oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Pada dasarnya manusia selalu
berubah. Ia selalu ingin mengetahui dan menikmati hal yang baru. Manusia selalu
tidak puas dan menginginkan hal yang baru dan lebih baik. Manusia adalah
makhluk yang selalu ingin berubah, aktif, kreatif, inovatif, agresif, selalu
berkembang, dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat.
Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi
perubahan norma sosial, pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku,
organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan masyarakat, serta susunan
kekuasaan dan wewenang.
Berikut pandangan beberapa tokoh mengenai perubahan
sosial.
Selo Soemardjan menyatakan
bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai,
sikap, dan perilaku di antara kelompok masyarakat. Contohnya, dengan
keterbukaan informasi dan meningkatnya pendidikan, cara-cara hidup dan
kepercayaan tradisional bergeser lebih terbuka dan dapat dipahami dengan akal.
Dulu orang sangat percaya bahwa Tuhan mereka adalah pohon besar dan pohon kuno.
Mereka menghormatinya, merawatnya, bahkan menyembah dan memberikan sesajen pada
pohon itu. Sekarang perilaku itu sudah disingkirkan karena terjadi banyak
perubahan keyakinan pada masyarakat.
Kingsley Davis mengungkapkan
bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Contohnya pada zaman dulu yang namanya organisasi kemasyarakatan,
perusahaan, pertanian, dan pengelolaan negara diserahkan dan dikuasakan pada
keluarga tertentu yang dipandang lebih hebat dibandingkan masyarakat lainnya.
Pada masa ini kekuasaan dan kewenangan mengatur masyarakat atau bisnis
diserahkan dan dikelola oleh orang-orang yang berpendidikan dan berpengalaman
di bidangnya masing-masing.
George Ritzer mengatakan
bahwa perubahan sosial mengacu pada variasi-variasi hubungan antarindividu,
kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu. Hal ini bisa
dilihat ketika Indonesia masih dijajah Belanda, rakyat percaya bahwa dirinya
bodoh, lemah, rapuh, dan selalu harus ikut pada kemauan penjajah. Akan tetapi,
ketika timbul kelompok perlawanan, gerakan perjuangan, dan mendapatkan
kemerdekaan, terjadi perubahan keyakinan dan sikap dari rakyat Indonesia.
Rakyat menjadi merasa bahwa dirinya berhak sama derajat dengan bangsa-bangsa
penjajah. Mereka tidak mau lagi hidup dalam tekananan penjajah asing.
John Lewis Gillin dan
John Philip Gillin berpendapat bahwa perubahan sosial adalah
suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun
karena difusi atau penemuan-penemuan baru. Hal ini bisa dilihat bahwa jika
seseorang atau sekelompok orang berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain,
terdapat kecenderungan untuk mengikuti cara-cara hidup di wilayah yang
ditempatinya.
Samuel Koenig mengatakan bahwa perubahan
sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia. Modifikasi ini bisa terjadi karena faktor intern maupun
ekstern. Maksudnya perubahan itu bisa terjadi karena keinginan masyarakatnya
sendiri, bisa pula karena ada dorongan kuat dari luar masyarakatnya. Misalnya,
masyarakat ingin hidupnya lebih baik, lalu meningkatkan pendidikannya melalui
jalur sekolah. Contoh lain, masyarakat dipaksa oleh pihak luar untuk
menggunakan pengobatan modern jika sakit dan meninggalkan kepercayaan pada
praktik perdukunan.
Robert Maciver menjelaskan
bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau perubahan
terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial. Maksudnya, hubungan sosial yang sudah terjadi sebagaimana
biasanya secara mapan mengalami proses perubahan sehingga berbagai hubungan
tersebut berubah. Bisa menjadi lebih baik atau bahkan lebih buruk.
William F. Ogburn
menyatakan bahwa perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial, seperti,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap pola
berpikir masyarakat. Kita bisa melihat bahwa dengan adanya pesawat terbang,
orang bisa ke mana-mana ke seluruh dunia dan lebih jelas mengamati perbedaan kehidupan
manusia pada wilayah yang berbeda. Hal itu membuat masyarakat lebih banyak
mendapatkan pengetahuan baru, sikap baru, pengalaman baru sehingga tidak mudah
ditipu dengan dongeng-dongeng palsu tentang kehidupan orang di lain tempat. Di
samping itu, dengan perkembangan teknologi, kehidupan bisnis berkembang lebih
cepat sehingga orang-orang bisa hidup lebih baik dan lebih kaya.
Demikian penjelasan tentang hakikat kehidupan sosial
secara singkat.
Sampurasun
Sumber
Pustaka
Maryati,
Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi
untuk SMA dan MA Kelas XII Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial,
Penerbit Erlangga: Jakarta
Wijayanti,
Fitria; Kusumantoro, Sri Muhammad; Irawan, Hanif, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial