Showing posts with label Adam as. Show all posts
Showing posts with label Adam as. Show all posts

Tuesday, 4 July 2017

Obama Merindukan Indonesia

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Sebagaimana yang kita tahu bahwa mantan Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama menghabiskan hidup masa kecil di Indonesia. Dia bersekolah di sekolah dasar Indonesia paling tidak sampai dengan kelas tiga atau kelas empat, sampai antara usia 9-10 tahun. Ia pertama kali belajar melancarkan membaca, menulis, dan berhitung di Indonesia. Demikian pula belajar kepemimpinan semasa kecilnya di Indonesia. Menurut gurunya sewaktu di sekolah dasar, sifat kepemimpinan Obama sudah mulai terlihat. Saya suka berkelakar bahwa Obama yang lulusan kelas 3 SD di Indonesia bisa menjadi presiden Amerika Serikat, sedangkan Amien Rais yang lulusan S3 di Amerika Serikat tidak bisa menjadi presiden Indonesia. Artinya, kualitas pendidikan di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan  dengan di Amerika Serikat.

            Maaf Pak Amien Rais, saya cuma berkelakar.

            Tidak ada yang marah, kan?

            Maaf, bercanda.

            Ketika awal pertama kali terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, Obama segera datang ke Indonesia. Ini menunjukkan bahwa pengaruh jiwa Indonesia sudah tertanam cukup kuat dalam diri Obama. Dia sudah memiliki sifat dan sikap sebagaimana orang Indonesia pada umumnya. Sifat orang Indonesia itu jika sudah mendapat kesuksesan selalu kembali ke kampungnya dan memberitakan keberhasilan dirinya. Ini ada dalam tradisi mudik. Setiap hari raya Idul Fitri, mereka yang sudah mendapatkan kesukesan di kota-kota besar, seperti, Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makasar, dan lain sebagainya, selalu pulang ke kampung halamannya menemui orangtuanya, saudara-saudaranya, teman-temannya, tidur dengan nyaman di tempatnya semasa kecil, dan berbagi dengan orang-orang terdekatnya.

            Demikian pula Obama, dia datang ke Indonesia dengan kalimat, “Pulang kampung, nih.”

            Dia pun menemui saudara-saudaranya di Indonesia, sekolahnya ketika kecil, rumahnya, teman-temannya, saudara-saudaranya, dan yang pasti adalah menyantap makanan paling lezat di dunia yang ada di Indonesia, the most delicious food in the world.

            Apa makanan yang paling lezat di dunia?

            Nomor satu rendang dari Indonesia. Nomor dua nasi goreng dari Indonesia juga. Beruntung, hampir setiap orang Indonesia bisa memasak nasi goreng. Saya bisa memakan nasi goreng kapan saja kalau mau. Kalau rendang, harus beli ke restoran.

            Nomor tiga dan seterusnya ada di negara lain di luar Indonesia.

            Obama pun tampaknya ingin sekali tidur lagi di Indonesia dan memang kenyataannya demikian. Dia berlibur dengan keluarganya sangat lama di Indonesia serta merindukan suara adzan dan gamelan.

            Indonesia memang ngangenin, ‘membuat rindu siapa saja’.

            Indonesia memang unik. Setiap orang yang lahir di Indonesia selalu ingin pulang kembali ke Indonesia jika pergi ke luar negeri. Berapa lama pun dia berada di luar negeri, selalu saja ingin pulang ke Indonesia. Mereka tak pernah ingin tua di luar negeri. Mereka selalu menginginkan menghabiskan sisa umurnya di Indonesia dan jika mati, dikubur pun ingin di Indonesia. Tak pernah ada orang Indonesia yang menyatakan ingin mati dikubur di Amerika Serikat, Jepang, atau Eropa. Paling banter, kalau tidak di Indonesia, mereka ingin dikubur di Mekah, Arab Saudi.

            Demikian pula orang-orang asing yang pernah ke Indonesia, selalu ingin datang lagi dan lagi ke Indonesia. Mereka selalu rindu dengan Indonesia. Bahkan, anehnya, ada yang ingin menghabiskan masa tua di Indonesia dan mati pun ingin dikubur di Indonesia. Tak heran jika Barack Husein Obama ingin “pulang” ke Indonesia.

            Dari seluruh wilayah Indonesia ini, ada wilayah khusus yang sangat dirindukan, yaitu tanah sunda. Siapa pun orang Indonesia yang lahir di Sunda dan pernah ke wilayah Sunda selalu ingin pulang ke tanah Sunda. Jakarta juga termasuk tanah Sunda. Orang Batak, Jawa, Minang, Bugis, dan puluhan ribu suku lainnya yang pernah lama di tanah Sunda selalu ingin kembali ke Sunda, ingin tua di Sunda, dan mati dikubur di tanah Sunda. Anehnya, orang Sunda sendiri tidak pernah ada yang ingin dikubur di wilayah suku lain, tetapi selalu ingin pulang ke tanah kelahirannya di Sunda.

            Unik memang.

            Dari seluruh wilayah Sunda, ada wilayah yang sangat khusus yang paling dirindukan, yaitu wilayah Bandung. Tempat inilah yang menjadi ikon Sunda. Wilayah Sunda memang luas, tetapi Bandung adalah tempat yang paling spesial dan paling dirindukan. Entah kenapa.


Indonesia Surga Dunia
Saya menduga bahwa surga yang dulu didiami Nabi Adam as dan Siti Hawa adalah sebuah tempat di Indonesia, terutama di tanah Sunda, khususnya di wilayah Bandung Raya.

            Ini dugaan, belum menjadi kenyataan karena harus jelas dalil naqli dan dalil aqli-nya. Harus bisa diterima dengan landasan ayat Al Quran, hadits, dan logika.

            Dugaan ini berangkat dari kerinduan orang-orang dari mana saja di dunia ini ke wilayah Indonesia dan ingin bertempat tinggal di Indonesia, bahkan ada orang asing yang sudah puluhan tahun berjuang keras untuk menjadi warga Negara Indonesia dengan keringat dan cucuran air mata. Ini menunjukkan seolah-olah Indonesia adalah “dirinya”, awal dirinya berasal.

            Di samping itu, dari beberapa diskusi, disebutkan bahwa surga yang nanti setelah kiamat itu belum diciptakan, sedangkan surga yang pernah didiami Adam as adalah surga yang berbeda. Surga ini jauh berbeda dengan surga yang nanti kekal abadi. Surga Adam as yang dulu tampaknya memang sebuah tempat di Bumi yang menyenangkan, penuh dengan pepohonan rindang, binatang jinak yang bisa dimakan, banyak aliran sungai, cuacanya tidak ekstrim, dan tanahnya subur. Itu adalah Indonesia. Pendapat ini pun dikuatkan bahwa surga yang pernah didiami Nabi Adam as adalah tempat yang “tidak steril” dari keburukan. Buktinya, di sana ada pohon khuldi yang dilarang dimakan, bahkan harus dijauhi. Hal yang teramat jelas adalah surga itu pun ternyata bisa didatangi syetan, Iblis Laknatullah.

            Bukankah Adam as dan istrinya digoda Iblis sehingga memakan buah khuldi yang menyebabkannya diusir dari surga?

            Mengapa di surga ada hal-hal yang dilarang dan masih dapat dimasuki Iblis?

            Bukankah surga itu tempat segalanya diperbolehkan untuk dinikmati dan bersih dari kebusukan syetan?

            Hayo, bagaimana penjelasannya?

            Mari kita berpikir karena berpikir menggunakan akal itu tidak berdosa bahkan bermanfaat. Justru jika kita percaya begitu saja tanpa proses berpikir bisa berbahaya dan bisa jatuh dalam taklid yang menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan.

            Penjelasannya adalah surga yang pernah dihuni Nabi Adam as itu berbeda dengan surga yang nanti diciptakan setelah kiamat terjadi.

            Persoalannya, di mana surga yang pernah didiami Nabi Adam as tersebut?

            Allah swt tidak pernah mengatakan telah menghancurkannya. Artinya, tempat itu tetap ada dan masih ada.

            Di mana?

            Saya menduga ada di Indonesia jika dilihat dari cuaca, jenis tumbuhan, kesuburan tanah, jenis binatang, dan makanan-makanan.

            Bukankah makanan yang paling lezat di dunia berasal dari Indonesia?

            Bukankah setiap orang Indonesia dan orang yang pernah tinggal di Indonesia selalu merindukan Indonesia?

            Sayangnya, untuk meyakini hal ini tidak cukup dengan beberapa gelintir kesamaan antara Indonesia dengan surga, diperlukan dalil-dalil naqli dan aqli yang sangat kuat sehingga bisa diterjemahkan dan dipahami dengan logika manusia. Ada memang satu atau dua ayat Al Quran yang saya rasa menunjukkan letak surga itu, tetapi saya masih belum yakin karena masih harus dihubungkan dengan ayat lainnya serta jalan logika yang benar berdasarkan perubahan geografi Bumi dari zaman ke zaman dan sejarah kehidupan manusia yang juga dari zaman ke zaman.

            Indonesia memang unik dan bisa saja memang di dalamnya ada tempat yang disebut surga yang pernah ditinggali Adam as.

            Allah swt yang lebih tahu tentang hal itu dan akan memberikan penjelasan-Nya jika Dia mau menjelaskannya kepada manusia. Akan tetapi, jika Allah swt ingin tetap menjadikan surga itu sebagai misteri, hal itu pun tetap akan jadi misteri. Dia menginginkan sesuatu yang Dia inginkan sendiri.

            Kita boleh berpikir dan Allah swt yang berkuasa atas segalanya.

            Sampurasun

Friday, 14 April 2017

Kapan Islam Mulai Ada?

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Ini mah pengalaman pribadi. Beberapa waktu lalu ada perguruan tinggi Islam yang meminta saya mengajar para mahasiswanya.

            “Harus mengajar apa saya?” tanya saya.

            “Sejarah Peradaban Islam,” katanya.

            Awalnya, saya bingung juga diminta mengajar mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Hal itu disebabkan saya adalah lulusan Fakultas Sastra yang kemudian melanjutkan ke Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Politik. Mungkin karena ada ilmu sosialnya, saya diminta mengajar soal peradaban. Kabarnya, saya diminta mengajar untuk menggantikan dosen aslinya yang sedang sakit stroke. Sakit semacam itu kan tidak bisa diperkirakan waktu sembuhnya.

            Saya senang menerima tawaran itu karena pada dasarnya saya senang ketemu orang, diskusi, dan menambah teman-teman baru. Saya ini orang Sunda yang yakin pada pepatah “boga balad sarebu, kurang keneh, boga musuh saurang, loba teuing”, ‘punya teman seribu orang, masih kurang, punya musuh satu orang, sudah kebanyakan’. Maksudnya, seberapa pun banyaknya kita memiliki teman, masih lebih baik untuk menambah banyak teman meskipun jumlahnya mencapai ribuan bahkan jutaan, tetapi jika memiliki satu orang musuh saja, sudah terlalu banyak. Artinya, jangan punya musuh meskipun hanya satu orang, kecuali syetan yang terkutuk, baik dalam bentuk jenis jin maupun manusia. Syetan itu kalaupun bentuk fisiknya manusia, dia tetap syetan. Jadi, kegiatan belajar-mengajar bagi saya adalah dalam rangka menambah teman, menambah kenalan, banyak silaturahmi, dan menambah rezeki.

            Hari pertama mengajar saya langsung berdiskusi dengan para mahasiswa tentang kapan sebenarnya Islam mulai ada karena dari awal keberadaannya itulah peradaban Islam dimulai. Saya mengajak para mahasiswa berdiskusi karena agak bingung juga sebenarnya. Hal itu disebabkan buku-buku tentang Sejarah Peradaban Islam yang digunakan hampir di semua perguruan tinggi di Indonesia dan mungkin juga di seluruh dunia selalu diawali dengan pembahasan situasi dan kondisi Arab sebelum kelahiran Muhammad saw atau Arab pra-Islam.

            Istilah Arab pra-Muhammad atau Arab pra-Islam sangatlah membingungkan. Istilah itu seolah-olah menyatakan bahwa Islam adalah hanya ajaran Muhammad saw dan berasal dari Arab. Padahal, nabi-nabi lainnya sebelum Muhammad saw pun sama-sama mengajarkan Islam. Jadi, istilah-istilah itu justru mengecilkan peranan Islam di muka Bumi dan membatasi Islam hanya milik Muhammad saw dan umatnya.

            Bagaimana dengan Nabi Adam as?

            Nuh as?

            Daud as?

            Musa as?

            Isa as?

            Bagaimana pula dengan nabi-nabi lain, baik yang tercatat maupun tidak tercatat dalam Al Quran?

            Bukankah mereka semua juga mengajarkan Islam?

            Jadi, sejak kapan Islam sebenarnya mulai ada?

            Itulah yang saya diskusikan dengan para mahasiswa. Lumayan menarik diskusi itu. Ada yang mengatakan mulai Adam as, ada pula yang mengatakan sejak penciptaan malaikat, juga ada yang mengatakan sejak dimulainya penciptaan langit dan Bumi.

            Saya sendiri berpendapat bahwa Islam itu tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir sebagaimana diri Allah swt. Pendapat saya itu berdasarkan pada arti kata Islam itu sendiri. Islam diartikan berasal dari kata salam, yaitu “selamat dan bahagia”. Ada juga yang mengatakan berawal dari kata taslim, yaitu “patuh”. Jika kita gunakan kedua kata itu, yaitu “patuh” serta “selamat dan bahagia”, langsung merujuk pada diri Allah swt.

            Allah swt adalah Zat Yang Patuh.

            Patuh kepada siapa?

            Allah swt patuh kepada diri-Nya sendiri. Oleh sebab itu, Allah swt tidak pernah melanggar janji-Nya sendiri. Tidak pernah mengingkari dan tidak pernah melanggar hal-hal yang ditentukan-Nya sendiri. Jika Dia akan menghukum seseorang atau sekelompok orang, waktu-Nya sudah pasti. Allah swt tidak akan membuat waktu penghukuman-Nya dipercepat ataupun diperlambat. Semua sudah ditetapkan waktunya masing-masing. Tak heran jika para penghina Allah swt, Muhammad saw, Islam, dan kaum muslimin sering bergaya petantang-petenteng menantang dan mengangap bahwa hukuman itu adalah bohong belaka. Sesungguhnya, hukuman itu bukan tidak akan pernah datang, melainkan waktu kedatangannya tidak akan dipercepat dan juga tidak akan diperlambat oleh Allah swt. Ketika waktunya datang, hal yang harus terjadi, terjadilah tanpa ada yang bisa menghalanginya.

            Allah swt adalah Zat Yang Selamat dan Bahagia. Allah swt tidak pernah kekurangan apa pun. Dia Mahakaya, memiliki segala sesuatu. Tak ada sesuatu pun yang menyerupai diri-Nya. Banyaknya orang memuji-Nya dan menghina-Nya, tak berarti apa pun bagi Allah swt. Seluruh dunia ini menjadi muslim ataupun menjadi kafir, Allah swt tak dirugikan dan tak diuntungkan sedikit pun. Allah swt adalah Zat Berwujud Tetap yang tidak terpengaruh oleh apa pun. Dia selalu dalam keadaan berkuasa, selamat, dan bahagia.

            Begitulah yang ada dalam pikiran dan perasaan saya.

            Ada yang berpendapat berbeda daripada saya?

            Saya sungguh sangat senang jika ada yang mengoreksi saya dengan baik. Jika ada yang berbeda pendapat dengan saya, saya bersyukur asal disampaikan dengan sangat baik dan terhormat.

            Dengan demikian, sebaiknya mata kuliah Sejarah Peradaban Islam adalah dimulai pemahaman tentang zat Allah swt, kemudian proses penciptaan malaikat, Bumi, langit, jin, manusia, dan penyampaian wahyu. Tidak perlu panjang-panjang, cukup hanya menjadi pengantar. Yang harus lebih panjang adalah peradaban sejak Adam as sampai dengan Isa as. Hal itu kemudian berlanjut ke Arab pra-Muhammad, lalu ke perkembangan budaya, sosial, teknologi, sastra, dan sebagainya hingga hari ini.

            Jangan lupa, saya berterima kasih jika ada pembaca blog ini yang mengoreksi saya dan atau memberikan saran kepada saya agar saya bisa memahami dan berbuat dengan lebih baik lagi.


            Sampurasun.