oleh Tom Finaldin
Bandung, Putera Sang Surya
Demokrasi itu sistem
politik penuh dusta, curang, menjijikan, dan jauh dari kebaikan. Mereka yang
masih mencintai dan melaksanakan demokrasi hanyalah para penipu dan tertipu.
Para penipu tahu benar cara membohongi rakyat yang sedang hidup dalam
kesusahan. Mereka akan mengelabui mata dan perasaan rakyat untuk memilihnya
dengan menggunakan janji-janji kosong memuakkan serta menebar uang recehan yang
nilainya tidak seberapa. Lihat saja slogan-slogan para penipu yang tertera
dalam spanduk, baligo, poster, ataupun berbagai media lainnya. Seluruhnya tak
memiliki makna, kerjaannya para tukang bahasa slogan. Kalimat-kalimatnya hampa,
tidak memiliki ruh. Para penipu itu sesungguhnya hanya ingin menggali dan
merampok uang serta energi rakyat untuk kepentingan diri dan kelompoknya.
Mereka tahu benar bahwa rakyat masih terabui matanya dengan pengetahuan tak
berdasar bahwa demokrasi itu adalah sistem politik yang terbaik. Mereka akan
berupaya keras menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk melakukan
penipuan terhadap rakyat. Hal itu disebabkan mereka sangat paham bahwa rakyat
dari kelas bawah sampai kelas atas, termasuk akademisi masih bloon dengan
menganggap bahwa demokrasi itu adalah sistem politik yang paling mulia.
Kalau bukan penipu, mereka yang masih mencintai dan
melaksanakan demokrasi adalah orang-orang yang tertipu. Tertipu dari apa?
Tertipu dari pemahaman bahwa demokrasi itu adalah sistem politik yang terbaik.
Mereka terus saja berputar-putar memusingkan diri mengikuti sistem politik Syetan
Laknatullah ini, padahal sejarah dan ilmu pengetahuan, bahkan agama Islam
menolak keras demokrasi.
Ketertipuan
orang-orang yang tertipu ini dinikmati terus karena kebodohan yang tertutup
kegelapan ketololan. Mereka tahu dan merasakan benar bahwa demokrasi tidak bisa
menyelesaikan masalah, malahan menumbuhkan masalah dan penderitaan baru, tetapi
tak memiliki jalan lain untuk mengubah demokrasi karena tidak memiliki
kepercayaan kepada diri sendiri bahwa Allah swt telah memberinya petunjuk untuk
keluar dari kejahatan demokrasi menuju keadilan, keagungan, dan kemuliaan
kehidupan.
Pendeka kata, mereka yang mencintai dan melaksanakan
demokrasi itu adalah kalau bukan penipu, pasti orang-orang yang tertipu. Apa
ada jenis manusia lain di luar penipu dan tertipu? Pilih saja di antara
keduanya, Saudara termasuk yang mana?
Mungkin ada orang yang menyangka dirinya cerdas dengan
mengamini dan mengagungkan demokrasi. Ia menganggap dirinya pintar dan hebat.
Sesungguhnya, orang jenis ini adalah orang-orang yang benar-benar telah tertipu
secara ganda. Pertama, ia tertipu
dengan pemahaman bahwa demokrasi adalah sistem politik yang paling hebat. Kedua, ia tertipu mengira dirinya cerdas
atau pintar, padahal sesungguhnya bego nggak ketulungan.
Kalau saya, tidak mau jadi orang yang tertipu atau
penipu. Saya ingin menjadi orang yang tercerahkan. Demokrasi itu mainannya
Dajjal Laknatullah. Demi Allah swt.
No comments:
Post a Comment