Wednesday, 10 June 2020

Benarkah Mahasiswa Indonesia Menghajar Rasis AS?


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Beritanya sudah ada dua hari yang lalu. Seorang mahasiswa yang diduga Warga Negara Indonesia (WNI) diprovokasi pria bule asal Amerika Serikat (AS) dengan kata-kata rasis dan ancaman. Awalnya mahasiswa WNI itu menghindari perselisihan. Akan tetapi, karena dikejar terus, akhirnya perkelahian pun tidak terhindarkan. Akhirnya, pria bule AS itu jatuh terkapar di aspal. Hal yang unik adalah ketika Si Bule itu jatuh, mahasiswa WNI itu menolongnya agar sadar dan bisa terduduk. Itulah yang menjadi dugaan bahwa mahasiswa yang menghajar pria bule rasis AS itu berasal dari Indonesia. Saya mendapatkan video tersebut berasal dari https://www.youtube.com/watch?v=TIOVf17aJMM dalam video tersebut lebih lengkap.

            Sayangnya, hingga saya menulis ini belum ada konfirmasi, baik dari Duta Besar Indonesia di AS, maupun dari Kementerian Luar Negeri RI bahwa mahasiswa yang mengkaparkan pria AS itu adalah benar-benar mahasiswa Indonesia, bukan dari negara lain. Informasi ini menjadi sangat penting agar mahasiswa Indonesia yang belajar di AS lebih berhati-hati dengan manusia-manusia rasis semacam itu yang menganggap dirinya manusia terbaik di dunia.



                                        https://www.youtube.com/watch?v=TIOVf17aJMM


            Orang-orang rasis itu memang menjengkelkan. Saya juga sebagai orang Indonesia pernah dikata-katain dan diejek oleh orang-orang rasis. Saya pernah dikatain bahwa saya bukan manusia, melainkan setengah manusia dan setengah binatang. Hal itu disebabkan orang-orang rasis selalu berpegang pada “Teori Darwin” yang menjelaskan bahwa manusia itu berasal dari monyet. Begitulah sederhananya Teori Darwin. Monyet berubah menjadi manusia itu melalui berbagai bentuk dan mengalami perubahan warna kulit serta tinggi badan. Bangsa-bangsa di dunia ini banyak yang belum menjadi manusia sempurna. Mereka yang telah sempurna adalah manusia yang berkulit putih. Adapun manusia seperti saya ini dan banyak bangsa di dunia masih menjalani proses menuju manusia. Itulah sebabnya saya disebut setengah manusia dan setengah binatang karena saya orang Indonesia berkulit sawo matang.

            Daripada adu jotos mendingan adu ilmu. Meruntuhkan Teori Darwin itu mudah, hal yang susah adalah menurunkan egoisme para rasis. Meskipun secara ilmu sudah dikalahkan, egoisme mereka mengundang kita untuk adu jotos. Perlu kesabaran tingkat tinggi. Dalam video tersebut memang terpaksa adu jotos, tak ada jalan lain.

            Meskipun demikian, para rasis itu sekarang jumlahnya sudah turun drastis, baik karena kematian, kehancuran organisasinya, maupun kesadaran mereka sendiri bahwa pikiran mereka adalah salah. Mudah-mudahan kita tidak menjadi rasis dan menolak rasisme karena kita semua diciptakan Allah swt dengan penuh cinta, berbangsa-bangsa untuk saling belajar dalam hidup dan kehidupan ini.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment