Sunday, 12 March 2023

Masjid Raya Al Jabbar Kotor

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Begitu kata mereka. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menutup sementara Masjid Raya Al Jabbar, Bandung, dalam pengumuman awalnya mulai 27 Februari s.d. 13 Maret 2023. Hal itu dilakukan setelah evaluasi beberapa bulan sejak pembukaan untuk penataan, pembersihan, perbaikan, dan lain sebagainya. Apalagi setelah semua bisa melihat bahwa Masjid Raya Al Jabbar memiliki daya tarik yang luar biasa. Setiap hari padat pengunjung, puluhan juta orang sudah bolak-balik ke komplek masjid. Memasuki bulan Ramadhan, pengunjung diperkirakan akan tambah padat, baik oleh mereka  yang beribadat maupun yang ngabuburit. Hal itu harus dipersiapkan dengan lebih baik oleh pengurus masjid. Bulan biasa saja penuh, apalagi bulan Ramadhan, insyaallah makin penuh.

            Pengumuman penutupan itu tentu saja membuat para pedagang dan aktivitas di seputar masjid harus angkat kaki dari sana.  Setelah mereka pergi, tampaklah berserakan sampah di bekas lapak-lapak mereka akibat ulah mereka dan pengunjung juga. Berserakannya sampah ini membuat kaum nyinyirun memiliki bahan untuk menyinyiri Masjid Al Jabbar yang kata mereka kotor. Padahal, yang kotor itu bukan di Masjid Al Jabbar, melainkan jalan di seputar masjid. Di dalam masjidnya sih bersih dan nyaman kok.


Di luar Masjid Raya Al Jabbar (Foto: Liputan6 com)


            Foto seputar Masjid Al Jabbar yang kotor penuh sampah saya dapatkan dari Liputan6 com.

            Di antara kaum nyinyirun malah ada yang mencoba menyamakan Masjid Al Jabbar dengan Masjid Ad Dhirar yang dulu dihancurkan Nabi Muhammad saw. Kata mereka Masjid Ad Dhirar dihancurkan karena tujuannya di luar untuk ibadat dan memiliki tujuan lain. Akan tetapi, mereka tidak menjelaskan tujuan lain itu. Mereka takut terbuka fakta yang sebenarnya. Mereka cuma iri dengan Masjid Raya Al Jabbar dan takut terhadap Ridwan Kamil.

            Saya kasih tahu bahwa Masjid Ad Dhirar itu dihancurkan Nabi Muhammad saw karena dibangun oleh orang-orang munafik dan pendeta Kristen yang tidak suka terhadap kebijakan-kebijakan Nabi Muhammad saw di Madinah. Mereka membangun masjid itu untuk memecah belah umat. Adapun Masjid Al Jabbar tidak dibangun oleh orang munafik atau pendeta Kristen dan tidak untuk memecah belah umat.

            Sampai sini paham, Bro?

            Sebetulnya, sudah saya jelaskan berkali-kali bahwa komplek Masjid Al Jabar itu terdiri atas empat bagian, yaitu tempat ibadat, museum, danau retensi, dan taman hutan kota. Di masjidnya sendiri dalam arti “tempat sujud”, tidak kotor, tetap terjaga bersih. Bagian yang kotor adalah di luar masjid, di bagian alun-alun, taman hutan kota, danau retensi, tempat parkir, dan jalan di seputarnya, bukan di masjid yang menjadi tempat sujud itu.




            Sampah yang menjadi penyebab kekotoran itu tentu saja harus menjadi tanggung jawab bersama. Bukan hanya petugas kebersihan, melainkan pula para pedagang, dan masyarakat yang datang ke sana. Jadi, yang kotor itu bukan masjid, melainkan tempat lain yang menjadi fasilitas pelengkap Masjid Raya Al Jabbar.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment