitanya ditawan, tetapi tidak diperkosa. Paling dinikahi oleh kaum muslimin kalau mau. Kalau nggak mau, ya jadi budak atau membayar tebusan. Namanya juga perang.

            Nabi Muhammad saw adalah penggemar perang. Nah, ini yang salah, Nabi Muhammad saw itu berperang adalah untuk membela diri, menegakkan keadilan, dan mempertahankan hak. Tidak ada tujuan lain. Kalau memang sering berperang, karena memang dipaksa untuk berperang. Tidak pernah cari-cari perkara sendiri.

            Nabi Muhammad saw membenci dan membunuhi anjing. Ini fitnah.

            Nabi Muhammad saw gila kekuasaan. Ini juga fitnah karena rasa iri. Memang pada akhirnya Nabi Muhammad saw menjadi penguasa Arab dan non-Arab, tetapi bukan itu tujuannya. Kalau mau kekuasaan, dari awal juga sudah bisa kok. Beliau pernah ditawari uang, harta, perempuan-perempuan cantik, dan berbagi kekuasaan dengan orang kafir. Beliau menolak. Bahkan, ketika akan diangkat menjadi raja seluruh jazirah Arab dengan syarat menghentikan dakwah, beliau tidak mau.

            Kata beliau, “Meskipun di tangan kananku diletakkan Matahari dan di tangan kiriku diletakkan Bulan, aku tidak akan berhenti menyebarkan Islam sampai aku menang atau binasa karenanya.”

            So, bukan kekuasaan yang menjadi alasan Muhammad saw.

            Al Quran mengajarkan kekerasan dan teror. Inilah Islam yang sangat komplit. Islam mengajarkan kasih sayang dan kelembutan, tetapi jika disakiti, dihina, atau diusir, kekerasan adalah jalan yang juga diajarkan Al Quran untuk menghentikan kejahatan yang sudah tidak bisa lagi dikendalikan dengan cara-cara yang baik. Soal teror, itu normal jika dilakukan dalam situasi perang. Setiap pihak yang bertikai dalam perang wajar jika melakukan teror. Akan tetapi, teror menjadi kejahatan jika dilakukan dalam masa damai.

            Islam menyembah Allah swt, Muhammad saw, berhala, batu, meteor, dan puteri-puteri Tuhan.

Ini lucu sekali bagaimana mungkin mereka memahami Islam adalah agama monoteisme, tetapi menyembah banyak hal?

Mereka memang kusut pikiran. Mereka mengira Islam seperti agama lain yang menyembah pembawa ajarannya.

Mereka sok tahu bahwa di dalam Kabah ada patung yang disebutnya Pagan Moon, ‘Dewa Bulan’. Itulah sebabnya bendera umat Islam sering bergambar bulan dan bintang. Padahal, bendera itu tidak ada hubungannya dengan ajaran Islam. Bendera Bulan Bintang itu adalah lambang Kota Konstantinopel yang direbut pasukan Ustmaniyah sebagai pertanda kemenangan setelah menaklukan kota itu.

Mereka hanya melihat bahwa umat Islam shalat menghadap Kabah yang dianggapnya menyembah batu. Padahal, Kabah itu merupakan arah yang menjadi lambang persatuan bukan untuk disembah. Muslim hanya menyembah Allah swt.

Mereka juga mengarang bahwa Allah swt itu memiliki tiga anak perempuan, yaitu  Al Lat, Al Uza, dan Al Manat. Setiap muslim memiliki kegemaran atau ngefans terhadap salah satu anak Allah swt itu. Saya tidak tahu dari mana mereka memiliki kisah aneh seperti itu. Mungkin dari pemabuk dan mereka yang mendengarnya pun sambil mabuk narkoba.

Sangat banyak sebenarnya ajaran-ajaran Islam yang mereka rusak dengan maksud menghalangi manusia dari jalan Allah swt. Saya sarankan untuk masuk ke akun Google saya, lalu pelajari setiap perdebatan saya. Mudah-mudahan mereka tidak menghapusnya sehingga setiap orang bisa mempelajarinya.


Berpegang pada Pancasila

Allah swt dengan kasih sayangnya telah mengeluarkan setitik cahaya dari Islam untuk bangsa Indonesia. Cahaya itu adalah Pancasila. Berpegang teguhlah pada Pancasila agar kita sebagai kaum muslimin dapat menjadi “rahmat bagi seluruh Indonesia” untuk selanjutnya menjadi “rahmat bagi semesta alam”.


            Hati-hati dengan ajaran syetan yang datang dari luar Indonesia karena akan menimbulkan kerusakan yang sangat berat dan sulit untuk diperbaiki. Kalau syetan yang berasal dari dalam negeri Indonesia, sangat kecil tingkat kerusakan yang ditimbulkannya, paling-paling mabuk, judi, adu ayam, bohong kecil-kecilan, melacur, berselisih paham yang hanya merusak satu atau beberapa individu dalam skala kecil. Akan tetapi, syetan dari pihak luar Indonesia benar-benar bisa menghancurkan, seperti, huru-hara besar, disintegrasi, transaksi legislasi, korupsi, perampokan sumber daya alam, terorisme, pembantaian, dan segala hal yang berbau neoimperialisme.