oleh Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Para pendukung The New World Order setiap hari bergerak
dan bekerja untuk mencapai tujuan mereka. Mereka mengeluarkan uang banyak,
energi yang besar, dan mengorbankan jutaan nyawa manusia untuk saling bunuh di
muka Bumi ini. Setahap demi setahap mereka terus berupaya keras agar dunia
berada di bawah kendali mereka dengan melakukan fitnah-fitnah keji kepada
pihak-pihak yang dianggap hambatan bagi tercapainya tujuan mereka. Sementara
itu, gerakan yang diharapkan menahan gerak laju mereka justru mengalami
kemunduran pesat dan hampir dilupakan dunia, kecuali hanya diingat untuk
acara-acara seremonial yang masih hampa aktivitas dan hampa hasil. Gerakan itu
adalah a World Anew yang digagas
Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno.
The New World Order
artinya adalah tatanan dunia baru. A
World Anew artinya adalah sebuah
dunia baru. Keduanya menginginkan adanya suatu kondisi dunia yang benar-benar
baru, tetapi berbeda dalam cara pelaksanaan, tujuan, dan orang-orang yang
memegang kendali dunia baru yang
diharapkan itu.
The New World Order
sudah sejak lama bergerak dengan cara sembunyi-sembunyi, kerja sama rahasia, mempengaruhi akal pikiran manusia
melalui media massa dan pendidikan, serta melakukan pegelompokan-pengelompokan
dalam mengatur negara-negara di dunia. Mereka bekerja tidak banyak diketahui
secara umum karena sesungguhnya mereka itu curang, licik, jahat, angkuh, dan
kejam. Mereka tak segan-segan mengobarkan perang dan melakukan banyak fitnah
untuk mencapai tujuan mereka. Mereka memang berupaya untuk tidak banyak
diketahui umum karena mereka sendiri sadar tentang kejahatan mereka dan tidak
mau muncul secara jantan ke
permukaan. Dominasi Amerika Serikat yang lantang dielukan oleh George Bush Sr.
sebagai ”New World Order” atau tatanan dunia baru ini menginginkan homogenitas
yang berpaku pada struktur yang diciptakan pihak barat (Salter, 2002: 128).
Keinginan berkuasa dan berpaku pada struktur barat ini sudah jelas adanya
ambisi untuk meraup kekuasaan dan keuntungan materi secara curang, serakah, dan
penuh keangkuhan.
Berbeda jauh dengan A
World Anew, yang digagas oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno.
Gagasan itu disampaikan tidak secara sembunyi-sembunyi dan harus dilaksanakan
secara terbuka, tidak secara rahasia karena mengandung rencana kerja positif serta
upaya-upaya yang solutif bagi manusia dan kemanusiaan di seluruh dunia, tidak
memakukan nilai pada struktur budaya atau ras tertentu. Untuk mencapainya pun
tidak boleh dilakukan dengan kekerasan atau menciptakan perang-perang di antara
manusia seperti yang dilakukan oleh para pendukung New World Order. Setiap
bangsa, budaya, kekuatan ekonomi, nilai-nilai keluhuran, sejarah kuno harus
diakui untuk memperkuat hubungan antarbangsa di dunia dan setiap bangsa
memiliki hak yang sama dalam menciptakan perdamaian dunia, bukan digenggam oleh
beberapa gelintir bangsa yang dianggap berkuasa. A World Anew menginginkan dunia yang bebas dari sengketa dan perang
serta menganggap lebih penting opini dan pendapat bangsa-bangsa dibandingkan
bom-bom, senjata-senjata, dan perang-perang dalam menciptakan perdamaian dunia.
Moral harus menjadi senjata utama dalam pergaulan internasional, bukan uang dan
harta benda. Manusia harus disadarkan bahwa perang-perang yang berkecamuk di
wilayah manapun, tetap berimbas ke seluruh dunia, apalagi dengan
senjata-senjata pemusnah massal. Oleh sebab itu, perang haruslah dihindari.
Nonblok adalah bukan hanya tidak berpihak ke barat maupun ke timur, tetapi
esensinya adalah tidak ikut dalam pertikaian yang saling berebut kekuasaan.
Malahan, harus menjadi penengah dalam setiap pertikaian agar terjadi
perdamaian. Apabila membantu meredam gejolak di dalam negara tertentu, harus
membantu dengan terbuka dan jelas tanpa ikut campur atau menginginkan imbalan
kekuasaan atas bantuan tersebut. Jangan bertindak atau bersikap sebagai “alat”
dari penjajahan atau neokolonialisme. Yang paling penting di atas itu semua
adalah meyakini bahwa Pancasila adalah
bersifat universal dan dunia akan berada dalam perdamaian jika Pancasila dilaksanakan secara universal.
Musyawarah dan mufakat adalah kunci utama dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan dunia, bukan adu kuat senjata dan mengirimkan para pemuda untuk
berkelahi dalam medan tempur.
Perbedaan
Jelas
Kita bisa melihat dengan
jelas perbedaan nyata antara New World
Order dengan A World Anew. New World Order menginginkan tatanan
dunia baru yang dipegang atau dikuasai pihak barat. Adapun A World Anew menginginkan tatanan dunia baru dipegang atau dikuasai
oleh semua bangsa dengan mengedepankan musyawarah
untuk mufakat. New World Order meyakini bahwa kekuatan militer, paksaan, fitnah,
kebohongan, dan penaklukan adalah cara ampuh untuk mengendalikan dunia. Adapun A World Anew meyakini bahwa kebersamaan,
persaudaraan, kesederajatan, dan kesepahaman adalah cara ampuh untuk
menciptakan perdamaian dunia.
Kini dunia terseret-seret oleh agenda New World Order dengan akibat yang sudah
diprediksikan oleh Pemimpin Besar Revolusi Indonesia saat berpidato di hadapan
Majelis Umum PBB. Soekarno meramalkan bahwa jika cara-cara kekerasan dan
penaklukan digunakan, dunia akan terancam bahaya dan akan selalu diliputi
ketegangan.
Ramalan
itu terbukti toh?
Jika
dunia ingin damai secara hakiki harus menggunakan cara musyawarah untuk mufakat, seperti yang pernah dilakukan oleh
bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang mengadakan konferensi di Bandung. Konferensi
Asia Afrika awalnya diragukan oleh pihak barat akan menghasilkan sesuatu yang
bagus dan baik, malahan diramalkan akan menimbulkan pertikaian yang tajam di
antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika karena perbedaan pandangan yang tajam di
dalam negara masing-masing, yaitu paham ekstrem
kiri dan ekstrem kanan. Akan
tetapi, kesaktian musyawah untuk mufakat
menunjukkan jati dirinya. Prediksi barat kecele,
ngaco, borokok, salah berat. Bangsa Asia Afrika telah mampu dengan manis
menghasilkan Dasa Sila Bandung tanpa
ada pertikaian, padahal di kalangan Asia Afrika bertaburan orang-orang berpaham
kiri dan kanan. Musyawarah untuk mufakat memang
sakti.
Sekarang
ketika kita menyaksikan New World Order setiap
hari menimbulkan kerusakan di muka Bumi ini, adalah waktu yang sangat tepat
untuk mengingatkan kembali Dasa Sila Bandung sebagai hasil musyawarah untuk
menahan laju gelombang kejahatan New
World Order. Tugas dan tanggung jawab utama untuk mengembalikan semangat A World Anew terutama berada pada pundak
bangsa Indonesia. Kita harus menumbuhkan keyakinan kembali pada bangsa Asia
Afrika terhadap Dasa Sila Bandung yang bukan sebatas ritual tahunan, melainkan
aksi nyata dalam pergaulan internasional. Kita harus menjadikan agenda A World Anew sebagai penahan laju
kekejaman New World Order. Indonesia
harus berada di depan dan yakin mampu mengatasi berbagai ketimpangan dunia.
Kita bisa bekerja sama dengan bangsa-bangsa yang menyepakati Dasa Sila Bandung
untuk mengatasi masalah bersama dan menghentikan pemujaan dan ketergantungan
pada pihak barat.
Apabila
kita bergantung dan selalu memuja struktur barat, kita hanyalah alat dari New World Order, bukan sebagai subjek
utama pelaku A World Anew. Itu
artinya kita telah menghina perjuangan pendiri Republik Indonesia dengan
menyerahkan diri pada dominasi New World
Order yang telah nyata-nyata menimbulkan banyak kekusutan di muka Bumi ini.
Kembali pada A World Anew, selamatkan dunia!
No comments:
Post a Comment