oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Dunia muslim sudah jelas
memiliki masalah yang sama, yaitu kemerdekaan Palestina dan penghentian
penjajahan Israel atas warga Palestina. Semua pemimpin muslim, dalam hal ini
pemimpin negara, tahu itu dan mereka juga paham harus membantu Palestina. Akan
tetapi, para pemimpin negara mayoritas muslim ini tidak juga dapat bersatu
sebagaimana yang diharapkan.
Banyak orang Islam kebingungan tentang hal ini. Mereka
berpendapat seandainya para pemimpin muslim ini bersatu sedunia, sangat mudah
mengalahkan Israel sekaligus menghancurkan Amerika Serikat dan negara-negara
lainnya yang selalu membantu Israel dalam melakukan kejahatannya atas
Palestina. Karena kebingungan tentang hal ini, banyak orang yang dengan mudah
menuduh bahwa para pemimpin muslim sudah menjadi antek-antek kapitalis, bahkan
dihujat sebagai fasik, munafik, kafir, zalim, murtad, dan lain sebagainya yang
sama sekali tidak menolong memperbaiki situasi, malah membuat masalah di antara
warga muslim sendiri.
Sebetulnya, hal yang sesungguhnya terjadi adalah para
pemimpin muslim itu memiliki kewajiban utama yang tidak boleh ditinggalkan,
yaitu melindungi, mengamankan, dan menyejahterakan rakyatnya sendiri. Bantuan untuk
Palestina itu adalah kewajiban nomor sekian, entah nomor berapa. Para pemimpin
muslim ini akan selalu memperhatikan rakyatnya sendiri, baik beragama Islam
maupun nonislam. Rakyat merekalah yang paling utama, sedangkan Palestina adalah
rakyat wilayah negara lain yang akan dibantu jika rakyatnya sendiri memiliki
sedikit kelebihan dana, makanan, obat-obatan. Para pemimpin ini tidak akan
pernah membela Palestina secara mati-matian jika rakyatnya sendiri masih
membutuhkan perhatiannya. Oleh sebab itu, besar-kecilnya bantuan dan
kuat-lemahnya dukungan terhadap Palestina sangat bergantung pada sehebat apa
negara itu menyejahterakan rakyatnya. Jika rakyatnya sejahtera, bantuan dan
dukungannya akan semakin besar. Jika rakyatnya masih miskin atau perlu
mendapatkan banyak perhatian, dukungan dan bantuan pada Palestina pun akan
semakin kecil.
Itu yang terjadi sebenarnya. Jadi, kalau para pemimpin
muslim ini mau bersatu, negara dan rakyatnya harus membantu pemerintahnya
dengan dukungan dan kritikan agar negaranya bisa lebih sejahtera, maju, dan
makmur. Dengan demikian, akan memiliki energi lebih kuat untuk membela Palestina dan negara mana pun yang sedang
membutuhkan bantuan. Jika di dalam negerinya sendiri banyak masalah dan
semrawut, kesejahteraan, kemajuan, kecerdasan, dan kemakmuran itu tidak akan
pernah terwujud. Akibatnya, jangankan membantu bangsa lain, mengurus dirinya
sendiri tidak bisa.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment