Sunday, 23 October 2011

Bakrie Bilang Golkar Pengamal Utama Pancasila, Lucu

 oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya
Beberapa waktu lalu sangat terasa para pemuda kita menyadari bahwa kita harus kembali pada keluhuran Pancasila yang merupakan anugerah terbesar dari Allah swt bagi Indonesia. Berbagai kelompok pemuda dengan caranya masing-masing berupaya menunjukkan kecintaannya kepada Pancasila. Itu teramat bagus dan menggembirakan karena memang seperti itulah seharusnya negeri ini, berada dalam kemuliaan Pancasila. Akan tetapi, dengan maraknya kesadaran masyarakat untuk ber-Pancasila, tumbuh pula kelompok-kelompok yang mulai memanfaatkan situasi. Misalnya, mereka yang dari dulu suka menghina Islam dan takut Islam menjadi jiwa negeri ini, mempertentangkan  Islam dan Pancasila. Kalau dulu, saya dan teman-teman biasanya marah terhadap kelompok-kelompok pengacau pikiran itu, tetapi sekarang saya tidak lagi marah, malahan merasa kasihan kepada mereka. Mereka dari dulu membenci Islam dan tidak pernah berhasil. Mereka cuma orang-orang bodoh yang penuh ketakutan dan kebencian. Mereka memang punya kondisi jiwa yang menyedihkan. Mereka tidak tahu bahwa Pancasila itu adalah “sebuah titik cahaya” yang Allah swt keluarkan dari dalam Al Quran untuk merekatkan dan memperkuat eksistensi bangsa dan Negara Indonesia. Dari kalangan politisi atau partai demikian pula, memanfaatkan situasi. Mereka menggembar-gemborkan bahwa dasar hidup mereka adalah Pancasila, padahal masih harus sangat dipertanyakan. Salah satu partai yang mengklaim dirinya pembela Pancasila adalah Partai Golkar.
            Partai Golkar yang berada di bawah kendali Ketua Umum Aburizal Bakrie sesumbar bahwa partainya adalah pengamal utama Pancasila. Hal itu dikatakannya dalam sebuah acara di hadapan para kadernya yang diliput di stasiun televisi yang dikuasainya, tvOne, dan disiarkan pada 8 Juli 2011. Dia mengklaim bahwa  Partai Golkar adalah “pengamal utama dan pengawal Pancasila dari pikiran komunis”.
            Jika diperhatikan dari klaimnya itu, Bakrie berusaha mengajak masyarakat untuk mengingat bagaimana Golkar yang setia penuh kepada Orde Baru untuk menghancurkan komunis. Itu memang terjadi pada masa lalu, tetapi sesungguhnya tentang komunis dan peristiwa G 30 S sendiri masih sangat diliputi kabut dusta kebohongan yang tetap dipertahankan sampai hari ini oleh para munafikin. Komunis memang hancur, tetapi bersamaan dengan itu kapitalis bergembira ria melenggang menguasai Indonesia bersama kaki tangannya di negeri ini. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa Golkar dulu bersama Orde Baru mempermudah kapitalis masuk ke Indonesia. Padahal, kapitalis sendiri bertentangan dengan Pancasila. Jadi lucu bukan? Ngakunya pengamal dan penjaga Pancasila, tetapi mempersilakan kapitalis untuk merusakkan Pancasila. Dalam klaimnya sendiri, Bakrie mengatakan bahwa Golkar adalah penjaga  Pancasila dari pikiran komunis. Akan tetapi, tidak keluar pernyataan bahwa Golkar menjaga Pancasila dari pikiran kapitalis.
Kapitalis dan komunis itu sebetulnya sama saja. Keduanya ajaran sesat yang memperebutkan benda, uang, dan makanan. Berbeda dengan Pancasila yang mengajarkan masyarakat untuk menggunakan sarana ketuhanan dalam mengendalikan benda, uang, dan makanan agar dapat mencapai kemakmuran bersama.
            Kelucuan Bakrie dan Golkar bertambah lagi. Saya sebut Golkar karena pada saat klaim itu dilontarkan Bakrie, para kadernya bertepuk tangan setuju. Saya sebut lucunya jadi bertambah-tambah karena memangnya Bakrie dan Golkar paham benar terhadap Pancasila? Mengertikah mereka bagaimana hidup ber-Pancasila itu? Kalau sudah mengerti, kapan mereka melaksanakannya? Memangnya ada gitu orang yang bisa kita sebut Pancasilais? Coba tunjuk hidungnya, sebutkan siapa namanya! Soeharto?  Cape deh …. Kita sampai saat ini tidak punya teladan orang yang bisa disebut Pancasilais. Saya berani bertaruh apa pun untuk itu.
            Kalau mereka berdasarkan klaimnya merupakan pengamal utama dan penjaga Pancasila, mengapa pada awal reformasi dihujat bebarengan dengan dihujatnya Soeharto dengan Orde Baru-nya? Bahkan, banyak kalangan yang menginginkan Golkar dibubarkan saja.  Hujatan dan cacian rakyat terhadap Golkar itu diakibatkan oleh tidak dilaksanakannya Pancasila pada masa lalu dengan murni dan konsekwen oleh Golkar, Orde Baru, dan Soeharto. Kalau pilar-pilar Orde Baru yang di dalamnya ada Golkar memang benar-benar melaksanakan, menjaga, mengamalkan secara utama Pancasila, pasti tidak akan dihujat, dicaci, dan disuruh bubar. Adalah salah jika ada kalimat Golkar dihujat, dibenci, dan dituntut bubar karena telah melaksanakan Pancasila.
            Sudahlah Bakrie, sudahlah Golkar, kalian tidak perlu memanfaatkan situasi masyarakat yang ingin ber-Pancasila. Jangan klaim-klaim seperti itu. Klaim-klaim seperti itu hanya mempermalukan diri sendiri. Sumpah, malu-maluin, lucu lagi.

           
           



No comments:

Post a Comment