oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kehidupan yang tertib,
teratur, tetapi membuka diri terhadap perubahan sangat diharapkan semua orang.
Masyarakat lebih menyukai kehidupan yang harmonis dan terkendali, tetapi tidak
statis. Harmonis dan dinamis sangat didambakan semua orang.
Tahap-tahap terbentuknya keteraturan sosial adalah:
Pertama, tertib
sosial (social order). Hal ini
berarti suatu kondisi kehidupan masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur yang
cirinya adalah setiap individu bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya serta
menjalankan fungsi status dan perannya.
Kedua, order. Artinya,
sistem, norma atau nilai sosial yang berkembang, hidup, diakui, dan dipatuhi
oleh seluruh masyarakatnya, misalnya, adat istiadat, peraturan RT, RW,
peraturan sekolah, agama. Order dapat dicapai jika masyarakat bertindak sesuai
dengan hak dan kewajibannya.
Ketiga, keajegan.
Ini artinya keteraturan berjalan tetap, tegak, normal, dan berlangsung terus
menerus. Kehidupan ini akan ajeg teratur jika selalu dipelihara dalam setiap
tindakan.
Keempat, pola.
Pola atau cara ini akan menjadi model atau panduan bagi setiap kelompok
masyarakat dalam menyelesaikan segala permasalahan atau mengisi setiap sendi
kehidupan. Pola ini akan bertahan sangat lama jika sudah teruji dapat menjaga
kehidupan masyarakat. Contohnya, musyawarah. Dalam menyelesaikan masalah
masyarakat menggunakan musyawarah untuk menyelesaikan banyak permasalahan. Ternyata,
musyawarah ini dapat menjadi jalan bagi penyelesaian masalah. Musyawarah ini
kemudian menjadi pola dalam kehidupan masyarakat.
Demikian proses terbentuknya keteraturan sosial.
Sampurasun.
Sumber
Pustaka
Irawan,
Hanif; Rahmawati, Farida; Febriyanto, Alfian; Muhammad Kusumantoro, Sri, Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1
Maryati,
Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi: Kelompok
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial; untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013,
Penerbit Erlangga: Jakarta
No comments:
Post a Comment