oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Seru ya kemarahan rakyat
pendukung Jokowi setelah Rocky Gerung mengatakan bahwa Jokowi adalah “bajingan
tolol”. Mereka marah karena menganggap kalimat itu tidak pantas untuk
dialamatkan kepada presiden, presiden siapa pun. Bahkan, kepada orang biasa pun
tidak pantas. Itu kalimat kasar dan sama sekali tidak terpelajar. Secara hukum
pun jelas sekali telah melanggar hukum dan bisa menjerat Rocky Gerung ke dalam
penjara.
Sayangnya, Rocky Gerung tidak akan pernah masuk penjara.
Bukan karena Rocky punya “backingan”, punya
orang kuat sehingga kebal hukum, melainkan karena Jokowi tidak akan pernah
melaporkan Rocky sebagai penghinanya. Jokowi memang tidak pernah akan
melaporkan rakyatnya meskipun menghinanya. Tak ada yang dipenjara gara-gara
dilaporkan Jokowi soal penghinaan kepadanya. Rizieq Shihab yang pernah
mengatakan “Jokodok” dipenjara bukan karena menghina Jokowi, melainkan karena
berbohong pada masa Covid-19 di Bogor. Rizieq dilaporkan oleh Walikota Bogor
Bima Arya. Bahar Smith pun dihukum penjara bukan dilaporkan Jokowi karena
menghina Jokowi sebagai “banci”, melainkan karena menyebarkan berita bohong,
kebencian, dan membuat kegaduhan. Tak ada yang dipenjara gara-gara menghina
Jokowi dan dilaporkan oleh Jokowi. Jokowi itu presiden yang harus bekerja dan
melindungi rakyatnya. Meskipun rakyat itu tampak sombong, angkuh, menganggap
rendah Jokowi, dan menganggap dirinya sendiri sebagai wakil Tuhan ataupun cucu
Nabi saw meski tak punya bukti, Jokowi menganggap mereka hanya rakyat kecilnya,
orang-orangnya yang harus dia lindungi.
Hal ini harus dipahami oleh para pendukung Jokowi.
Meskipun saat ini ramai dan sangat banyak pada berbagai daerah melaporkan Rocky
Gerung agar ditangkap karena menghina Jokowi, polisi tak bisa berbuat apa-apa.
Hal itu disebabkan Jokowi sendiri sebagai pihak yang dirugikan yang harus
melaporkannya. Selama Jokowi tidak melaporkannya, Rocky Gerung tetap bebas dan
tidak akan tersentuh hukum, bahkan untuk kembali menghina Jokowi pun dia bebas
semau-maunya. Satu-satunya alasan Rocky tidak bisa dihukum adalah karena Jokowi
melindunginya dengan tidak melaporkannya.
Meskipun demikian, Rocky Gerung bisa dihukum untuk
kalimat-kalimat lainnya. Rakyat Kalimantan tampaknya sangat paham bahwa Jokowi
tidak akan melaporkan Rocky. Oleh sebab itu, mereka menuntut Kapolri menangkap
Rocky karena telah menghina Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dibangun di
Kalimantan. Mereka menganggap Rocky telah menghina dengan mengatakan bahwa
Jokowi menjual IKN ke Cina. IKN bagi rakyat Kalimantan adalah impian masa
depan, harapan kemajuan, terbebas dari ketertinggalan. Mudah sekali
memahaminya. Kalau IKN beroperasi normal, akan ada banyak bisnis rakyat yang
berjalan, misalnya, akan tumbuh toko-toko, warung-warung kopi, café, bengkel,
bahkan tambal ban, banyak ekonomi rakyat yang bisa bergerak. Belum lagi soal
pendidikan dan akses ilmu pengetahuan bagi rakyat Kalimantan. Mereka tidak mau
pembangunan IKN yang sudah mencapai sekitar 35% ini diganggu ataupun dihina.
Rocky dianggap mereka sebagai pengganggu dan penghina. Oleh sebab itu, mereka
marah dan ingin Kapolri memenjarakan Rocky.
Rakyat Kalimantan cerdas. Mereka menuntut Rocky bukan soal
penghinaan kepada Presiden, melainkan penghinaan dan gangguan kepada dirinya.
Ini sangat mungkin bisa menjerat Rocky. Kita lihat saja nanti. Foto demontrasi
rakyat Samarinda, Kalimantan saya dapatkan dari PusaranMedia com.
Demonstrasi Rakyat Samarinda, Kalimantan, tuntut Rocky Gerung ditangkap (Foto: PusaranMedia.com) |
Bagi kita, sebagai rakyat harus memahami. Hujatan,
makian, hinaan Rocky itu dalam demokrasi barat sangatlah biasa, saya pernah
melihat seseorang yang menggunakan kostum anjing dengan kepala Presiden Amerika
Serikat George Bush dan bersedia ditendang oleh siapa saja di jalanan AS.
Orang-orang yang benci presiden pun banyak yang menendangnya. Akan tetapi, itu
di Barat. Kita harus sadar bahwa kita diciptakan sebagai orang Timur yang
dianugerahi nilai-nilai kebaikan dan kesopanan sebagai orang Timur mulai
berbahasa hingga berperilaku. Jangan rusakkan anugerah keramahan dan kelembutan
dari Allah swt dengan perilaku-perilaku yang tidak mencerminkan ketimuran.
Apalagi, kita mayoritas muslim yang berkata “ah” saja kepada orangtua bisa
berakibat dosa.
Bedakan antara mengkritik dan menghina. Kalimat “bajingan
tolol” itu bukan kritikan, melainkan penghinaan. Jaga diri kita dan tetaplah
dalam anugerah Allah swt dengan kelembutan yang telah dilekatkan Allah swt
mungkin sejak kita berada dalam kandungan ibu kita.
No comments:
Post a Comment