oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Sebetulnya, kalau gaji
pejabat itu tinggi atau bahkan naik, tidak masalah, malah bagus. Kalau memang
ada anggarannya dan masuk akal, memang seharusnya seperti itu.
Para
pejabat, baik itu di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif memang harus tinggi
karena wajib mengurus rakyat banyak. Mereka tidak boleh dipusingkan dengan
biaya makan, keluarganya, kesehatannya, pendidikannya, tempat tinggalnya, alat
transportasinya, dan lain sebagainya. Kalau masih dipusingkan dengan memikirkan
besok bisa makan atau tidak, biaya jika sakit, hidup keluarganya tidak
tertangani dengan baik, atau kendaraannya mudah rusak, mereka tidak akan bisa
berkonsentrasi bekerja dengan baik untuk mengurus rakyat banyak yang akhirnya
rakyat tetap hidup dalam masalah. Para pejabat itu memang harus nyaman hingga
mampu lebih baik bekerja. Jika mereka bekerja dengan baik, taraf hidup rakyat pun
akan meningkat.
Hal
yang justru harus menjadi perhatian rakyat adalah kerja dan hasil kerja para
pejabat itu. Kalau hidup mereka sudah banyak difasilitasi, gaji besar, tinggi,
dan dinyamankan, tetapi tidak bekerja dengan baik dan rakyat pun tetap hidup
dalam masalah, bahkan makin menderita, para pejabat itu tidak boleh lagi
dipilih dan harus diganti oleh orang-orang lain yang siap bekerja dan terbukti
mampu meningkatkan hidup rakyat. Jika rakyat merasa banyak masalahnya
tertangani, pejabat itu artinya bekerja dengan baik dan wajar jika tetap
bertahan dalam posisinya itu.
Kalaupun
akhir-akhir ini ada isu bahwa gaji anggota DPR RI naik tiga juta per hari,
sebetulnya tidak apa-apa asal rakyat pun hidupnya lebih terjamin dan mampu juga
meningkat sesuai potensinya masing-masing. Akan tetapi, sebenarnya kenaikan
gaji anggota DPR RI itu tidak ada, itu cuma isu dari orang-orang yang kurang
teliti mencerna informasi.
Menurut
Ketua DPR RI Puan Maharani, kenaikan gaji itu tidak ada. Kalaupun DPR RI
mendapatkan tambahan penghasilan, itu adalah untuk penggantian rumah karena
dulu biasanya mendapatkan fasilitas rumah. Sekarang fasilitas rumah untuk
anggota DPR RI ditiadakan dan diganti dengan uang. Hal itu sangat bagus karena
saya sendiri tidak setuju jika anggota DPR RI dikasih rumah dan tinggal dalam
satu komplek yang sama. Anggota DPR itu harus tinggal di daerah pemilihnya
masing-masing agar mampu menyerap keinginan rakyat yang memilihnya, mampu
berkomunikasi dengan rakyat secara langsung, dan dapat diawasi oleh rakyat
lebih dekat.
![]() |
Ketua DPR RI Puan Maharani (Foto: Facebook) |
Rakyat
harus memaksa para pejabat untuk bekerja lebih baik lagi, itu yang harus
dilakukan. Masa penghasilan dan fasilitasnya dicukupi, tetapi kerjanya rendah
atau bahkan nol, orang seperti itu tidak layak menempati jabatan tinggi.
Anggota
DPR, baik di pusat maupun di daerah, harus semakin serius bekerja. Rakyat
semakin cerdas dan berani, terutama di Provinsi Jawa Barat. Rakyat bahkan
banyak yang menilai bahwa anggota DPRD Jawa Barat tidak bekerja dengan baik.
Mereka tidak melihat hal-hal yang dikerjakan anggota dewan yang seharusnya
mewakili rakyat. Sangat banyak video di Medsos yang mengeluhkah hal itu.
Apalagi, sekarang rakyat itu dengan mudah langsung mengeluh ke Gubernur Jawa
Barat Dedi Mulyadi, baik datang ke Lembur Pakuan ataupun melalui media sosial.
Rakyat tinggal bikin video, upload, lalu tag Dedi Mulyadi, dalam waktu tidak lama
mendapat tanggapan dari Gubernur. Dedi yang punya dua ratus pengacara siap
kerja itu sudah banyak menyelesaikan masalah rakyat. Itu terjadi secara
transparan. Akibatnya, anggota DPR kehilangan panggung dan hasil kerjanya tidak
dirasakan oleh rakyat.
Sudah
seharusnya anggota DPRD Jabar lebih memperlihatkan kerjanya untuk membela,
melindungi, dan meningkatkan hidup rakyat. Bahkan, harus lebih baik
dibandingkan Dedi Mulyadi. Dengan demikian, baik eksekutif maupun legislatif
saling dorong untuk memajukan rakyat sehingga Jawa Barat Istimewa lebih cepat
terwujud. Soal meningkatnya gaji anggota dewan, rakyat tidak akan
mempermasalahkannya asal rakyat terdorong lebih meningkat lagi taraf hidupnya.
Foto
Puan Maharani adalah milik Facebook.
No comments:
Post a Comment