oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Netizen merasa ngeri melihat
senyuman Ibu Negara Iriana Jokowi ketika ditanya wartawan soal pendapatnya
tentang anaknya, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Bakal Calon Wakil Presiden
RI mendampingi Bacapres Prabowo Subianto. Iriana hanya mengacungkan jempol
tanpa berkata-kata sambil memberikan senyuman yang tidak pernah ada sebelumnya.
Ribuan bahkan mungkin jutaan netizen pun berkomentar soal senyuman itu.
Iriana Jokowi (Foto: CNN Indonesia) |
Memang saya juga tidak pernah melihat Iriana tersenyum
seperti itu, sebagaimana dalam foto yang saya dapatkan dari CNN Indonesia.
Biasanya, Iriana tersenyum ramah manis dan tampak sederhana. Sejahat apa pun
fitnah terhadap suaminya, Jokowi, makian, bulian, dan hinaan, Iriana tetap
tersenyum berseri, bahkan sering terlihat jelas gigi rapinya. Lebih jauh lagi,
hinaan terhadap dirinya yang disebut pembantu rumah tangga pun dihadapinya
dengan tenang dan tetap tersenyum nyaman. Akan tetapi, senyuman kali ini yang
disebut mengerikan itu membuat netizen menduga-duga, mereka-reka asumsi,
menggabungkan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya.
Dari pendapat para netizen itu, bisa diambil benang
merahnya bahwa Iriana telah mengobarkan perang untuk melawan orang-orang yang
menghalangi anaknya, memfitnah, menghina, mengecilkan, dan merendahkan anaknya.
Tampaknya, siapa pun dia lawan. Dia seorang ibu yang melahirkan Gibran yang
telah memiliki keluarga sendiri dan menjabat sebagai Walikota Solo. Iriana
seolah-olah menegaskan bahwa Gibran sudah bukan anak kecil lagi. Gibran adalah
kepala keluarga dan orang nomor satu di Kota Solo. Iriana sebagai ibunya akan
berdiri di belakang anaknya untuk menaungi anaknya. Seperti itulah pendapat
para netizen.
Semestinya, memang kita tidak perlu heboh jika Gibran
menjadi wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Tidak perlu marah, kecewa,
menghina, memfitnah, ataupun membuli. Biasa saja. Ini demokrasi. Kalau suka
sama Gibran, pilih dia. Kalau tidak suka, ya jangan dipilih. Kalau marah-marah
tidak jelas, secara tidak langsung kalian sudah kalah duluan oleh Gibran.
Kalian tidak ada apa-apanya selain rasa takut kalah dan iri atas kesempatan
yang didapat orang lain.
Bersikaplah biasa saja, hadapi demokrasi dengan enteng
dan gembira. Siapa pun yang menang, punya tanggung jawab untuk membuat
Indonesia lebih maju. Siapa pun yang kalah berkewajiban membantu yang menang
untuk kebaikan rakyat Indonesia.
Paham kan?
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment