Monday, 13 October 2014

Membandingkan Anak Muda Bandung dengan Jokowi

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Kita sudah disuguhi berita tentang pertemuan Jokowi, Presiden RI terpilih versi KPU, dengan pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg di Balai Kota, Jakarta. Tak jelas pertemuan itu apa manfaatnya bagi rakyat Indonesia. Memang ada hal-hal yang dibicarakan mereka untuk meningkatkan ekonomi mikro dan kecil di samping pemanfaatan facebook untuk urusan pajak dan penggunaan interrnet. Akan tetapi, itu baru sebatas pembicaraan. Buktinya belum ada dan masih menimbulkan tanda tanya, bisakah kerja sama itu terjadi? Bagaimana caranya? Seberapa besar keuntungan yang akan rakyat dapatkan? Mana yang lebih besar untungnya, rakyat atau facebook? Semuanya masih teramat samar.

            Keuntungan yang jelas untuk sementara ini hanyalah baru sebatas bagi facebook dan Jokowi cs. Pertemuan itu menyedot perhatian para pengguna facebook di Indonesia dan itu merupakan keuntungan besar hasil dari pertemuan populis. Negara dan rakyat belum melihat keuntungan atau merasakan hasil positif dari pertemuan itu.

            Saya mengkhawatirkan pertemuan itu semakin membuka dan memperjelas bahwa Jokowi cs memang akan menguntungkan pihak asing. Semua tahu bahwa dalam kampanye Pilpres lalu, grup Jokowi ini dituding antek-antek kapitalis dan pemerintahannya akan menguntungkan pihak asing, bukan rakyat Indonesia. Saya sendiri sangat tidak berharap siapa pun yang memerintah negeri ini hanya memanfaatkan potensi rakyat dan negara untuk kepentingan asing, terutama kapitalis.

            Kekhawatiran saya itu berdasarakan berita yang dibuat oleh tribunnews.com bahwa Jokowi menjelaskan pengguna facebook di Indonesia ada sekitar tujuh puluh juta dan itu adalah pasar yang baik bagi Mark Zuckerberg, CEO Facebook. Penjelasan Jokowi itu tampak diucapkan dengan ringan dan menyenangkan tanpa ada perasaan yang berat sama sekali. Dalam kata lain, seolah-olah Jokowi mengungkapkan  bahwa pengguna facebook di Indonesia adalah pasar yang potensial dan silakan dimanfaatkan sehingga facebook mendapatkan keuntungan yang besar.

Lalu, masyarakat pengguna fecebook sendiri dapat apa? Sebandingkah dengan yang akan dinikmati Mark Zuckerberg?

Dalam seluruh kajian hubungan internasional, setiap interaksi internasional harus dimulai dari kepentingan dalam negeri dan interaksi itu harus memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi dalam negeri, bukan untuk luar negeri. Jadi, hubungan-hubungan dengan pihak luar negeri harus dihitung dengan cermat dan bijaksana. Hubungan antara Jokowi dan Mark Zuckerberg harus menguntungkan pihak Indonesia sebesar-besarnya. Bukankah pertemua mereka itu termasuk dalam kategori hubungan internasional?

Hal yang membuat rakyat ... eh ... saya khawatir adalah Jokowi seolah-olah menawarkan rakyat Indonesia yang menggunakan facebook dengan ringan dan tenang. Berbeda dengan anak-anak muda Bandung yang justru langsung berpikir keras ketika mengetahui bahwa facebook mendapatkan keuntungan yang besar dari Indonesia karena pengguna facebook dan twitter di Indonesia adalah yang terbesar di dunia.

Anak-anak muda Bandung yang kreatif itu pernah mengemukakan kekecewaannya dalam sebuah acara pertemuan. Pertemuan itu tidak terlalu serius, rileks, tetapi tetap bermanfaat. Pertemuan itu digelar di kantor DPD RI Provinsi Jawa Barat, Jl. Mundinglaya No. 12, Bandung pada Jumat 11 Januari 2013 pukul 16.00 s.d. 18.00 WIB. Tema acaranya sendiri cukup santai, yaitu Tea Time & Bincang Dunia Kreatif Anak Muda Bandung Bersama Ketua DPD RI, Irman Gusman.

            Dalam acara ringan itu, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) cabang Bandung, seorang perempuan muda energik bernama Paramita menyampaikan beberapa hal penting. Salah satunya adalah pengalamannya ketika berkunjung ke Amerika Serikat. Menurutnya, orang-orang AS itu sangat menyambut gembira kaum muda Indonesia.

            Kata Paramita, “Kami disebut-sebut orang-orang hebat, penuh kreativitas, dan pintar-pintar.”

            Akan tetapi, Paramita dan kawan-kawan tidak lantas mabuk pujian dan merasa bangga. Mereka malahan berupaya mencari tahu apa yang menyebabkan anak-anak muda Indonesia disambut dengan sukacita di AS. Ternyata, orang-orang AS sebaik dan sehormat itu kepada anak-anak muda Indonesia disebabkan mendapatkan keuntungan dari perilaku anak-anak muda Indonesia.

            “Pengguna facebook dan twitter terbanyak di dunia adalah anak-anak muda Indonesia,” jelas Paramita, “Orang-orang AS itu mendapatkan keuntungan dari penggunaan jejaring sosial tersebut.”

            Oleh sebab itu, Paramita dan kawan-kawan agak sedikit kecewa, mengapa orang lain yang untung besar, bukan anak-anak muda Indonesia sendiri? Kita hanya menjadi objek, bukan subjek yang menerima keuntungan.

            Ada perbedaan bukan antara sikap Jokowi yang seolah-olah menyodorkan rakyat pengguna facebook untuk dimanfaatkan Mark Zuckerberg dengan sikap anak-anak muda Bandung yang langsung kecewa saat tahu bahwa rakyat pengguna facebook di Indonesia dimanfaatkan orang asing?

            Saya sangat khawatir jika tuduhan lawan-lawan politik Jokowi adalah benar bahwa pemerintahan Jokowi akan menguntungkan pihak asing. Hal itu disebabkan jika benar bahwa pemerintahan Jokowi hanya akan menguntungkan orang asing, yang rugi adalah bangsa dan rakyat Indonesia. Jokowi harus membuktikan bahwa tuduhan itu adalah salah dan sama sekali tidak benar, bahkan harus mampu menyatakan dengan cara apa saja bahwa tuduhan itu nilainya hanya sebesar seonggok sampah kotor dan bau.

            Hubungan dengan pihak asing memang boleh, bahkan harus. Akan tetapi, keuntungan itu harus ditujukan sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia. Berhubungan dengan facebook adalah sangat bermanfaat ketika hubungan itu menumbuhkan banyak keuntungan untuk rakyat Indonesia.

            Hati-hati Pak Jokowi. Lawan-lawan politik Anda akan tertawa hebat dan menggelegar ketika tuduhan-tuduhan miring mereka terbukti memang bukanlah bohong dan bernilai sampah, tetapi benar sebenar-benarnya. Anda harus membungkam mulut mereka dengan cara membuktikan diri bahwa Anda bukanlah seperti yang dituduhkan mereka.

            Tenang dan percaya dirilah jika Anda orang yang benar. Jika Anda Benar, Allah swt selalu bersama Anda. Jika salah, cepat perbaiki diri.