Tuesday, 28 July 2020

Pengertian Kelompok Sosial

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Sejak lahir, manusia sudah memiliki dua hasrat yang pokok dalam hidupnya, yaitu:

1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya.
2. Keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alamnya.

            Hasrat itu sudah ada sejak lahir. Di Eropa pernah dilakukan penelitian terhadap empat puluh bayi. Dua puluh bayi hanya boleh disusui dan diberi makan, tetapi tidak boleh diajak bicara dan diajak main keluar. Dua puluh bayi lagi diperbolehkan disusui, diberi makan, diajak bicara, dan bermain keluar sebagaimana bayi-bayi yang sering kita lihat bersama keluarganya. Hasilnya, dua puluh bayi yang tidak diajak bicara dan tidak diajak main keluar, mati. Adapun yang dua puluh lagi, hidup secara sehat. Dari penelitian itu, kita mendapatkan kesimpulan bahwa manusia itu selalu berhasrat untuk bersati denga manusia lainnya dan bersatu dengan lingkungan alam sekitarnya.

            Dorongan untuk bersatu dengan manusia lainnya membuat manusia membentuk kelompok sosial atau social group. Berikut ini pendapat para ahli tentang kelompok sosial.

            Paul B. Horton mengatakan bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan manusia secara fisik. Contohnya, sekumpulan orang yang sedang menunggu bus kota, menonton sepak bola, melihat kebakaran, dan olahraga pagi.

            Roland L. Waren berpendapat bahwa kelompok sosial adalah sejumlah manusia yang berinteraksi dengan pola interaksi yang saling berhubungan secara keseluruhan. Misalnya, kelompok penggemar Rhoma Irama yang berhubungan di antara sesamanya dengan cara yang sama. Akan tetapi, caranya berbeda dengan sekelompok orang para pemain sepak bola. Penggemar dangdut akan banyak bicara dangdut dan bepergian menonton dangdut. Adapun para pemain sepak bola akan banyak bicara soal pertandingan dan mungkin pelatihan.

            Mayor Polak berpendapat bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur. Orang-orang ini berkumpul dan bersatu dengan memiliki ketua, bendahara, sekretaris, dan para anggotanya. Mereka diikat dalam sebuah organisasi dengan tujuan yang nyata, misalnya, Pemuda Pancasila, GP Ansor, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, dan Putera Sunda.

            Wila Huky berpendapat bahwa kelompok sosial adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang saling berhubungan dan berkomunikasi. Artinya, satu orang itu bukan kelompok. Kelompok harus terdiri atas dua orang atau lebih. Selain itu, mereka pun harus berhubungan atau berkomunikasi. Jika tidak, mereka tidaklah termasuk kelompok sosial. Misalnya, di jalan raya banyak orang, tetapi tidak berhubungan dan tidak berkomunikasi, maka mereka bukanlah kelompok sosial.

            Robert K. Merton mengungkapkan bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dengan pola yang mapan. Artinya, mereka berhubungan dengan cara yang sama untuk tujuan yang sama. Misalnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bergerak dan saling berhubungan dengan cara yang sama dan teratur untuk meraih tujuan yang sama, yaitu melindungi kedaulatan Republik Indonesia.

            Mac Iver mengatakan bahwa kelompok sosial merupakan himpunan manusia atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Mereka berhubungan dan saling berkomunikasi dengan kesadaran bersama untuk saling menolong. Dengan demikian, setiap anggota kelompok sosial memiliki kesadaran yang sama untuk saling membantu di antara mereka agar tujuan kelompok itu dapat tercapai dan semakin kuat.

            Sampurasun.
           

Sumber Pustaka:
Wijayanti, Fitria; Rahmawati, Farida; Irawan, Hanif; Sosiologi: untuk SMA/MA Kelas X Semester 1: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Maryati, Kun; Suryawati, Juju; 2014, Sosiologi: untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum        
        2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

No comments:

Post a Comment