Sunday, 23 October 2011

Barat Masuk Kekacauan pun Terjadi tanpa Penyelesaian

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya 
Ini sejarah dan kenyataan yang terus berlangsung sampai hari ini. Akan tetapi, teramat banyak orang yang tidak memperhatikannya. Perbedaan kultur, watak, keyakinan, dan tujuan hidup membuat hubungan antarmanusia, antarbangsa, dan antarras menjadi tidak harmonis. Ketidakharmonisan itu diakibatkan oleh adanya pemaksaan kehendak dari sekelompok manusia kepada sekelompok manusia lainnya. 

Pemimpin Besar Revolusi Presiden ke-1 Republik Indonesia Ir. Soekarno telah mengingatkan kita semua, termasuk bangsa-bangsa Asia dan Afrika bahwa ketidakhamonisan dan ketimpangan hidup pergaulan sesama manusia itu diakibatkan oleh perilaku orang-orang kulit putih yang kapitalis. Setiap mereka masuk ke dalam sebuah negeri yang damai dan sedang berkembang tingkat kehidupannya, terjadi kekacauan dan penderitaan yang berkepanjangan tanpa ada penyelesaian. Hal itu disebabkan mereka mempertuhankan nafsu-nafsunya sendiri sehingga menganggap benar perilaku mereka untuk menguasai dan membuat orang lain tunduk terhadap dirinya. 

Ir. Soekarno memberikan beberapa contoh bagaimana bangsa barat kapitalis itu menguasai dan menipu orang lain untuk kepentingan rendahnya sehingga bangsa yang dikuasainya itu kacau-balau sampai hari ini. Ia mencontohkan bahwa Mexico menjadi semrawut dan kehilangan kejayaannya sejak dijajah dan dipimpin oleh orang-orang Eropa dengan cara-cara Eropa. Semua orang mungkin melihat bahwa Mexico bukanlah negara besar yang hebat. Mexico hanya sebuah negara yang miskin dibandingkan Amerika Serikat. Akan tetapi, kemiskinan dan kesemrawutan itu disebabkan oleh orang-orang kulit putih. Orang lupa bahwa sebelum bangsa Eropa, Spanyol, menginjakkan kakinya di Mexico, Mexico merupakan suatu negeri yang teratur, aman, besar, dan kuat. Kekacauan dan kekalutan Mexico disebabkan dijadikan tempat pencaharian rezeki bangsa kulit putih. Ketika Mexico dipimpin Raja Montezuma, wilayahnya memiliki batas-batas yang terletak dari Texas sampai dengan Panama, dari tepi Pantai Teluk Mexico sampai dengan tepi Pantai Lautan Pasifik. Montezuma memimpin Mexico dengan aman, teratur, dan kokoh. Akan tetapi, Mexico menjadi kacau setelah orang kulit putih datang dengan keserakahannya. Mereka memang datang dengan janji manis dan slogan-slogan palsu penuh kebusukan. 

Kalut dan kacaunya negeri itu terjadi sesudah orang Eropa menjatuhkan jangkar perahunya di Vera Cruz dalam tahun 1519. Kalutnya negeri itu akibat dari zaman kekejaman Hernando Cortez yang melumur-lumuri ia punya marilah kita mengikut silang (kruis [salib: Pen.]) sebab dalam tanda itulah kita akan menang dengan darahnya rakyat Mexico. (Dibawah Bendera Revolusi) 

Sejak saat itu Mexico tidak pernah tenteram, tidak pernah teratur lagi di bawah kendali kulit putih. Orang-orang kapitalis itu terus mempropagandakan bahwa dirinya adalah beradab, tetapi dalam kenyataannya di Eropa sendiri mereka berperang tiada habis-habisnya saling bunuh rebutan makanan dan benda. Mereka memang para pendusta. 

Soekarno pun mengingatkan kita bahwa India adalah suatu negeri yang hebat, penuh dengan pengetahuan dan kelembutan, orang-orangnya mampu berpikir yang rumit-rumit. Akan tetapi, kejayaan India itu harus musnah karena didatangi orang kulit putih kapitalis dari Inggris. John Bull datang dengan slogan usaha mendatangkan kemanusiaan dengan menghadirkan beschaving dan orde en rust di kota-kota dan desa-desa di sebelah selatan Gunung Himalaya. Akan tetapi, sesungguhnya John Bull datang menawarkan barang dagangan Made in Great Britain. Mereka merusakkan rakyat India dan membiarkan hidup kelas-kelas tertentu agar dapat membeli produk-produk Inggris. 

Demikian pula Indonesia yang dulunya adalah kerajaan-kerajaan besar, terpelajar, kaya raya, megah, serta penuh dengan kesantunan dan budi pekerti luhur harus hancur setelah orang-orang kulit putih datang dengan keserakahannya. 

Siapakah orang Indonesia yang tidak hidup semangatnya kalau mendengarkan riwayat tentang kebesaran Melayu dan Sriwijaya, kebesaran Sindok, Erlangga, Kediri, Singhasari, Majapahit, Padjadjaran,--kebesaran Bintaro, kebesaran Banten, kebesaran zaman Sultan Agung? Siapakah orang Indonesia yang hatinya tidak memukul-mukul dan berdebar-debar kalau mendengarkan riwayat bahwa benderanya pada zaman bahari dijumpai dan dihormati orang sampai ke Madagaskar, Iran, dan Tiongkok? (Dibawah Bendera Revolusi) 

Akan tetapi, Belanda datang membuat tatanan kehidupan bangsa yang tengah berkembang natural menjadi acak-acakan dan penuh penderitaan. Beruntun-runtun orang-orang kulit putih kapitalis itu datang merampok Indonesia hingga bangsa Indonesia lupa kebesaran dan kekuatannya sampai hari ini. Belanda memang yang terlama dan terbanyak merampok Indonesia, tetapi datang pula kapitalis kafir lainnya yang juga ikut mencuri, yaitu Inggris, Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Swiss, plus Jepang

Mereka pun datang dengan slogan tipuannya, yaitu mengajarkan hidup beradab, padahal kita lebih beradab dibandingkan mereka. Ketika mereka masih hidup di pinggir-pinggir sungai, gua-gua, rebutan sepetak tanah sambil saling bunuh, rakyat Indonesia sudah mengenal gotong royong; silih asih, silih asah, silih asuh; tepo seliro, tenggang rasa, dan berbagai ketertiban lainnya. Mereka cuma cari-cari alasan untuk merampok negeri orang. 

Lihat pula Timor Leste yang dulunya Timor Timur. Mengapa dulu wilayah itu masuk ke Indonesia? Wilayah itu menjadi Indonesia pada 1976 karena ditinggalkan penjajahnya, Portugis, dalam keadaan acak-acakan kacau-balau. Hampir setiap keluarga memiliki senjata api bekas penjajahan. Oleh sebab itu, pemerintah Orde Baru atas “bisikan” Amerika berkenan membina daerah kering dan miskin yang angkuh itu. Indonesia pun mengeluarkan biaya banyak untuk membangun Timor Timur, kabar yang beredar biaya yang dikeluarkan Indonesia untuk satu provinsi di Pulau Jawa sama dengan satu kabupaten di Timor Timur. Beruntung wilayah itu keluar lagi karena cuma jadi masalah bagi Indonesia. 

Pembaca sekalian, sesungguhnya seluruh wilayah yang pernah dijajah, sampai hari ini kehilangan kejayaannya, masih sangat rusak, kacau balau, menyedihkan, dan miskin. Kita tidak bisa melihat bagaimana kegagahan dan kemegahan negeri-negeri Afrika masa lalu. Kita tidak tahu lagi di mana itu sastra dan pengetahuan bangsa India. Kita sudah melupakan bagaimana orang-orang Arab dan Timur Tengah lainnya membuka kunci-kunci ilmu medis, arsitektur, matematika, fisika, dan kimia. Kita pun melupakan diri sendiri yang penuh rasa kemanusiaan, budi pekerti, kesaktian, keterpelajaran, kemampuan mengarungi samudera, dan keunggulan ekonomi hasil dari sumber daya alam yang melimpah ruah. 

Kalau saat ini kita mengenal istilah negara terbelakang, berkembang, atau dunia ketiga, itu adalah istilah untuk negeri-negeri yang pernah dijajah oleh mereka yang disebut negara maju. Setelah mereka merusakkan banyak negara, kemudian pergi diusir, masih tetap ingin disebut lebih hebat daripada kita. Mereka orang-orang yang sakit pikirannya dan selalu angkuh. 

Ingat, negeri-negeri kita rusak karena ulah mereka, bukan karena kebodohan kita. Kita memang sengaja dibuat bodoh oleh mereka. Adapun orang-orang kita yang masih bodoh saat ini akan tetap mengikuti perilaku dan pikiran mereka, bahkan menyandarkan pendapat-pendapatnya pada hasil pikiran para penjajah itu. 

Melihat kenyataan itu, tak pada tempatnya kita menganggap mereka itu hebat dan luar biasa. Kita sebetulnya yang lebih hebat seandainya mau menyadari dan mulai mempercayai diri sendiri dengan memproteksi pikiran dan jiwa dari pengaruh-pengaruh jahat mereka. 

Zaman penjajahan fisik telah berakhir, mereka telah diusir, dipermalukan. Akan tetapi, mereka tidak ingin malu dan mereka memang tidak malu. Hal itu disebabkan masih banyak orang-orang kita yang bermental terjajah yang kemudian melakukan kerja sama-kerja sama siluman dengan orang-orang kulit putih kapitalis itu untuk tetap melakukan perampokan. Orang-orang yang terjajah pikiran dan mentalnya inilah yang celakanya menjadi banyak pejabat dan para pemimpin negara. Dengan demikian, tanah-tanah jajahan yang dulu dikuasai secara fisik tetap dikuasai meskipun dengan cara nonfisik, melalui kejahatan-kejahatan kolusi dan korporatokrasi. 

Keinginan para kapitalis untuk tetap berkuasa itu bisa kita lihat lagi saat ini. Dengan berbagai alasan dusta dan mengada-ada mereka masuk lagi ke negeri orang. Lihat saja mereka menguasai lagi Afghanistan, Irak, Mesir, dan kini Libya. Mereka memang menyuarakan kebaikan-kebaikan yang sebetulnya palsu agar bisa masuk ke negeri orang untuk merampok. Mereka kembali mengulangi tipuannya yang lalu, yaitu ingin menjalankan ketertiban di negeri-negeri yang dituduhnya tidak tertib. Mereka sesungguhnya mencari cara untuk melakukan pencurian. 

Saya yakin haqul yaqin, negeri-negeri yang mereka datangi lagi itu, tidak akan pernah bisa tertib dan aman sebagaimana janji palsu mereka. Hal itu disebabkan mereka adalah penipu karatan yang berniat merampok kekayaan alam orang lain, apalagi sekarang mereka sedang terus meluncur mengalami kemunduran ekonomi. Mereka sangat membutuhkan sumber ekonomi dari wilayah lain. 

Kita lihat Irak. Sejak Saddam Husein Jatuh, tak ada ketertiban dan keamanan, semuanya kusut samut dan tetap berantakan. Mesir pun akan mengalami hal yang sama. Afghanistan apalagi tidak pernah aman dan tenteram, padahal sudah lama dikuasai AS yang katanya ingin mendatangkan keamanan. Libya pun akan bernasib serupa, bahkan lebih kacau sejak jatuhnya rezim Khaddafi. 

Memang benar Saddam Husein, Khaddafi, Husni Mubarak membuat banyak kesalahan dalam memimpin negerinya, tetapi penyelesaian dengan melibatkan kapitalis adalah sama artinya dengan menjerumuskan diri ke lembah kesesatan dan kekisruhan yang tidak akan pernah berakhir. Sejarah sudah mencatat semua itu. 

Kita, bangsa Indonesia, harus banyak belajar dari itu semua. Kita pun sebenarnya korban dari penjajahan masa lalu yang tidak bisa lagi menemukan kejayaan diri kita. Akan tetapi, kita akan dapat mengumpulkan serpihan-serpihan kejayaan itu jika mau bertekad untuk menyatukannya kembali. Kita tidak akan pernah berjaya secara utuh selama melakukan kerja sama-kerja sama siluman dengan pihak kapitalis. 

Sadarilah bahwa mereka itu adalah penjajah dan tetap ingin merampok. Cara yang paling mudah bagi mereka untuk membuat kita tetap berada dalam telunjuk dan keinginannnya adalah melalui sistem politik demokrasi. Dalam sistem politik demokrasi yang membutuhkan banyak dukungan dan dana untuk mendapat kemenangan, mereka akan berkolaborasi dengan para politikus rendahan yang gelap mata dan mata duitan untuk tetap merampok kekayaan alam Indonesia. Oleh sebab itu, sungguh saya sangat membenci sistem politik demokrasi. 

Ingat, negeri ini pernah mengalami kejayaan dan berada dalam kegemilangan keemasan ketika sama sekali tidak mengenal demokrasi! Justru setelah berdemokrasi kita menjadi kacau-balau dan kebingungan. Oleh sebab itu, jangan ikut-ikutan sistem politik demokrasi yang kampungan itu. 

Kembalikan negeri ini, Indonesia, pada jati dirinya agar Allah swt memberikan karunianya yang besar berupa keadilan, kemakmuran, dan keamanan. Demi Allah swt.

No comments:

Post a Comment