Monday, 15 June 2015

New World Order vs A World Anew

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Para pendukung The New World Order setiap hari bergerak dan bekerja untuk mencapai tujuan mereka. Mereka mengeluarkan uang banyak, energi yang besar, dan mengorbankan jutaan nyawa manusia untuk saling bunuh di muka Bumi ini. Setahap demi setahap mereka terus berupaya keras agar dunia berada di bawah kendali mereka dengan melakukan fitnah-fitnah keji kepada pihak-pihak yang dianggap hambatan bagi tercapainya tujuan mereka. Sementara itu, gerakan yang diharapkan menahan gerak laju mereka justru mengalami kemunduran pesat dan hampir dilupakan dunia, kecuali hanya diingat untuk acara-acara seremonial yang masih hampa aktivitas dan hampa hasil. Gerakan itu adalah a World Anew yang digagas Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno.

            The New World Order artinya adalah tatanan dunia baru. A World Anew artinya adalah sebuah dunia baru. Keduanya menginginkan adanya suatu kondisi dunia yang benar-benar baru, tetapi berbeda dalam cara pelaksanaan, tujuan, dan orang-orang yang memegang kendali dunia baru yang diharapkan itu.

            The New World Order sudah sejak lama bergerak dengan cara sembunyi-sembunyi, kerja sama  rahasia, mempengaruhi akal pikiran manusia melalui media massa dan pendidikan, serta melakukan pegelompokan-pengelompokan dalam mengatur negara-negara di dunia. Mereka bekerja tidak banyak diketahui secara umum karena sesungguhnya mereka itu curang, licik, jahat, angkuh, dan kejam. Mereka tak segan-segan mengobarkan perang dan melakukan banyak fitnah untuk mencapai tujuan mereka. Mereka memang berupaya untuk tidak banyak diketahui umum karena mereka sendiri sadar tentang kejahatan mereka dan tidak mau muncul secara jantan ke permukaan. Dominasi Amerika Serikat yang lantang dielukan oleh George Bush Sr. sebagai ”New World Order” atau tatanan dunia baru ini menginginkan homogenitas yang berpaku pada struktur yang diciptakan pihak barat (Salter, 2002: 128). Keinginan berkuasa dan berpaku pada struktur barat ini sudah jelas adanya ambisi untuk meraup kekuasaan dan keuntungan materi secara curang, serakah, dan penuh keangkuhan.

            Berbeda jauh dengan A World Anew, yang digagas oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno. Gagasan itu disampaikan tidak secara sembunyi-sembunyi dan harus dilaksanakan secara terbuka, tidak secara rahasia karena mengandung rencana kerja positif serta upaya-upaya yang solutif bagi manusia dan kemanusiaan di seluruh dunia, tidak memakukan nilai pada struktur budaya atau ras tertentu. Untuk mencapainya pun tidak boleh dilakukan dengan kekerasan atau menciptakan perang-perang di antara manusia seperti yang dilakukan oleh para pendukung New World Order.  Setiap bangsa, budaya, kekuatan ekonomi, nilai-nilai keluhuran, sejarah kuno harus diakui untuk memperkuat hubungan antarbangsa di dunia dan setiap bangsa memiliki hak yang sama dalam menciptakan perdamaian dunia, bukan digenggam oleh beberapa gelintir bangsa yang dianggap berkuasa. A World Anew menginginkan dunia yang bebas dari sengketa dan perang serta menganggap lebih penting opini dan pendapat bangsa-bangsa dibandingkan bom-bom, senjata-senjata, dan perang-perang dalam menciptakan perdamaian dunia. Moral harus menjadi senjata utama dalam pergaulan internasional, bukan uang dan harta benda. Manusia harus disadarkan bahwa perang-perang yang berkecamuk di wilayah manapun, tetap berimbas ke seluruh dunia, apalagi dengan senjata-senjata pemusnah massal. Oleh sebab itu, perang haruslah dihindari. Nonblok adalah bukan hanya tidak berpihak ke barat maupun ke timur, tetapi esensinya adalah tidak ikut dalam pertikaian yang saling berebut kekuasaan. Malahan, harus menjadi penengah dalam setiap pertikaian agar terjadi perdamaian. Apabila membantu meredam gejolak di dalam negara tertentu, harus membantu dengan terbuka dan jelas tanpa ikut campur atau menginginkan imbalan kekuasaan atas bantuan tersebut. Jangan bertindak atau bersikap sebagai “alat” dari penjajahan atau neokolonialisme. Yang paling penting di atas itu semua adalah meyakini bahwa Pancasila adalah bersifat universal dan dunia akan berada dalam perdamaian jika Pancasila dilaksanakan secara universal. Musyawarah dan mufakat adalah kunci utama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dunia, bukan adu kuat senjata dan mengirimkan para pemuda untuk berkelahi dalam medan tempur.


Perbedaan Jelas

Kita bisa melihat dengan jelas perbedaan nyata antara New World Order dengan A World Anew. New World Order menginginkan tatanan dunia baru yang dipegang atau dikuasai pihak barat. Adapun A World Anew menginginkan tatanan dunia baru dipegang atau dikuasai oleh semua bangsa dengan mengedepankan musyawarah untuk mufakat. New World Order meyakini bahwa kekuatan militer, paksaan, fitnah, kebohongan, dan penaklukan adalah cara ampuh untuk mengendalikan dunia. Adapun A World Anew meyakini bahwa kebersamaan, persaudaraan, kesederajatan, dan kesepahaman adalah cara ampuh untuk menciptakan perdamaian dunia.

            Kini dunia terseret-seret oleh agenda New World Order dengan akibat yang sudah diprediksikan oleh Pemimpin Besar Revolusi Indonesia saat berpidato di hadapan Majelis Umum PBB. Soekarno meramalkan bahwa jika cara-cara kekerasan dan penaklukan digunakan, dunia akan terancam bahaya dan akan selalu diliputi ketegangan.

Ramalan itu terbukti toh?

Jika dunia ingin damai secara hakiki harus menggunakan cara musyawarah untuk mufakat, seperti yang pernah dilakukan oleh bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang mengadakan konferensi di Bandung. Konferensi Asia Afrika awalnya diragukan oleh pihak barat akan menghasilkan sesuatu yang bagus dan baik, malahan diramalkan akan menimbulkan pertikaian yang tajam di antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika karena perbedaan pandangan yang tajam di dalam negara masing-masing, yaitu paham ekstrem kiri dan ekstrem kanan. Akan tetapi, kesaktian musyawah untuk mufakat menunjukkan jati dirinya. Prediksi barat kecele, ngaco, borokok, salah berat. Bangsa Asia Afrika telah mampu dengan manis menghasilkan Dasa Sila Bandung tanpa ada pertikaian, padahal di kalangan Asia Afrika bertaburan orang-orang berpaham kiri dan kanan. Musyawarah untuk mufakat memang sakti.

Sekarang ketika kita menyaksikan New World Order setiap hari menimbulkan kerusakan di muka Bumi ini, adalah waktu yang sangat tepat untuk mengingatkan kembali Dasa Sila Bandung sebagai hasil musyawarah untuk menahan laju gelombang kejahatan New World Order. Tugas dan tanggung jawab utama untuk mengembalikan semangat A World Anew terutama berada pada pundak bangsa Indonesia. Kita harus menumbuhkan keyakinan kembali pada bangsa Asia Afrika terhadap Dasa Sila Bandung yang bukan sebatas ritual tahunan, melainkan aksi nyata dalam pergaulan internasional. Kita harus menjadikan agenda A World Anew sebagai penahan laju kekejaman New World Order. Indonesia harus berada di depan dan yakin mampu mengatasi berbagai ketimpangan dunia. Kita bisa bekerja sama dengan bangsa-bangsa yang menyepakati Dasa Sila Bandung untuk mengatasi masalah bersama dan menghentikan pemujaan dan ketergantungan pada pihak barat.

Apabila kita bergantung dan selalu memuja struktur barat, kita hanyalah alat dari New World Order, bukan sebagai subjek utama pelaku A World Anew. Itu artinya kita telah menghina perjuangan pendiri Republik Indonesia dengan menyerahkan diri pada dominasi New World Order yang telah nyata-nyata menimbulkan banyak kekusutan di muka Bumi ini.

Kembali pada A World Anew, selamatkan dunia!

No comments:

Post a Comment