oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Sebelum berbicara tentang
ciri-ciri sosiologi, ada baiknya mengetahui dulu apa itu sosiologi. Kata
sosiologi berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yaitu socius (Latin) yang berarti kawan
atau masyarakat dan logos (Yunani) yang berarti ilmu. Jadi,
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sosiologi adalah
ilmu yang berbicara tentang segala macam hal yang terjadi di dalam masyarakat.
Ciri-ciri sosiologi ada empat, yaitu:
1.
Sosiologi Bersifat Empiris
Empiris adalah suatu keadaan
yang berdasarkan pada kejadian nyata yang pernah dialami yang didapat melalui
penelitian, observasi, maupun eksperimen. Dengan demikian, sosiologi adalah
ilmu yang sifatnya bisa dipelajari sesuai dengan kenyataan dan fakta yang
terjadi, bukan bersifat khayalan atau lamunan. Misalnya, sosiologi tidak
mempelajari manusia berubah menjadi burung, perahu menjadi gunung, atau
bidadari yang turun ke Bumi melalui pelangi. Hal-hal seperti itu hanyalah
berupa dongeng dan tidak dialami kehidupan manusia atau masyarakat secara
nyata. Sosiologi hanya mempelajari keadaan masyarakat yang terjadi secara nyata,
misalnya, persaudaraan, ikatan dalam
kelompok, konflik, pertengkaran, atau penyatuan kembali setelah
pertengkaran.
2.
Sosiologi Bersifat Teoritis
Teoritis adalah berusaha
menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret sesuai fakta di lapangan.
Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara
logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
Misalnya, banyaknya demonstrasi di Indonesia disebabkan perasaan kurang adilnya
pemerataan pembangunan yang dapat dilihat dari semakin lebarnya kesenjangan
antara Si Kaya dan Si Miskin.
3.
Sosiologi Bersifat Kumulatif
Kumulatif berarti teori-teori
disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas,
serta memperkuat teori-teori yang sudah lama. Penelitian tentang masyarakat
terus berkembang sehingga ditemukan fakta atau kenyataan baru. Selain itu, masyarakat
senantiasa berkembang sehingga persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat
pun berkembang pula. Misalnya, setelah kita mengetahui bahwa ada perasaan tidak
adil dalam pembagian pemerataan pembangunan antara Si Kaya dan Si Miskin,
dipelajari mengapa ada kelompok masyarakat yang kaya dan kelompok masyarakat
yang miskin. Setelah diteliti, ternyata orang-orang bisa kaya karena mendapatkan
kesempatan pendidikan yang lebih baik dibandingkan orang-orang yang lebih
miskin.
4.
Sosiologi Bersifat Nonetis
Nonetis berarti terlepas
dari penilaian baik dan buruk. Sosiologi tidak menghakimi baik dan buruk sikap
seseorang atau masyarakat. Sosiologi hanyalah menerangkan keadaaan masyarakat
secara nyata. Penilaian baik dan buruk bukanlah tugas sosiologi, melainkan
tugas ilmu lain, misalnya, ilmu agama, budi pekerti, atau Pancasila. Misalnya,
ada dua daerah yang berbeda sering terlibat tawuran. Sosiologi tidak akan
menyalahkan atau membenarkan perilaku tersebut. Sosiologi hanya menjelaskan
adanya tawuran dan mempelajari penyebab serta akibatnya.
Demikian, penjelasan secara singkat mengenai ciri-ciri
sosiologi.
Sampurasun.
Sumber
Pustaka:
Irawan,
Hanif; Rahmawati, Farida; Febriyanto, Alfian; Muhammad Kusumantoro, Sri, Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1
Maryati,
Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi:
Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial; untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013,
Penerbit Erlangga: Jakarta
No comments:
Post a Comment