oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang surya
Seharusnya, tidak ada yang
gerah atau kepanasan dengan peristiwa saling cium antara Imam Besar Istiqlal
Prof. Dr. Nasaruddin Umar dengan Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala
Negara Vatikan Paus Fransiskus. Itu adalah momen luar biasa yang menunjukkan
persahabatan, perdamaian, dan persaudaraan. Tak perlu lagi ada rasa saling
curiga atas dasar agama. Semua harus bekerja sama untuk kepentingan semua
manusia di muka Bumi.
Imam Besar Istiqlal mencium kepala Paus dua kali. Paus
Fransiskus membalas mencium tangan Prof. Dr. Nasaruddin Umar dua kali pula.
Sejarah manusia sudah berulang-ulang berdarah-darah dan
menimbulkan banyak kerusakan serta kehilangan nyawa atas dasar perbedaan agama
yang sebetulnya tidak perlu terjadi. Setiap hari kita harus memperbaiki diri,
kehidupan, serta hubungan di antara sesama manusia. Pada dasarnya kita semua
berasal dari Zat Yang Satu, Allah swt. Perbedaan agama dan keyakinan adalah
kenyataan yang harus kita terima. Soal siapa yang paling benar dan paling
berhak mendapatkan surga, itu urusannya nanti di akhirat. Semua orang berhak
meyakini kebenaran agamanya masing-masing, tak perlu memaksakan keyakinan
kepada orang lain. Selama kita hidup di dunia ini dalam mempertahankan hubungan
baik di antara manusia adalah toleransi, berbuat baik, dan memberikan manfaat
kepada banyak orang sesuai kapasitas diri masing-masing. Soal praktik ritual,
biarlah pemeluk agama masing-masing melakukannya karena pada dasarnya setiap
orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing.
Selama kita hidup di dunia adalah teramat mulia kita
menjaga kehidupan yang damai, harmonis, dan menyenangkan.
Kedua foto itu saya dapatkan dari detik com.
Sampurasun.