Wednesday, 19 October 2022

Ijazah Jokowi Senasib Ijazah Saya

 


oleh Tom Finaldin

 

 Bandung, Putera Sang Surya

Kadang ngeselin, kadang lucu melihat tingkah orang-orang yang entah bodoh atau pura-pura bodoh atau memang ingin membodohi orang lain. Ada yang bikin isu bahwa ijazah SMAN 6 Surakarta milik Jokowi bukan asli alias palsu. Bahkan, ada yang bilang bahwa Jokowi bukan lulusan SMAN 6 Surakarta. Dia mencuri ijazah orang lain. Cukup pintar orang-orang ini membodohi orang bodoh. Akan tetapi, bagi orang cerdas, orang-orang ini hanyalah pelawak bodoh.

            Setelah saya perhatikan sebentar saja, ijazah Jokowi itu mirip ijazah saya. Memang Jokowi tidak memiliki ijazah sebagai lulusan SMAN 6 Surakarta seperti yang dimiliki lulusan angkatan-angkatan setelahnya. Tidak akan pernah ada ijazah itu. Hal itu disebabkan Jokowi adalah lulusan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP) 40 di Surakarta. Ijazah yang dikeluarkan pasti jelas ijazah SMPP 40. Pada perkembangan berikutnya, SMPP 40 ini berubah menjadi SMAN 6  Surakarta. Otomatis SMPP 40 tidak ada lagi. Otomatis pula siswa yang lulus berikutnya dari sana menggunakan nama SMAN 6, bukan lagi SMPP 40. Adapun Jokowi, lulus ketika sekolah itu masih bernama SMPP 40. Jadi, Jokowi yang memiliki ijazah SMPP 40 adalah merupakan alumnus pula dari SMAN 6 Surakarta karena lembaga itu masih sama dan hanya berubah nama.

            Begitu ya.

            Hal itu mirip dengan ijazah saya. Saya ini lulusan SMP Negeri 48 Kota Bandung, tetapi saya tidak memiliki ijazahnya. Hal itu disebabkan saya lulus SMP ketika sekolah itu masih bernama SMP Negeri 1 Buahbatu Bandung. Sekarang, sekolah dengan nama SMPN 1 Buahbatu sudah tidak ada lagi karena berubah nama menjadi SMP Negeri 48. Jadi, saya ini lulusan SMPN 48 ketika sekolah itu masih bernama SMP Negeri 1 Buahbatu. Sekolahannya masih sama hanya namanya yang berbeda. So, ijazah saya pun pasti SMP Negeri 1 Buahbatu, bukan SMP Negeri 48.

            Bukan ijazahnya yang palsu, ngaku-ngaku, atau dapat dari mencuri, tetapi begitulah kejadiannya.

            Dengar-dengar sih, perubahan nama itu mengikuti perubahan administratif willayah. Dulu wilayah itu masih termasuk Kabupaten Bandung, jadi namanya SMP Negeri 1 Buahbatu. Ketika wilayah itu masuk menjadi Kota Bandung, namanya berubah menjadi SMPN 48. Kalau mau lebih jelas, klik saja di Google, profil SMPN 48 Kota Bandung, ada yang menulis sejarahnya. Mudah kok.

            Demikian pula dengan ijazah istri saya. Istri saya itu lulusan SMK, tetapi tidak ada ijazah SMK-nya karena ketika istri saya lulus, sekolah itu masih bernama SMEA. Sekolahnya sama, hanya berubah nama mengikuti kebijakan pemerintah.

            Banyak kok yang punya ijazah semacam ini. Tidak perlu heran. Hanya bagi orang-orang yang mata hatinya tertutup, hal seperti ini bisa menjadi bahan fitnah dan kebodohan. Padahal, untuk memahaminya sangat enteng surenteng,

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment