Saturday, 26 August 2017

Sikap Muslim terhadap Nonmuslim

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Indonesia adalah negara besar dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Sebagai negeri muslim, setiap muslim di Indonesia harus belajar terus setiap hari menjadi muslim yang baik dan menebarkan kasih sayang terhadap seluruh manusia sambil tetap memegang teguh jati diri sebagai muslim. Benar kita harus mematuhi Pancasila, tetapi kita adalah muslim yang harus menegaskan kemusliman kita di hadapan siapa pun.

            Islam tidak berada di bawah Pancasila. Pancasila hanyalah sebuah cahaya dari Allah swt yang dianugerahkan untuk menjadi tali yang mengikat keharmonisan hidup seluruh manusia di Indonesia.

            Di dalam kenyataannya, perbedaan agama dan keyakinan kerap dapat memicu dan dijadikan alat untuk membuat kehidupan tidak tertib dan tidak harmonis. Oleh sebab itu, Pancasila mengajarkan bahwa perbedaan itu hendaknya dijadikan alat untuk memperkuat persaudaraan sebangsa dan setanah air. Meskipun demikian, kita tetap memiliki perbedaan yang wajib diwaspadai agar tidak memicu kerusakan dan tidak mengoyakkan harga diri umat Islam.

            Sebagai umat Islam, kita harus merasa beruntung menjadi kelompok terbesar di Indonesia, sedangkan umat-umat yang beragama dan berkeyakinan lain hanyalah minoritas. Akan tetapi, sebagai kelompok terbesar menuntut tanggung jawab yang besar pula dalam menjaga keseimbangan hidup di Indonesia ini. Sebagai muslim, kita harus hidup berdampingan dengan damai dan penuh cinta kasih dengan umat-umat lain sepanjang umat-umat lain itu tidak melakukan permusuhan, menebarkan kebencian, dan melakukan tantangan kepada umat Islam. Jika nonmuslim mulai berulah melakukan permusuhan, sudah kewajiban setiap muslim menjaga harga diri umat Islam dan ajaran Islam.

            Beruntung sekali nonmuslim di Indonesia ini tidak diberi kekuatan dan kemampuan untuk memerangi umat Islam di Indonesia sehingga para nonmuslim yang memiliki kebencian kepada Islam dan umat Islam hanya bisa jengkel dan berbicara kasar yang bisa saja digugat untuk dimasukkan dalam penjara. Tampaknya, Allah swt sengaja menciptakan suasana nonmuslim seperti itu agar keharmonisan dan kedamaian di Indonesia bisa dikendalikan dengan baik dan terus lebih baik lagi. Indonesia harmonis dan damai bukan berarti tidak ada masalah, melainkan jika ada masalah segera diselesaikan dengan baik, bisa melalui jalur hukum, bisa pula melalui jalur kekeluargaan.

            Bagi Allah swt mudah saja memberikan kaum nonmuslim kekuatan dan kemampuan untuk memerangi umat Islam di Indonesia ini sebagaimana yang terjadi di negara-negara lain. Akan tetapi, tidak begitu keinginan Allah swt. Allah swt tampaknya sampai saya menulis tulisan ini tidak memberikan kekuatan yang cukup bagi mereka yang membenci Islam dan membenci kaum muslimin untuk memerangi umat Islam. Allah swt masih sangat percaya bahwa mayoritas umat Islam dapat menjaga kestabilan hidup di Indonesia. Allah swt juga percaya kepada para nonmuslim yang ingin hidup damai dengan umat Islam di Indonesia ini.

            Perhatikan firman Allah swt berikut ini.

            “… Sekiranya Allah menghendaki, niscaya diberikan-Nya kekuasaan kepada mereka (nonmuslim dalam) memerangi kamu. Pastilah mereka memerangimu….”  (QS An Nisa 4 : 90)

            Jelas bukan?

            Sebagaimana yang saya terangkan tadi bahwa Allah swt mudah saja memberikan kekuatan kepada para pembenci Islam untuk memerangi Islam.

            Bukankah hal ini terjadi di negara-negara lain, tetapi tidak di Indonesia?

            Pada beberapa negara lain, Allah swt memberikan kekuasaan yang besar kepada para pembenci Islam untuk memerangi umat Islam sehingga umat Islam sering terhimpit dan tersudutkan. Akan tetapi, hal itu sama sekali tidak terjadi di Indonesia. Hal itu disebabkan di Indonesia ini terlalu banyak umat Islam yang waras otak dan bening hati untuk melaksanakan ajaran Islam dengan penuh kedamaian. Di samping itu, di Indonesia ini mayoritas nonmuslim tidak ingin bermusuhan dengan kaum muslimin. Meskipun demikian, umat Islam tetap harus waspada agar para pembenci Islam tidak sampai merusakkan Islam dan kaum muslimin.

            Kata Allah swt, “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya diberikan-Nya kekuasaan kepada mereka (nonmuslim dalam) memerangi kamu. Pastilah mereka memerangimu. Akan tetapi, jika mereka membiarkan kamu dan tidak memerangimu serta menawarkan perdamaian kepadamu, maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.” (QS An Nisa 4 : 90)

            Allah swt menghendaki bahwa apabila para nonmuslim membiarkan umat Islam menjalankan ajaran Islam, tidak melakukan permusuhan, dan menawarkan hidup damai, haram hukumnya bagi umat Islam menyakiti dan melukai nonmuslim, baik fisiknya maupun jiwanya. Dalam kenyataannya, dalam susunan pergaulan hidup sesama bangsa Indonesia, kaum nonmuslim sudah menawarkan perdamaian dengan kesetujuannya terhadap Pancasila. Nonmuslim menyerah pada Pancasila, umat Islam Indonesia pun setuju pada Pancasila. Jadi, jika ada nonmuslim dan muslim yang merusakkan Pancasila, sama dengan menghancurkan perdamaian. Hal itu harus dimusuhi bersama-sama oleh seluruh bangsa Indonesia yang waras otak, bening hati, dan sehat jiwanya. Hal itu disebabkan Allah swt lebih menyukai mereka yang memegang teguh perdamaian dengan penuh cinta kasih dibandingkan dengan mereka yang gemar mengobarkan permusuhan dan huru-hara.

            Umat Islam harus menjaga perdamaian dengan nonmuslim sepanjang nonmuslim tidak melakukan permusuhan. Akan tetapi, jika nonmuslim mencari-cari masalah atau membuat huru-hara, kaum muslimin harus segera mengambil sikap, bisa dengan cara menawan atau membunuh mereka. Hal yang harus diingat cara memeranginya tidak boleh dengan cara-cara kampungan yang anarkis. Gunakan hukum yang berlaku di Indonesia agar sistem ini berjalan dengan baik, adil, dan beradab.

            Jika umat Islam melaksanakan QS An Nisa 4 : 90 tadi, secara otomatis telah melaksanakan Pancasila, terutama sila ketiga persatuan Indonesia dan sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal itu disebabkan menjaga hubungan baik dengan nonmuslim sama dengan menguatkan persatuan serta menjaga harga diri untuk tidak dirusakkan oleh orang lain adalah perilaku yang adil dan beradab.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment