oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Pada satu sisi kita harus
bersyukur atas semangat masyarakat untuk menyukseskan Pemilu RI 2019 dengan
kepedulian yang tinggi untuk mendukung jago-jagonya dalam perhelatan demokrasi,
termasuk bersedia memberikan pengamanan gratis untuk “membantu” KPU di setiap Tempat
Pemungutan Suara (TPS). Akan tetapi, pada sisi lain ada kekhawatiran lain
tentang kehadiran pengamanan swasta di setiap TPS yang ada.
Sebagaimana yang kita ketahui perang di media sosial yang
diwarnai dengan hoax, fitnah, dan ujaran kebencian begitu banyak berseliweran.
Keras sekali perang kata-kata itu. Hal itu kalau tidak dikendalikan, bisa
berakibat pada bentrokan fisik di dunia nyata.
Para pendukung Pasangan 01 Jokowi-Maruf Amin membentuk
pengamanan khusus untuk di TPS-TPS. Demikian pula para pendukung Pasangan 02
Prabowo-Sandiuno bersedia membuat pengamanan ekstra di TPS-TPS.
Hal yang wajib diperhatikan adalah jika di sebuah TPS ada
dua “pengamanan swasta” yang berasal dari 01 dan 02, tak ada jaminan mereka
baik-baik saja, tak ada kepastian mereka tidak akan bentrok. Bahkan, akan
menjadi beban baru bagi KPU untuk mengadakan pengamanan tambahan untuk
mengawasi mereka agar tidak bentrok.
Di samping itu, ada tenaga pengamanan dari pendukung pasangan
calon presiden yang merencanakan menyediakan makanan dan minuman untuk
masyarakat yang datang ke tempat pemungutan suara. Itu sangat berbahaya, malah
bisa berakibat hukum karena dapat dianggap memberikan pengaruh pada keputusan masyarakat
untuk memilih calon presiden yang mereka sukai.
Sebaiknya, tidak perlu ada tenaga pengamanan untuk di TPS
yang berasal dari kedua pasangan calon presiden. Gunakan saja pengamanan yang
resmi dan disediakan oleh negara karena lebih bisa dipastikan netral
dibandingkan mereka yang berasal dari dua kubu pasangan calon.
Semangat itu bagus, tetapi efek negatif dari semangat
berlebihan itu buruk.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment