Tuesday, 24 October 2023

Senyum Mengerikan Iriana Jokowi

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Netizen merasa ngeri melihat senyuman Ibu Negara Iriana Jokowi ketika ditanya wartawan soal pendapatnya tentang anaknya, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Bakal Calon Wakil Presiden RI mendampingi Bacapres Prabowo Subianto. Iriana hanya mengacungkan jempol tanpa berkata-kata sambil memberikan senyuman yang tidak pernah ada sebelumnya. Ribuan bahkan mungkin jutaan netizen pun berkomentar soal senyuman itu.


Iriana Jokowi (Foto: CNN Indonesia)

            Memang saya juga tidak pernah melihat Iriana tersenyum seperti itu, sebagaimana dalam foto yang saya dapatkan dari CNN Indonesia. Biasanya, Iriana tersenyum ramah manis dan tampak sederhana. Sejahat apa pun fitnah terhadap suaminya, Jokowi, makian, bulian, dan hinaan, Iriana tetap tersenyum berseri, bahkan sering terlihat jelas gigi rapinya. Lebih jauh lagi, hinaan terhadap dirinya yang disebut pembantu rumah tangga pun dihadapinya dengan tenang dan tetap tersenyum nyaman. Akan tetapi, senyuman kali ini yang disebut mengerikan itu membuat netizen menduga-duga, mereka-reka asumsi, menggabungkan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya.

            Dari pendapat para netizen itu, bisa diambil benang merahnya bahwa Iriana telah mengobarkan perang untuk melawan orang-orang yang menghalangi anaknya, memfitnah, menghina, mengecilkan, dan merendahkan anaknya. Tampaknya, siapa pun dia lawan. Dia seorang ibu yang melahirkan Gibran yang telah memiliki keluarga sendiri dan menjabat sebagai Walikota Solo. Iriana seolah-olah menegaskan bahwa Gibran sudah bukan anak kecil lagi. Gibran adalah kepala keluarga dan orang nomor satu di Kota Solo. Iriana sebagai ibunya akan berdiri di belakang anaknya untuk menaungi anaknya. Seperti itulah pendapat para netizen.

            Semestinya, memang kita tidak perlu heboh jika Gibran menjadi wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Tidak perlu marah, kecewa, menghina, memfitnah, ataupun membuli. Biasa saja. Ini demokrasi. Kalau suka sama Gibran, pilih dia. Kalau tidak suka, ya jangan dipilih. Kalau marah-marah tidak jelas, secara tidak langsung kalian sudah kalah duluan oleh Gibran. Kalian tidak ada apa-apanya selain rasa takut kalah dan iri atas kesempatan yang didapat orang lain.

            Bersikaplah biasa saja, hadapi demokrasi dengan enteng dan gembira. Siapa pun yang menang, punya tanggung jawab untuk membuat Indonesia lebih maju. Siapa pun yang kalah berkewajiban membantu yang menang untuk kebaikan rakyat Indonesia.

            Paham kan?

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment