Saturday 19 May 2012

Penganggur Mestinya Dihukum Berat


oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya
Saya tidak habis mengerti mengapa di Indonesia yang begitu besar dan kaya raya ini masih banyak orang miskin gara-gara tidak punya pekerjaan alias menganggur. Negeri ini punya tanah yang teramat luas dari Sabang sampai Merauke, lautnya juga sangat luas di antara ribuan pulau, langitnya pun sangat luas luar biasa. Tanahnya bukan hanya bisa ditanami, melainkan pula bisa digali potensi mineralnya yang sangat banyak.
            Okelah ada beberapa orang atau pakar yang mengatakan bahwa Indonesia bukanlah negara kaya karena ternyata cadangan minyaknya hanya tinggal beberapa belas tahun lagi untuk kemudian habis jika tidak ditemukan sumber minyak terbukti lainnya. Akan tetapi, itu kan cuma minyak, sedangkan kekayaan alam itu bukan hanya minyak, masih banyak yang lainnya. Saya sangat senang dengan pernyataan almarhum Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo bahwa Indonesia itu bukan kaya sumber mineral yang berasal dari fosil (minyak), melainkan kaya dengan sumber daya mineral lainnya. Di samping itu, Indonesia pun kaya dengan sumber daya energi. Contohnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber panas bumi (geothermal) No. 1 terbesar dan terbanyak di dunia dan itu merupakan kekayaan yang luar biasa.
            Kekayaan alam di dalam perut Bumi Indonesia itu bisa membuka lapangan kerja yang luar biasa bagi rakyat Indonesia jika dikelola dengan benar, baik, dan jujur. Kalau tidak dimenej dengan lurus, ya hasilnya hanya memberikan kekayaan pada perusahaan asing dan segelintir orang-orang licik Indonesia, bukan menciptakan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.
            Jangankan kekayaan yang berada di dalam perut Bumi, kekayaan yang tampak jelas terlihat di permukaan bumi saja sudah bisa memakmurkan negara. Tanah di Indonesia itu luas luar biasa dan masih banyak yang kosong serta tidak termanfaatkan. Kalau kita tinggal di kota, memang sangat sulit untuk melihat banyaknya tanah kosong karena sudah sangat sempit, rumit, dan sibuk. Akan tetapi, jika tinggal di luar kota, kita akan melihat bahwa masih sangat banyak tanah yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Saya tinggal di dekat kaki bukit, sering sekali melihat tanah-tanah kosong yang sebetulnya bisa berguna bagi kehidupan orang banyak, terutama untuk pertanian, perladangan, peternakan, perkebunan, dan lain sebagainya.
            Sesungguhnya, jika tanah dari Sabang sampai Merauke ini bisa dibagikan secara gratis kepada rakyat—karena dulunya juga kan tanah ini gratis dari Sang Pencipta--, persoalan pengangguran bisa teratasi karena semua orang punya lahan untuk dikelola. Belum lagi kita memiliki wilayah laut yang sangat luas, potensinya bisa menghapus pengangguran.
            Tanah yang luas dan potensi laut yang juga melimpah akan sangat menolong rakyat yang tidak memiliki keahlian di bidang jasa dan teknologi. Bagi mereka yang punya keahlian di bidang jasa dan teknologi, tidak memerlukan tanah atau laut yang luas  untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf hidupnya. Mereka memiliki modal lain untuk dijual. Bagi yang tidak memiliki keahlian seperti itu kan bisa dididik, dilatih, dan dibina untuk bisa mengelola tanah dan laut. Kemudian, pemerintah menggairahkan bisnis yang berkaitan dengan hasil bumi dan hasil laut. Kan bisa seperti itu dengan catatan tanpa korupsi.
            Saya yakin jika tanah dan laut bisa digratiskan kepada rakyat, ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) akan pulang ke Indonesia untuk membangun diri dan negerinya. Indonesia pun akan terbebas dari cap sebagai negara kuli.
            Persoalannya sekarang adalah sistem politik kita tidak membuat banyak petinggi negeri berpikir ke arah sana. Teramat banyak elit yang hanya memikirkan soal kekuasaan dan suksesi-suksesi pada setiap periode plus mencari dana tambahan untuk melanggengkan kekuasaannya, entah halal entah haram. Jangan harap tanah di seluruh nusantara ini bisa dibagikan secara gratis oleh mereka yang berkuasa dari hasil politik demokrasi.
            Kalau ingin tanah dibagikan gratis dan kekayaan alam Indonesia bisa dinikmati oleh seluruh bangsa, ya harus mengenyahkan demokrasi. Demokrasi itu merusakkan hidup manusia dan membuat bangsa ini miskin serta menderita.
            Begini Saudara sebangsa setanah air. Jangan dikira tanah-tanah yang tersebar di Indonesia ini tidak ada pemiliknya. Ada banyak yang menguasainya Saudara. Mereka adalah orang-orang kuat yang dekat dengan kekuatan-kekuatan politik di negeri ini. Sayangnya, tanah yang mereka kuasai itu tidak digunakan dengan baik untuk kepentingan bersama, melainkan untuk kepentingan dirinya sendiri dan kelompoknya, bahkan tidak untuk kepentingan siapa-siapa alias dibiarkan kosong tidak bermanfaat.
            Saya sempat dibuat bingung oleh bupati yang ketakutan dan tidak bisa membuat jembatan untuk menghubungkan dua desa karena tanah itu dimiliki oleh “orang tertentu”.  Masa ada tanah yang dimiliki secara pribadi sampai di bibir sungai? Bahkan, anehnya, ada tanah yang dikuasai pihak tertentu sampai tepi laut. Pusing saya.
            Orang-orang yang menguasai tanah itu dekat dengan banyak penguasa politik. Dengan demikian, tidak akan mungkin penguasa politik itu bisa membuat tanah-tanah itu untuk kepentingan rakyat. Mereka terpenjara hubungan yang telah terjalin sejak lama, sejak masa kampanye, dan sebelum-sebelumnya.
            Seandainya kita bisa mengenyahkan demokrasi, lalu menjadikan tanah-tanah yang luas yang tidak termanfaatkan itu untuk kepentingan rakyat, kita bisa membuat undang-undang atau hukum untuk menghukum para penganggur. Hal itu disebabkan sudah tidak ada alasan lagi untuk menganggur karena di negeri ini akan sangat banyak pekerjaan, bahkan mungkin memerlukan tenaga kerja kasar dari luar negeri untuk mengelola kekayaan alam Indonesia.
            Sekarang ini kita tidak bisa membuat aturan untuk menghukum penganggur karena tidak memiliki hal untuk dikerjakan. Orang-orang Indonesia ini bukan pemalas. Siapa bilang orang Indonesia itu pemalas? Kita semua ingin bekerja kok, ingin punya penghasilan, ingin hidup layak. Masalahnya, Indonesia belum memiliki lapangan kerja yang cukup untuk rakyatnya. Padahal, sumber daya alam yang begitu besar ini dianugerahkan Allah swt untuk rakyat Indonesia agar dapat bermanfaat bagi seluruh manusia.
            Maukah kita kembali pada jalan yang mulia?
            Singkirkan demokrasi sehingga kita memiliki pemimpin yang tidak punya banyak hutang politik, hutang ekonomi, hutang bisnis, hutang budi, dan rupa-rupa hutang lainnya. Pemimpin yang tidak punya banyak hutang seperti itu tidak akan terjerat dan tidak akan tersandera kepentingan-kepentingan tertentu sehingga mampu membuat sumber daya alam Indonesia bermanfaat bagi sumber daya manusia Indonesia.
            Sumpah demi Allah swt,  Sang Maha Pencipta tanah memberikan tanah ini untuk kita. Hanya kebodohan dan kerakusan manusialah yang membuat tanah-tanah yang seharusnya gratis ini diperjualbelikan, bahkan dikuasai secara tidak sah oleh orang-orang busuk.
           

No comments:

Post a Comment