Thursday, 4 April 2024

Cinta dalam Perbedaan

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Giovanna Milana asal Italia yang tumbuh di Amerika Serikat dan Megawati Hangestri Pertiwi asal Indonesia adalah pemain bola voli dunia yang beberapa waktu bergabung dalam tim Red Sparks, Korea Selatan. Megawati selalu menjadi incaran media dan meningkatkan jumlah pemerhati dan pecinta voli. Giovanna yang akrab dipanggil Gia menjadi partner utama dalam voli dan perjalanan liga voli di Korea. Keduanya tentu saja menjadikan industri liga voli Korea mendapatkan untung yang teramat besar.

            Selama bulan-bulan pertandingan, tumbuh cinta, saling ketergantungan, saling bahu, saling mengandalkan di antara mereka sehingga berubah menjadi persaudaraan yang menarik. Gia menganggap Megawati adalah adiknya sendiri yang sangat dia rindukan dan harapkan. Tampaknya dia merasa lengkap jika ada Mega di sisinya. Sebaliknya, merasa kurang jika Mega tak ada bersamanya.

            Hal itu bisa dilihat dari surat terbuka Gia untuk Mega dalam media sosialnya. Suratnya panjang, bisa dilihat pada berbagai media main stream maupun media sosial. Saya hanya menulis ulang beberapa kata yang sangat menarik.

            Seperti ini yang ditulis Gia untuk Mega sesaat ketika liga berakhir.

            “Satu hal yang sangat aku kagumi tentang dirimu adalah iman dan tentang cinta terhadap kehidupan. Kamu luar biasa hangat terhadap semua orang yang ada di sekitarmu, tak peduli bahasa apapun yang mereka gunakan. Aku sempat terkejut ketika aku tiba dan melihatmu ada di tengah-tengah gadis-gadis Korea, tertawa dan berbicara pada mereka seolah kamu juga berbahasa Korea.

Aku tahu bahwa kita tidak perlu harus mengucapkan kata selamat tinggal, tak peduli bagaimana pun nanti kehidupan membawa kita. Ini sebuah bentuk ucapan terima kasih di hadapan dunia karena kamu telah menjadi dirimu apa adanya dan selalu ada di sisiku seiring perjuangan yang kita lalu bersama-sama musim ini, saling bergandengan tangan. Aku tak tahu bagaimana aku bisa melakukan ini tanpa dirimu.

Aku mencintaimu Adik Kecilku. Sampai jumpa lagi.”

Gia mengakui bahwa awalnya sempat tidak bisa menulis karena menangis terus mengingat Mega. Dia memaksakan diri untuk menulis surat terbukanya.


Gia dan Mega (Foto: Red Sparks)


Hal yang menarik adalah mereka berbeda keluarga, berbeda bangsa, berbeda negara, berbeda warna kulit, berbeda ras, berbeda keyakinan, berbeda budaya, dan berbeda agama, tetapi Tuhan mempertemukan mereka dan membuat mereka menjadi saudara. Itulah tandanya bahwa seluruh manusia itu sesungguhnya berasal dari Zat Yang Sama, Diri Yang Sama. Seluruhnya diciptakan oleh Zat Yang Penuh Cinta. Sesungguhnya, kita semua sama bersumber dari hal yang sama, Sang Mahabijak. Perbedaan-perbedaan yang ada itu tetap diawasi dan berada dalam kendali Sang Mahacinta. Perbedaan-perbedaan itu sesungguhnya tidak harus menjadi sumber perpecahan dan kerusakan, tetapi sumber kebaikan. Hal itu sebagaimana yang diucapkan-Nya sendiri bahwa Dia menciptakan perbedaan di antara manusia itu agar manusia saling mengenal dan dapat hidup lebih baik menghadapi hidup dan kehidupan.

Terinspirasi dari ucapan Abdurahman Wahid atau Gus Dur, “Jika kamu membenci orang lain karena agamanya, sesungguhnya tuhanmu bukanlah Allah swt, melainkan agama.”

Cinta dan persaudaraan bisa menembus berbagai hal dan menjadi pengikat untuk hidup lebih baik.

Foto Gia dan Mega saya dapatkan dari IDN Times

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment