oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Banyak orang menduga jika
beli pesawat atau senjata tempur itu seperti beli makanan di super market atau
di toko yang ketika kita butuh dan punya uang, bisa langsung beli. Dugaan salah
itu mengakibatkan pikiran dan pernyataan yang salah juga. Salah satu pernyataan
salah itu adalah “kita tidak perlu beli senjata karena tidak sedang berperang,
kita sedang damai, nanti saja beli kalau situasi perang”.
Pernah dengar pernyataan salah seperti itu?
Memangnya ada toko yang jualan alat tempur dadakan?
Di mana?
Memangnya pesawat atau senjata tempur baru sudah pada
jadi dipajang di etalase?
Tidak ada barang baru yang sudah jadi. Kalau pun ada,
pasti barang bekas.
Kalau kita menunggu situasi perang, lalu beli, kita
keburu mati dihancurkan musuh dan kesulitan untuk membeli karena barangnya juga
tidak ada. Pesawat tempur baru itu tidak ada, hanya ada dalam pikiran, baru
rencana. Kalau mau yang baru itu, harus pesan dulu dengan birokrasi yang rumit.
Kalaupun bisa pesan yang baru, pesawat tempur itu baru datang tiga tahun
kemudian karena harus dibuat dulu, tidak ada yang dadakan sudah ada dipajang di
toko. Berbeda dengan mie instan yang sudah banyak berjejer di rak mini market.
Kalaupun pesawatnya sudah datang, tidak bisa langsung
dioperasikan karena harus dipelajari dulu, dicoba, diuji, dievaluasi. Ada
sekolahannya untuk mengoperasikannya, termasuk cara perawatan, pemeliharaan,
dan perbaikannya. Barang baru itu selalu menggunakan teknologi baru yang
berbeda dengan pesawat sebelumnya. Itu artinya ada hal baru yang harus dipahami
terlebih dahulu.
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto sudah memesan 42
unit pesawat tempur baru Rafale dari Perancis, tetapi barangnya datangnya tiga
tahun kemudian dan tidak langsung 42 unit, paling juga bertahap, misalnya, 6,
8, atau 10 unit dulu karena proses pembuatannya lama, bertahun-tahun. Sisanya,
nanti. Foto Rafale versi lama yang sudah jadi saya dapatkan dari Tribun-medan
com.
Rafale (Foto: Tribun-medan.com) |
Sama juga ketika Rusia memesan lima unit Tank Boat
Antasena buatan Indonesia. Perlu waktu satu atau dua tahun untuk
memproduksinya. Sekarang Rusia sedang berperang dengan Ukraina. Mereka belum
bisa menggunakan Antasena karena masih dibuat di Indonesia. Tank Boat Antasena
adalah tank tempur yang bisa berjalan di atas air, satu-satunya di dunia hasil
karya anak bangsa Indonesia. Foto Tank Boat Antasena saya dapatkan dari Jejak
Tapak. Jadi, nggak bisa beli dadakan untuk alat tempur baru.
Tank Boat Antasena (Foto: Jejak Tapak) |
Kita harus paham bahwa Indonesia membeli pesawat tempur
bekas Mirage dari Qatar itu untuk memenuhi kebutuhan pertahanan sebelum pesawat
tempur yang baru datang ke Indonesia. Foto Mirage saya dapatkan dari
Indomiliter com. Selama ini Indonesia banyak menggunakan pesawat tempur Hawk yang
sudah harus dipensiunkan. Foto Hawk saya dapatkan dari Okezone com.
Hawk (Foto: Okezone.com) |
Mirage (Foto: Indomiliter.com) |
Pesawat tempur Hawk yang sudah mulai diistirahatkan harus
diganti dengan pesawat baru untuk menjaga pertahanan udara Indonesia. Sementara
itu, pesawat tempur baru belum datang, maka beli dulu pesawat tempur bekas
Mirage dari Qatar.
Kalau kita tidak punya pesawat untuk mempertahankan
negara, mau dilindungi pakai apa?
Kita bisa makan, sekolah, jalan-jalan, ibadat, termasuk
membaca tulisan ini, salah satunya ada pesawat dan kendaraan tempur yang
menjaga kita di darat, di laut, dan di udara agar tidak diserang negara lain.
Itu kenikmatan yang harus kita syukuri sebenarnya.
Nikmat mana lagi yang kalian dustakan?
Bekas itu bukan rongsokan. Pesawat tempur itu punya waktu
terbang sekitar 25 atau 30 tahun. Kita beli dari Qatar itu pesawat yang baru
dipakai sekitar 10 tahun. Jadi, kita masih bisa menggunakannya untuk 15 atau 20
tahun ke depan. Sama saja jika kita membeli motor atau mobil bekas, kan bukan
rongsokan yang kita beli, melainkan kendaraan yang masih layak pakai dengan
melakukan rekondisi sebelum digunakan. Kalau kita belinya rongsokan, kemudian
nggak bisa dipakai, itu salah sendiri.
Begitu kira-kira yang bisa saya jelaskan soal kenapa kita
harus menggunakan pesawat atau alat tempur bekas yang masih layak pakai. So,
jangan disesatkan dengan pikiran bahwa beli barang bekas itu sama dengan barang
rongsokan yang membahayakan penggunanya. Memang ada yang beli rongsokan sih, ya
itu beli motor atau mobil yang sudah berantakan kondisinya dan tidak bisa
diperbaiki. Barang bekas itu tidak masalah asal masih layak pakai. Barang baru
itu nanti setelah jadi, bisa digunakan dengan baik.
Eh, BTW untuk menerangkan ini saya butuh dari empat
menit, nggak mungkin dijelaskan dalam debat Capres yang hanya dikasih waktu 1,
2, hingga 4 menit.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment