oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Gubernur Provinsi Jawa Barat
Dedi Mulyadi saat ini menjadi sorotan yang luar biasa, setiap kata dan
langkahnya mendapatkan banyak reaksi dari masyarakat Indonesia. Kemunculan Dedi
yang mendapatkan dukungan sangat banyak dari rakyat Indonesia, baik di dalam
maupun di luar negeri membuat banyak politisi tampak tersaingi dan secara
diam-diam atau tersembunyi, kasar maupun halus, mulai menyerang Dedi.
Serangan-serangan itu dengan mudah dipatahkan Dedi sehingga para pendukungnya
semakin kuat terikat kepada Dedi.
![]() |
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Foto: Suara Indonesia News) |
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampaknya
ikut-ikutan menyerang Dedi. Sayangnya “serangan” Anies langsung dilawan Dedi
dengan sangat telak dan tidak mampu dilawan balik Anies.
Sebetulnya, tak ada kata-kata jelas dari mulut Anies
menyerang Dedi. Ini hanya para wartawan yang membuat Anies tampak menyerang
Dedi mengenai penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan program KB
vasektomi. Dedi memang mewacanakan bahwa untuk mengendalikan kemiskinan, rakyat
yang berharap mendapatkan bantuan sosial (Bansos) harus terlebih dahulu ber-KB
dengan cara vasektomi untuk para pria. Berbeda dengan Anies yang tidak setuju
dengan vasektomi. Ia berpendapat bahwa untuk mengendalikan kemiskinan karena
banyak anak adalah dengan cara “welas asih” memberikan tunjangan hari tua untuk
Lansia, BPJS gratis untuk Lansia, dan transportasi umum gratis.
Pendapat Anies ini jelas saja mendapatkan respon dari
netizen karena Anies dulu adalah gubernur DKI Jakarta dan tidak mampu juga
mengatasi kemiskinan. Anies tetap hanya dianggap orang yang pintar merangkai
kata, sedangkan buktinya tidak jelas. Saya juga baru-baru ini melihat sendiri di
Jakarta beberapa meter dari pusat pertokoan mewah dan gedung-gedung bagus, di belakangnya
dipenuhi jalan-jalan kecil sempit yang dipakai rebutan antara pejalan kaki,
sepeda motor, dan bajaj. Jalan-jalan sempit itu di samping kanan-kiri dipenuhi
juga rumah penduduk yang juga sempit berderet.
Tak berapa lama setelah Anies mengemukakan pendapatnya,
Dedi Mulyadi dalam sebuah rapat mengatakan dengan lantang yang seolah-olah
balik membalas menyerang Anies. Dedi meneriakan bahwa jika dirinya menjadi
gubernur DKI Jakarta, akan membagikan uang Rp10 juta bagi setiap kepala
keluarga (KK) di Jakarta. Hal itu disebabkan Jakarta itu jumlah penduduknya
sedikit, kurang dari 10 juta yang artinya diperkirakan hanya memiliki dua juta KK,
sedangkan uang APBD Jakarta itu mencapai Rp90 triliun. Artinya, jika Rp10 juta
dibagikan kepada dua juta KK, hanya akan menghabiskan Rp20 T. Dengan demikian,
Jakarta masih memiliki banyak uang sejumlah Rp70 T untuk membangun.
Pidato Dedi ini tentu saja membuat rakyat Jakarta
berguncang. Mereka mulai menyadari bahwa
uang DKI Jakarta itu sangat banyak. Banyak dari mereka yang mulai
berhitung-hitung sendiri tentang uang itu. Hal itu membuat kebingungan sendiri
di kalangan rakyat Jakarta.
Berbeda dengan Provinsi Jawa Barat yang penduduknya
sangat banyak, sekitar 50 juta jiwa, tetapi uangnya sangat sedikit, yaitu Rp29
triliun. Artinya, Jawa Barat tidak memiliki kemampuan untuk membagikan uangnya
kepada rakyat secara tunai, kecuali melalui program-program pembangunan dan
bantuan sosial yang terbatas.
Anies tidak lagi memberikan jawaban atas balasan Dedi.
Akan tetapi, pemimpin Jakarta sekarang, yaitu Pramono Anung dan Rano Karno yang
merasa diserang Dedi. Para pendukung Pramono-Rano mencoba menangkis pendapat
Dedi. Sayangnya, mereka semua menyesatkan atau misleading, misalnya, kata
mereka tidak mungkin membagikan uang Rp10 juta setiap bulan karena uangnya
tidak akan cukup. Itu jawaban menyesatkan karena yang dimaksud Dedi adalah Rp10
juta untuk setiap tahun, bukan setiap bulan.
![]() |
Pramono-Anies-Rano (Foto: detikNews - detikcom) |
So, kalau mau menyerang, harus benar-benar telak, jangan mengambang
karena Dedi Mulyadi akan membalasnya dengan cara tidak terduga dan bisa
menghancurkan karir politik lawannya.
Foto Dedi saya dapatkan dari Suara Indonesia News. Foto
Pramono-Anies-Rano saya dapatkan dari detikNews-detikcom.
No comments:
Post a Comment