oleh Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Saya tidak habis
mengerti mengapa di Indonesia yang begitu besar dan kaya raya ini masih banyak
orang miskin gara-gara tidak punya pekerjaan alias menganggur. Negeri ini punya
tanah yang teramat luas dari Sabang sampai Merauke, lautnya juga sangat luas di
antara ribuan pulau, langitnya pun sangat luas luar biasa. Tanahnya bukan hanya
bisa ditanami, melainkan pula bisa digali potensi mineralnya yang sangat banyak.
Okelah ada beberapa orang atau pakar yang mengatakan
bahwa Indonesia bukanlah negara kaya karena ternyata cadangan minyaknya hanya
tinggal beberapa belas tahun lagi untuk kemudian habis jika tidak ditemukan
sumber minyak terbukti lainnya. Akan tetapi, itu kan cuma minyak, sedangkan
kekayaan alam itu bukan hanya minyak, masih banyak yang lainnya. Saya sangat
senang dengan pernyataan almarhum Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo
bahwa Indonesia itu bukan kaya sumber mineral yang berasal dari fosil (minyak),
melainkan kaya dengan sumber daya mineral lainnya. Di samping itu, Indonesia
pun kaya dengan sumber daya energi. Contohnya, Indonesia merupakan negara yang
memiliki sumber panas bumi (geothermal) No. 1 terbesar dan terbanyak di dunia
dan itu merupakan kekayaan yang luar biasa.
Kekayaan alam di dalam perut Bumi Indonesia itu bisa
membuka lapangan kerja yang luar biasa bagi rakyat Indonesia jika dikelola
dengan benar, baik, dan jujur. Kalau tidak dimenej dengan lurus, ya hasilnya
hanya memberikan kekayaan pada perusahaan asing dan segelintir orang-orang
licik Indonesia, bukan menciptakan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.
Jangankan kekayaan yang berada di dalam perut Bumi,
kekayaan yang tampak jelas terlihat di permukaan bumi saja sudah bisa
memakmurkan negara. Tanah di Indonesia itu luas luar biasa dan masih banyak
yang kosong serta tidak termanfaatkan. Kalau kita tinggal di kota, memang
sangat sulit untuk melihat banyaknya tanah kosong karena sudah sangat sempit,
rumit, dan sibuk. Akan tetapi, jika tinggal di luar kota, kita akan melihat
bahwa masih sangat banyak tanah yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Saya
tinggal di dekat kaki bukit, sering sekali melihat tanah-tanah kosong yang
sebetulnya bisa berguna bagi kehidupan orang banyak, terutama untuk pertanian,
perladangan, peternakan, perkebunan, dan lain sebagainya.
Sesungguhnya, jika tanah dari Sabang sampai Merauke ini
bisa dibagikan secara gratis kepada rakyat—karena dulunya juga kan tanah ini
gratis dari Sang Pencipta--, persoalan pengangguran bisa teratasi karena semua
orang punya lahan untuk dikelola. Belum lagi kita memiliki wilayah laut yang
sangat luas, potensinya bisa menghapus pengangguran.
Tanah yang luas dan potensi laut yang juga melimpah akan
sangat menolong rakyat yang tidak memiliki keahlian di bidang jasa dan
teknologi. Bagi mereka yang punya keahlian di bidang jasa dan teknologi, tidak
memerlukan tanah atau laut yang luas
untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf hidupnya. Mereka memiliki modal
lain untuk dijual. Bagi yang tidak memiliki keahlian seperti itu kan bisa
dididik, dilatih, dan dibina untuk bisa mengelola tanah dan laut. Kemudian,
pemerintah menggairahkan bisnis yang berkaitan dengan hasil bumi dan hasil
laut. Kan bisa seperti itu dengan catatan tanpa korupsi.
Saya yakin jika tanah dan laut bisa digratiskan kepada
rakyat, ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) akan pulang ke Indonesia untuk
membangun diri dan negerinya. Indonesia pun akan terbebas dari cap sebagai
negara kuli.
Persoalannya sekarang adalah sistem politik kita tidak
membuat banyak petinggi negeri berpikir ke arah sana. Teramat banyak elit yang
hanya memikirkan soal kekuasaan dan suksesi-suksesi pada setiap periode plus
mencari dana tambahan untuk melanggengkan kekuasaannya, entah halal entah haram.
Jangan harap tanah di seluruh nusantara ini bisa dibagikan secara gratis oleh
mereka yang berkuasa dari hasil politik demokrasi.
Kalau ingin tanah dibagikan gratis dan kekayaan alam
Indonesia bisa dinikmati oleh seluruh bangsa, ya harus mengenyahkan demokrasi.
Demokrasi itu merusakkan hidup manusia dan membuat bangsa ini miskin serta
menderita.
Begini Saudara sebangsa setanah air. Jangan dikira
tanah-tanah yang tersebar di Indonesia ini tidak ada pemiliknya. Ada banyak yang
menguasainya Saudara. Mereka adalah orang-orang kuat yang dekat dengan
kekuatan-kekuatan politik di negeri ini. Sayangnya, tanah yang mereka kuasai
itu tidak digunakan dengan baik untuk kepentingan bersama, melainkan untuk
kepentingan dirinya sendiri dan kelompoknya, bahkan tidak untuk kepentingan
siapa-siapa alias dibiarkan kosong tidak bermanfaat.
Saya sempat dibuat bingung oleh bupati yang ketakutan dan
tidak bisa membuat jembatan untuk menghubungkan dua desa karena tanah itu
dimiliki oleh “orang tertentu”. Masa ada
tanah yang dimiliki secara pribadi sampai di bibir sungai? Bahkan, anehnya, ada
tanah yang dikuasai pihak tertentu sampai tepi laut. Pusing saya.
Orang-orang yang menguasai tanah itu dekat dengan banyak
penguasa politik. Dengan demikian, tidak akan mungkin penguasa politik itu bisa
membuat tanah-tanah itu untuk kepentingan rakyat. Mereka terpenjara hubungan
yang telah terjalin sejak lama, sejak masa kampanye, dan sebelum-sebelumnya.
Seandainya kita bisa mengenyahkan demokrasi, lalu
menjadikan tanah-tanah yang luas yang tidak termanfaatkan itu untuk kepentingan
rakyat, kita bisa membuat undang-undang atau hukum untuk menghukum para
penganggur. Hal itu disebabkan sudah tidak ada alasan lagi untuk menganggur
karena di negeri ini akan sangat banyak pekerjaan, bahkan mungkin memerlukan
tenaga kerja kasar dari luar negeri untuk mengelola kekayaan alam Indonesia.
Sekarang ini kita tidak bisa membuat aturan untuk
menghukum penganggur karena tidak memiliki hal untuk dikerjakan. Orang-orang
Indonesia ini bukan pemalas. Siapa bilang orang Indonesia itu pemalas? Kita
semua ingin bekerja kok, ingin punya penghasilan, ingin hidup layak.
Masalahnya, Indonesia belum memiliki lapangan kerja yang cukup untuk rakyatnya.
Padahal, sumber daya alam yang begitu besar ini dianugerahkan Allah swt untuk
rakyat Indonesia agar dapat bermanfaat bagi seluruh manusia.
Maukah kita kembali pada jalan yang mulia?
Singkirkan demokrasi sehingga kita memiliki pemimpin yang
tidak punya banyak hutang politik, hutang ekonomi, hutang bisnis, hutang budi,
dan rupa-rupa hutang lainnya. Pemimpin yang tidak punya banyak hutang seperti
itu tidak akan terjerat dan tidak akan tersandera kepentingan-kepentingan
tertentu sehingga mampu membuat sumber daya alam Indonesia bermanfaat bagi
sumber daya manusia Indonesia.
Sumpah demi Allah swt,
Sang Maha Pencipta tanah memberikan tanah ini untuk kita. Hanya
kebodohan dan kerakusan manusialah yang membuat tanah-tanah yang seharusnya
gratis ini diperjualbelikan, bahkan dikuasai secara tidak sah oleh orang-orang
busuk.
No comments:
Post a Comment