oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
“Julid” itu berasal dari
bahasa Sunda, “julit”, kadang
diplesetkan jadi julita. Artinya, “perilaku
iri dan dengki yang disebabkan oleh keberhasilan orang lain”. Kata ini
dipopulerkan artis Syahrini, pelantun lagu “Sesuatu”
itu dengan kata julid. Namun, artinya jadi meluas di dunia maya. Julid
berarti “komentar pedas, nyinyir,
ngeselin orang”.
Netizen
Indonesia kalau sudah julid, luar biasa brengseknya. Beneran jahat netizen
Indonesia itu, bisa menelanjangi banyak orang hingga ke bubuk-bubuk hidup
pribadinya. Orang bisa stress, hancur hidup, depresi, hingga bunuh diri
gara-gara dijulidin.
Kini
timbul gerakan “Julid Fi Sabilillah” dalam
rangka menyerang mental pasukan Israel untuk menghentikan kekejamannya
membunuhi warga Gaza, Palestina. Ratusan, bahkan ribuan tentara Israel (IDF)
kena mental, terganggu jiwanya, dan merasa gila dijulidin netizen Indonesia.
Hal
ini bermula dari netizen Indonesia bernama Erlangga Greschinov yang membagikan
akun-akun tentara Israel di dunia maya hingga tersebar luas. Netizen Indonesia
secara otomatis memenuhi ruang komentar Medsos tentara Israel dengan
kalimat-kalimat julid yang bikin gila itu. Bahkan, saya sendiri pernah menonton
seorang YouTuber Indonesia yang berdebat dengan tentara Israel, lalu
pengikutnya langsung bergerak menyerang tanpa ampun. Saya sendiri sampai
kasihan sama tentara Israel karena saking dipermalukannya hingga menangis.
Salah
seorang tentara wanita Israel bernama Eden Sisson sampai stress berat diserang
netizen Indonesia. Fotonya saya dapatkan dari X com. Saking terganggunya, dia
melaporkan Erlangga Greschinov ke polisi Israel agar ditangkap dengan bantuan
Interpol. Perilaku Eden melaporkan ke polisi itu jelas karena stress atau
bloon.
Tentara Israel Eden Sisson (Foto: X.com) |
Bagaimana mungkin polisi Israel bisa menangkap warga Indonesia?
Ini
wilayah hukum Indonesia, bukan Israel. Israel tak punya kekuatan apa pun di Indonesia. Kalaupun minta bantuan
Interpol atau polisi internasional, itu bodoh sekali. Itu tidak akan pernah
terjadi karena jangankan berhubungan dengan Interpol, Israel ingin berhubungan
dengan Indonesia saja ditolak. Apalagi perjanjian ekstradisi, tidak pernah ada.
Si
Eden Israel itu kalau nggak stress, ya bloon. Lapor ke polisi Israel yang tidak
punya kewenangan apa pun di Indonesia. Lieur.
Meskipun
demikian, para pejuang julid fi sabilillah tetap harus hati-hati karena Israel
selalu mencari cara untuk melakukan kejahatan di mana pun, tidak semua, tetapi
banyak. Kalau punya keinginan untuk melaksanakan dendam, mereka akan mencari
caranya.
Baru-baru ini ada kejadian, seorang hacker Palestina
bernama Omar A. yang tinggal di Turki membantu Hamas untuk mengacaukan sistem pertahanan
iron dome atau kubah besi Israel hingga membuat kerusakan terhadap pertahanan
Israel. Israel memburunya dengan cara menipunya. Agen intel Israel, Mossad,
berpura-pura menjadi aktivis Ham dan memberinya banyak uang. Lalu,
diiming-imingi pekerjaan dengan gaji fantastis dan dirayu untuk sering
bepergian ke luar negeri. Ketika ada di
Kuala Lumpur, Malaysia, Omar ditangkap, disiksa, dan hendak dibunuh. Beruntung,
dinas intel Turki (MIT) mengetahuinya. Turki kemudian bekerja sama dengan kepolisian
Malaysia untuk membebaskan Omar hingga menangkap 11 orang agen Israel penculik
Omar. Kini Omar dibawa ke Turki, dilindungi dan ditempatkan di rumah yang aman.
Ini pelajaran bagi netizen Indonesia, terutama pejulid fi
sabilillah. Israel bisa jadi mempelajari kalian dan mencari cara untuk menculik
kalian. Kalian bisa dikasih uang banyak dan diiming-imingi banyak uang seperti
terjadi kepada Omar A.
Kalau kalian dikasih uang satu miliar, bagaimana rasanya?
Kalian bisa tertipu, beneran tertipu. Oleh sebab itu,
kalau ada orang yang memberi kalian uang, lalu mengiming-imingi pekerjaan di
luar negeri, hati-hati. Jangan langsung percaya, kalian bisa dibunuh di luar
negeri. Selama kalian berada di wilayah hukum Indonesia, kalian aman. Kalau
sudah keluar dari Indonesia, kalian mulai ringkih. Kalau mau bekerja di luar
negeri, gunakan lembaga resmi pemerintah seperti Badan Perlindungan Pekerja
Migran Indonesia (BP2MI), jangan liar atau perorangan, berbahaya.
Bukan cuma uang atau pekerjaan yang bisa menipu kalian,
melainkan pula iming-iming syafaat Nabi saw dan sorga. Kita ini banyak yang
mudah ditipu dengan menggunakan isu agama. Agen intel Israel, Mossad, bisa
kirim orang yang mengaku-aku sebagai cucu Nabi Muhammad saw dan mengajak kalian
ke Timur Tengah untuk menjadi orang suci. Di sana kalian bisa dihajar
habis-habisan hingga mati. Hati-hati, cerdaslah berpikir.
Kalau ada orang yang mengaku-aku sebagai cucu Nabi saw,
sudah saya jelaskan bukan cara untuk membuktikannya?
Kalau beneran cucu Nabi saw, orang itu harus punya kitab
silsilah yang benar berdasarkan manuskrip yang tersambung ke Ali bin Abi Thalib;
harus punya sertifikat internasional dari negara tempat dia berasal; harus
punya pula bukti tes DNA yang terhubung dengan kelompok Bani Hasyim. Kalau
tidak bisa mengujinya sendiri, minta bantuan orang yang lebih ahli.
Begitu ya.
Para pejuang julid fi sabililah, hati-hati kalian!