Thursday, 18 June 2015

Komitmen Myanmar terhadap Asean Harus Dipertanyakan

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Diskriminasi dan tragedi terhadap Rohingya di Myanmar yang kemudian berimbas pada negara-negara di sekitarnya, termasuk Indonesia jelas merupakan tanggung jawab penuh Negara Myanmar. Negeri itu harus bisa menjelaskan dengan pasti penyebab peristiwa itu dan upaya yang pasti untuk menyelesaikan permasalahan itu.

            Jika memang benar Myanmar merupakan negara yang melegalkan pengusiran, pembunuhan, dan diskriminasi terhadap manusia, baik warganya sendiri maupun yang lainnya, komitmennya terhadap Asean harus benar-benar dipertanyakan.

            Asean itu memiliki kesepakatan Dasasila Bandung. Semua anggotanya harus berusaha keras melaksanakan Dasasila Bandung. Jika ada anggota Asean yang berkhianat terhadap Dasasila Bandung, otomatis dia sama sekalli tidak menghormati kesepakatan yang artinya untuk apa dia berada dalam Asean jika melanggar kesepakatan.

            Paling tidak ada dua sila yang telah dilanggar oleh Myanmar dalam hal kasus Rohingya. Pertama, Sila Pertama yang bunyinya Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Kedua, Sila Kesepuluh yang berbunyi Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional.

            Tragedi yang menimpa pengungsi Rohingya jelas merupakan pelanggaran terhadap kedua sila dari Dasasila Bandung. Pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia jelas harus mengingatkan secara tegas dan keras agar Myanmar menghormati Dasasila Bandung yang telah disepakatinya. Jangan biarkan pergaulan di Asean sebagaimana pergaulan di dunia yang lebih luas yang hanya bersandar pada kekuatan militer, materi, dan kekayaan alam. Mereka yang kuat dalam hal-hal itu adalah yang harus dipatuhi, mirip preman pasar. Asean harus bersandar pada nilai-nilai luhur yang telah terkristal dalam Dasasila Bandung. Indonesia harus menjadi contoh untuk itu, yaitu jangan mau ditekan dengan hal-hal bersifat materi, tetapi konsisten berjuang menegakkan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Myanmar adalah contoh nyata negara yang harus dikembalikan pada nilai Dasasila Bandung.


            Bukan hanya harus diingatkan pada Dasasila Bandung, melainkan pula Myanmar harus diingatkan bahwa ajaran Budha adalah penuh kasih sayang dan tidak mengajarkan diskriminasi berdasarkan kesukuan, tempat lahir, maupun agama. Jangan permalukan Budha yang penuh kasih dan hormat dengan perilaku-perilaku yang jauh bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan Budha.

No comments:

Post a Comment