Friday 31 March 2023

FIFA Lemah, Sama Ganjar dan Koster Aja Takut

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Saling salahkan dan saling tuding akibat keputusan Federal Internationale Football Association (FIFA) membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 terus berlanjut dan mulai ngaco. Sampai-sampai ada isu bahwa berdasarkan laporan intelijen Israel jika Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia, akan terjadi keos, bom di sana-sini, dan keamanan akan memburuk.

            Kok bisa laporan intelijen Israel yang sangat ketat itu bisa bocor kesana-kemari?

            Selain itu, ada isu-isu lain juga yang mulai tidak masuk akal.

            Meskipun saya masih demam, pengen juga nambahin komentar lanjutan dari tulisan yang lalu. FIFA itu organisasi internasional industri terbesar satu-satunya dalam dunia persepakbolaan. FIFA mempunyai 211 negara anggota. Dia bisa mempengaruhi kebijakan para kepala negara. FIFA punya kekuatan yang sangat besar. Anehnya, ketika Timnas Israel ditolak oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster, FIFA mundur dan mengalihkan Piala Dunia U-20 ke negara lain.

            Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster itu cuma dua orang gubernur yang berada di bawah kekuasaan Jokowi. Kalau oleh Presiden Jokowi diperintahkan untuk bersedia menjadi tuan rumah yang baik, mereka pasti patuh, apalagi mereka satu partai dengan Jokowi, PDI-P.

            Kok FIFA bisa takut oleh dua orang itu, padahal punya anggota sebanyak 211 negara?

            Lemah banget FIFA.

            Sesungguhnya, baik Ganjar, Koster, PDI-P, maupun Ormas-Ormas Islam sepenuhnya mendukung digelarnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Kita semua siap melaksanakannya. Hal yang ditolak itu adalah kehadiran Timnas Israel. Kan bisa diakalin kalau Bali dan Jawa Tengah menolak Timnas Israel, pertandingan yang melibatkan Israel bisa di provinsi yang tidak menolak Israel, misalnya, di Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak menolak kehadiran Timnas Israel. Untuk tempat berlatih, bisa di Kota Bandung yang dipersiapkan Walikota Yana Mulyana di GBLA dan Sidolig. Untuk pertandingannya, bisa di Kabupaten Bandung, Stadion Si Jalak Harupat.

            Kalaupun tidak bisa di seluruh wilayah Indonesia, kan bisa menyewa di negara lain yang dekat dengan Indonesia, Singapura misalnya. Pemerintah dan PSSI bisa melobi pemerintah Singapura untuk menjadi tempat pertandingan yang melibatkan Timnas Israel. Kalah ataupun menangnya Israel, tempatnya di Singapura karena Singapura memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Banyak jalan yang bisa dilakukan jika FIFA bukan penakut dan Baperan, sok berkuasa.

            Sudahi saling tuding dan saling menyalahkan, apalagi menganggap FIFA adalah sesuatu yang harus selalu benar dan harus dimaklumi semua keputusannya meskipun salah. Kita sebaiknya, menatap ke depan, ambil hikmahnya, dan Timnas Indonesia harus lebih baik lagi dikelola dan terus berlatih sehingga bisa ikut piala dunia dengan prestasinya, bukan dari tiket gratis sebagai tuan rumah.

            Saya malah curiga kalau ini disengaja untuk melemahkan Negara Indonesia karena Indonesia saat ini sedang maju lebih cepat pada berbagai bidang dan sedang berseteru dalam sidang WTO, konflik soal sumber daya alam. Tak ada negara lain yang berharap Indonesia maju. Hal ini seperti terhadap Rusia yang sedang berkonflik dengan Ukraina-Amerika Serikat-Barat, kemudian dicoret dari Piala Dunia oleh UEFA dan direstui FIFA. Indonesia sedang berselisih dengan Unieropa di WTO, lalu dibatalkan jadi tuan rumah dan dicoret kepesertaannya dalam Piala Dunia U-20 gara-gara dua gubernurnya menolak Timnas Israel untuk bertanding di tanah air Indonesia. Semua tanda dan fenomena yang terjadi bisa saja berkaitan satu sama lainnya.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment