oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
The Yudhoyono Institute
wajib didukung eksistensinya dan didorong untuk mencapai cita-citanya. Sepanjang
yang saya tahu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendirikan institusi ini untuk
membina, menjaring, menumbuhkan, dan mewujudkan para pemimpin muda pada masa
depan. Cita-cita ini adalah cita-cita yang sangat mulia.
Siapa pun yang memiliki niat dan bergerak untuk mendidik
generasi muda menjadi pemimpin pada masa depan adalah wajib untuk didukung dan
didorong penuh. Hal itu disebabkan memang kepada generasi mudalah masa depan
diwariskan.
Institusi yang didirikan AHY ini akan berkembang sangat
cepat dan pesat dalam membekali generasi muda dengan pengetahuan dan pengalaman
mengenai berbagai permasalahan dunia, regional, dan lokal Indonesia. Dengan
pengetahuan dan pengalamannya itu, institusi ini dapat menjadi lembaga yang
diperhitungkan dalam memberikan berbagai masukan pada bangsa dan negara.
Apabila cita-cita AHY ini benar dan lurus, The Yudhoyono
Institute harus terbebas dari kepentingan partai. Institusi ini harus berada di
atas partai. Bahkan, pemikiran dan berbagai analisa yang lahir dari institusi
ini akan menjadi bahan pemikiran berbagai partai dalam mendorong Negara
Indonesia menuju cita-cita pembangunan nasionalnya.
Akan tetapi, apabila institusi ini didirikan hanya untuk
kepentingan partai, terutama Partai Demokrat. Institusi ini tak lebih dari sebuah
Ortom, ‘organisasi otonom’, yang berada di bawah partai. Gerakannya akan sangat
sempit dan tidak menyentuh kepentingan bangsa secara keseluruhan. The Yudhoyono
Institute hanya akan hidup sebagai alat politik praktis dan berkecenderungan melenceng
jauh dari cita-citanya yang mulia, yaitu menciptakan para pemimpin muda pada
masa depan.
Jika memang benar dan lurus dengan cita-citanya, The
Yudhoyono Institute akan mendorong siapa saja yang memiliki potensi dan
kompetensi menjadi pemimpin masa depan dan bukan hanya mendorong AHY untuk
menjadi presiden. Akan tetapi, bukan berarti AHY tidak boleh menjadi pemimpin
pada masa depan, melainkan harus memberikan kesempatan dan pembinaan yang luas
dan sama kepada calon-calon pemimpin masa depan, termasuk AHY sendiri.
Apabila ternyata memang The Yudhoyono Institute hanya
merupakan organisasi atau lembaga yang sangat terikat, bahkan patuh pada Partai
Demokrat, saya khawatir lembaga ini akan layu sebelum berkembang. Kecil dan
tidak tampak nyata besar sumbangsihnya pada bangsa dan Negara Indonesia. Dia
hanya akan menjadi “pesaing” bagi organisasi-organisasi otonom lainnya yang
sudah lebih dulu didirikan dengan niat menjadi alat partai politik.
Sampurasun
No comments:
Post a Comment