oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Anies Baswedan yang sudah
kalah dalam Pilpres RI 2024, kembali menemui jalan hampir buntu untuk menjadi
gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) melalui jalur partai. Partai-partai
pendukungnya sudah tidak lagi tertarik untuk menjagokan Anies sebagai pejabat politik.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini sangat rapat dengan Anies pun
sudah malas, bahkan merapat ke Prabowo-Gibran. Hal ini sangat wajar karena
syarat untuk menjadi calon gubernur DKJ itu harus memiliki 22 kursi di DPRD
DKJ. Sementara itu, PKS hanya punya 18 kursi suara, kurang 4 suara. Di samping
itu, Anies tidak memiliki kemampuan untuk menambah suara itu dari partai-partai
lain. Akibatnya, Anies bisa gagal, jangankan untuk menang, untuk daftar saja
sudah ditolak.
Jika benar-benar seluruh partai sudah menolaknya, hanya
ada satu pilihan buat Anies mendaftar sebagai calon gubernur, yaitu melalui
jalur independen atau perorangan. Kalaulah benar apa yang dikatakan
pendukungnya bahwa Anies tidak butuh partai, justru partai yang membutuhkannya,
sekarang tampak nyata bahwa partai tidak membutuhkan Anies. Kalaulah memang
benar Anies paling tinggi dukungannya dari rakyat Jakarta, tidak akan sulit
bagi Anies untuk daftar dari jalur perorangan. Dia tidak akan sulit
mengumpulkan dua juta KTP rakyat Jakarta sebagai dukungan baginya maju sebagai
calon gubernur DKJ. Hal itu disebabkan menurut hasil berbagai survey, Anies
mendapati posisi tertinggi dukungan rakyat Jakarta, posisi kedua ditempati
Ahok, dan peringkat ketiga ditempati Ridwan Kamil.
Calon gubernur DKJ yang sudah nyata mendapatkan dukungan
mayoritas partai adalah Ridwan Kamil (RK), tinggal menanti siapa yang mampu
melawannya. Sebetulnya, sudah ada yang berani melawan RK, yaitu Dharma
Pongrekun yang sudah dinyatakan bisa dan lolos untuk menjadi calon gubernur
DKJ. Dharma sudah mampu mengumpulkan 1,7 juta KTP rakyat Jakarta untuk melawan
Ridwan Kamil. Dharma mencalonkan diri melalui jalur independen atau perorangan,
tanpa partai.
(Foto: Pelita Kota News) |
Sementara itu, Anies masih berdebat dengan PKS. Para pendukung
Anies malah marah-marah dan maki-maki PKS. Bahkan, mulai meminta Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk mendukung Anies. PDIP pun tak akan
bisa menolong Anies kalau sendirian, butuh partai lain karena suaranya kurang.
Sudahlah, daripada menyalahkan atau menghujat
partai-partai, sebaiknya Anies mendaftar lewat jalur perorangan dan para
pendukung setianya menyatakan kesiapannya untuk membantunya dengan memberikan
dukungan berupa KTP. Jika melihat survey Anies yang mendapatkan dukungan dari
30,7% suara rakyat Jakarta, tak sulit bagi Anies untuk mengumpulkan dua juta
KTP sebagai bukti layak menjadi calon gubernur.
Begitu sebaiknya jika Anies Baswedan ingin ikut bertarung
dalam Pilkada DKJ 2024.
Foto Dharma Pongrekun saya dapatkan dari Pelita Kota News.