Tuesday, 28 July 2020

Ciri-Ciri Sosiologi


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Sebelum berbicara tentang ciri-ciri sosiologi, ada baiknya mengetahui dulu apa itu sosiologi. Kata sosiologi berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yaitu socius (Latin) yang berarti kawan atau masyarakat dan logos (Yunani) yang berarti ilmu. Jadi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sosiologi adalah ilmu yang berbicara tentang segala macam hal yang terjadi di dalam masyarakat.

           Ciri-ciri sosiologi ada empat, yaitu:

1. Sosiologi Bersifat Empiris
Empiris adalah suatu keadaan yang berdasarkan pada kejadian nyata yang pernah dialami yang didapat melalui penelitian, observasi, maupun eksperimen. Dengan demikian, sosiologi adalah ilmu yang sifatnya bisa dipelajari sesuai dengan kenyataan dan fakta yang terjadi, bukan bersifat khayalan atau lamunan. Misalnya, sosiologi tidak mempelajari manusia berubah menjadi burung, perahu menjadi gunung, atau bidadari yang turun ke Bumi melalui pelangi. Hal-hal seperti itu hanyalah berupa dongeng dan tidak dialami kehidupan manusia atau masyarakat secara nyata. Sosiologi hanya mempelajari keadaan masyarakat yang terjadi secara nyata, misalnya, persaudaraan, ikatan dalam  kelompok, konflik, pertengkaran, atau penyatuan kembali setelah pertengkaran.


2. Sosiologi Bersifat Teoritis
Teoritis adalah berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret sesuai fakta di lapangan. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. Misalnya, banyaknya demonstrasi di Indonesia disebabkan perasaan kurang adilnya pemerataan pembangunan yang dapat dilihat dari semakin lebarnya kesenjangan antara Si Kaya dan Si Miskin.


3. Sosiologi Bersifat Kumulatif
Kumulatif berarti teori-teori disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas, serta memperkuat teori-teori yang sudah lama. Penelitian tentang masyarakat terus berkembang sehingga ditemukan fakta atau kenyataan baru. Selain itu, masyarakat senantiasa berkembang sehingga persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat pun berkembang pula. Misalnya, setelah kita mengetahui bahwa ada perasaan tidak adil dalam pembagian pemerataan pembangunan antara Si Kaya dan Si Miskin, dipelajari mengapa ada kelompok masyarakat yang kaya dan kelompok masyarakat yang miskin. Setelah diteliti, ternyata orang-orang bisa kaya karena mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih baik dibandingkan orang-orang yang lebih miskin.


4. Sosiologi Bersifat Nonetis
Nonetis berarti terlepas dari penilaian baik dan buruk. Sosiologi tidak menghakimi baik dan buruk sikap seseorang atau masyarakat. Sosiologi hanyalah menerangkan keadaaan masyarakat secara nyata. Penilaian baik dan buruk bukanlah tugas sosiologi, melainkan tugas ilmu lain, misalnya, ilmu agama, budi pekerti, atau Pancasila. Misalnya, ada dua daerah yang berbeda sering terlibat tawuran. Sosiologi tidak akan menyalahkan atau membenarkan perilaku tersebut. Sosiologi hanya menjelaskan adanya tawuran dan mempelajari penyebab serta akibatnya.

            Demikian, penjelasan secara singkat mengenai ciri-ciri sosiologi.

            Sampurasun.

Sumber Pustaka:
Irawan, Hanif; Rahmawati, Farida; Febriyanto, Alfian; Muhammad Kusumantoro, Sri, Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1
Maryati, Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial; untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013, Penerbit Erlangga: Jakarta

No comments:

Post a Comment