oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Saling salahkan dan saling
tuding akibat keputusan Federal
Internationale Football Association (FIFA) membatalkan Indonesia sebagai
tuan rumah Piala Dunia U-20 terus berlanjut dan mulai ngaco. Sampai-sampai ada
isu bahwa berdasarkan laporan intelijen Israel jika Piala Dunia U-20 digelar di
Indonesia, akan terjadi keos, bom di sana-sini, dan keamanan akan memburuk.
Kok bisa laporan intelijen Israel yang sangat ketat itu
bisa bocor kesana-kemari?
Selain itu, ada isu-isu lain juga yang mulai tidak masuk
akal.
Meskipun saya masih demam, pengen juga nambahin komentar
lanjutan dari tulisan yang lalu. FIFA itu organisasi internasional industri
terbesar satu-satunya dalam dunia persepakbolaan. FIFA mempunyai 211 negara
anggota. Dia bisa mempengaruhi kebijakan para kepala negara. FIFA punya
kekuatan yang sangat besar. Anehnya, ketika Timnas Israel ditolak oleh Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster, FIFA mundur dan
mengalihkan Piala Dunia U-20 ke negara lain.
Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster itu cuma dua orang
gubernur yang berada di bawah kekuasaan Jokowi. Kalau oleh Presiden Jokowi
diperintahkan untuk bersedia menjadi tuan rumah yang baik, mereka pasti patuh,
apalagi mereka satu partai dengan Jokowi, PDI-P.
Kok FIFA bisa takut oleh dua orang itu, padahal punya
anggota sebanyak 211 negara?
Lemah banget FIFA.
Sesungguhnya, baik Ganjar, Koster, PDI-P, maupun
Ormas-Ormas Islam sepenuhnya mendukung digelarnya Piala Dunia U-20 di
Indonesia. Kita semua siap melaksanakannya. Hal yang ditolak itu adalah
kehadiran Timnas Israel. Kan bisa diakalin kalau Bali dan Jawa Tengah menolak
Timnas Israel, pertandingan yang melibatkan Israel bisa di provinsi yang tidak
menolak Israel, misalnya, di Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak
menolak kehadiran Timnas Israel. Untuk tempat berlatih, bisa di Kota Bandung
yang dipersiapkan Walikota Yana Mulyana di GBLA dan Sidolig. Untuk
pertandingannya, bisa di Kabupaten Bandung, Stadion Si Jalak Harupat.
Kalaupun tidak bisa di seluruh wilayah Indonesia, kan
bisa menyewa di negara lain yang dekat dengan Indonesia, Singapura misalnya.
Pemerintah dan PSSI bisa melobi pemerintah Singapura untuk menjadi tempat
pertandingan yang melibatkan Timnas Israel. Kalah ataupun menangnya Israel,
tempatnya di Singapura karena Singapura memiliki hubungan diplomatik dengan
Israel. Banyak jalan yang bisa dilakukan jika FIFA bukan penakut dan Baperan,
sok berkuasa.
Sudahi saling tuding dan saling menyalahkan, apalagi
menganggap FIFA adalah sesuatu yang harus selalu benar dan harus dimaklumi
semua keputusannya meskipun salah. Kita sebaiknya, menatap ke depan, ambil
hikmahnya, dan Timnas Indonesia harus lebih baik lagi dikelola dan terus
berlatih sehingga bisa ikut piala dunia dengan prestasinya, bukan dari tiket
gratis sebagai tuan rumah.
Saya malah curiga kalau ini disengaja untuk melemahkan
Negara Indonesia karena Indonesia saat ini sedang maju lebih cepat pada
berbagai bidang dan sedang berseteru dalam sidang WTO, konflik soal sumber daya
alam. Tak ada negara lain yang berharap Indonesia maju. Hal ini seperti
terhadap Rusia yang sedang berkonflik dengan Ukraina-Amerika Serikat-Barat,
kemudian dicoret dari Piala Dunia oleh UEFA dan direstui FIFA. Indonesia sedang
berselisih dengan Unieropa di WTO, lalu dibatalkan jadi tuan rumah dan dicoret
kepesertaannya dalam Piala Dunia U-20 gara-gara dua gubernurnya menolak Timnas
Israel untuk bertanding di tanah air Indonesia. Semua tanda dan fenomena yang
terjadi bisa saja berkaitan satu sama lainnya.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment