Wednesday, 18 April 2012

Menjatuhkan SBY? Percuma!

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Banyak orang sudah sangat kesal dan letih dengan kepemimpinan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Berbagai isu digunakan untuk menjelaskan kelemahan kepemimpinan SBY, mulai ketimpangan ekonomi, ketidakpastian hukum, ketidakadilan tanah, pemanfaatan sumber daya alam yang dinikmati pihak asing, dan lain sebagainya. Rencana kenaikan harga BBM menjadi pemicu atau akumulasi dari kekesalan banyak orang mengakibatkan demonstrasi dan aksi protes di hampir seluruh wilayah Indonesia. Teramat banyak orang yang gemas dan gereget ingin menjatuhkan SBY.

            Keinginan menjatuhkan SBY itu sebenarnya adalah keinginan sepele, kecil, rendah, dan tidak menyelesaikan masalah. Bahkan, akan menimbulkan masalah baru. Buat apa menjatuhkan SBY? Kalau SBY jatuh, mengundurkan diri, atau menghilang tiba-tiba, kemudian siapa penggantinya?

            Sesungguhnya, siapa pun yang menggantikan SBY akan sangat sulit dalam memimpin Indonesia. Hal itu disebabkan kita masih menggunakan sistem politik Anjing Buduk yang bernama Demokrasi. Siapa pun orangnya akan selalu tersandera berbagai kepentingan karena dalam demokrasi itu dipenuhi berbagai tawar-menawar dan hutang janji proyek, balas budi, ataupun penguasaan sektor-sektor politik dan ekonomi di Indonesia. Korupsi pun akan tetap terjadi, bahkan mungkin akan semakin semarak memperkaya para bajingan tengik. Rakyat hanya akan menonton pergantian pemimpin tanpa mengalami perubahan berarti.

            Yang harus kita lakukan adalah mengganti sistem politik kutu kupret yang sekarang ini dengan sistem politik baru sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia yang dianugerahi Allah swt dengan berbagai kelebihan. Sistem politik Indonesia yang baru harus membebaskan orang-orang hebat di negeri ini dari berbagai hutang budi, hutang balas jasa, hutang proyek, hutang politik, dan rupa-rupa hutang yang melilit mempersulit para pemimpin untuk mengabdikan diri membangun bangsa mencapai cita-cita nasionalnya.

            Sumpah demi Allah swt, upaya menjatuhkan SBY adalah kegiatan yang kurang kerjaan. Hal itu disebabkan musuh rakyat itu bukan SBY, bukan pemerintah, bahkan bukan satu orang Indonesia pun. Musuh kita itu adalah sistem politik yang penuh kejahatan seperti sekarang ini. Sungguh, orang Indonesia itu dilahirkan untuk kebaikan. Tak seorang ibu pun yang melahirkan anaknya di Indonesia ini berharap bayinya untuk melakukan keburukan kelak. Orang-orang Indonesia yang penuh kebaikan ini sesungguhnya saat ini terpenjara, tersandera, dan terikat oleh sistem politik hina  yang membuat orang-orang jadi kacau, berpikiran sempit, dan menumbuhkan pertengkaran. 

            Percuma menjatuhkan SBY! Ganti sistem politik! Mulai lagi dari awal! Kita restart Indonesia, kemudian kita install ulang dengan berbagai program-program fresh yang mampu menjalankan program untuk mencapai cita-cita nasional Indonesia sebagaimana tertera dalam Preambul UUD 1945!

            Revolusi Belum Selesai, Bung!

            Bukan revolusi fisik! Memangnya mau berantem sama siapa? Mau berkelahi sesama bangsa sendiri? Mau saling bunuh sesama  penduduk asli dari Sabang sampai Merauke? Kalau bertarung sesama bangsa sendiri, kita adalah orang-orang brengsek yang tertipu sistem politik brengsek!

            Revolusi yang harus dilakukan adalah revolusi pikiran dan sikap! Jauhi itu demokrasi, kosongkan TPS-TPS (Tempat Pemungutan Suara) di setiap tingkatan dalam pemilihan apa pun, baik itu Pileg, Pilpret, ataupun Pemilihan Kadal!

Lakukan dengan damai penuh pengajaran dan cinta karena itu adalah hak kita untuk tidak memilih serta kewajiban kita untuk memperbaiki keadaan sekaligus bakti kita dalam mengamalkan ilmu pengetahuan!

TPS kosong, demokrasi bangkrut, ruh Pancasila pun bangkit!

Insyaallah. Demi Allah swt. Bissmillaahi Allahu Akbar!

No comments:

Post a Comment