oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Setelah adanya demonstrasi
dan penjarahan, bahkan kematian untuk memprotes kenaikan honor DPR RI,
pemerintah memutuskan bahwa uang itu tidak jadi diberikan kepada anggota DPR.
Lalu, mau dikemanakan uang itu sekarang?
Mau dibagikan ke rakyat?
Itu uang kecil sebenarnya untuk ukuran APBN.
Coba kita hitung
sederhana, seorang anggota DPR mendapatkan uang Rp50 juta per bulan
untuk penggantian perumahan. Itu terjadi selama dua belas bulan. Artinya, seorang
anggota DPR RI mendapatkan Rp600 juta. Jumlah anggota DPR itu ada sekitar 500
orang. Jadi, mereka seluruhnya mendapatkan uang sejumlah sekitar Rp30 miliar.
Pembaca bisa hitung sendiri lebih tepat soal ini. Saya hanya hitungan sederhana.
Kalau uang yang Rp30 M itu dibagikan kepada rakyat Indonesia
yang jumlahnya 285 juta jiwa, berapa setiap orang mendapatkan uang itu?
Paling juga hanya Rp15 ribu atau Rp50 ribu per orang. Itu
hanya cukup untuk beli kuota sehari atau satu bulan.
![]() |
| Uang Recehan (Foto: Kompasiana.com) |
Berhargakah uang sekecil itu jika dibandingkan dengan
kematian tujuh orang akibat huru-hara, penjarahan rumah para pejabat, pembakaran
fasilitas umum, dihukumnya para aparat yang berlebihan bertindak, ditangkapnya
para perusuh yang membuat keadaan menjadi memalukan tidak aman?
Itu hanya uang kecil!
Kerusakan yang diakibatkannya jauh lebih parah.
Seharusnya rakyat menuntut hal yang jauh lebih besar,
seperti, disahkannya UU perampasan aset koruptor, pembubaran Ormas pemalak
perusahaan yang mengakibatkan harga naik tinggi dan menimbulkan banyak PHK, pembasmian
politik uang, atau hal besar lainnya.
Justru dengan naiknya honor anggota DPR, rakyat harus
punya tenaga dan kepedulian untuk menuntut kerja-kerja para wakil rakyat lebih
keras lagi. Rakyat harus menekan lebih kuat agar anggota dewan benar-benar
memperlihatkan kerjanya yang berpihak kepada rakyat. Hal yang lebih utama
adalah tandai para wakil rakyat yang kerjanya fleksing tanpa ada kepedulian
kepada rakyat dan jangan lagi dipilih pada masa pemilihan mendatang.
Kita harus menuntut hal yang jauh lebih besar daripada
sekedar menunjukkan rasa iri karena perbedaan penghasilan. Mereka punya
penghasilan tinggi karena usaha mereka, kita punya penghasilan seperti sekarang
ini karena upaya kita pada masa lalu kita.
Ilustrasi uang recehan saya dapatkan dari Kompasiana com.
Sampurasun

No comments:
Post a Comment