oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Sebagaimana yang kita tahu
bahwa mantan Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama menghabiskan hidup
masa kecil di Indonesia. Dia bersekolah di sekolah dasar Indonesia paling tidak
sampai dengan kelas tiga atau kelas empat, sampai antara usia 9-10 tahun. Ia
pertama kali belajar melancarkan membaca, menulis, dan berhitung di Indonesia.
Demikian pula belajar kepemimpinan semasa kecilnya di Indonesia. Menurut
gurunya sewaktu di sekolah dasar, sifat kepemimpinan Obama sudah mulai
terlihat. Saya suka berkelakar bahwa Obama yang lulusan kelas 3 SD di Indonesia
bisa menjadi presiden Amerika Serikat, sedangkan Amien Rais yang lulusan S3 di
Amerika Serikat tidak bisa menjadi presiden Indonesia. Artinya, kualitas
pendidikan di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan dengan di Amerika Serikat.
Maaf Pak Amien Rais, saya cuma berkelakar.
Tidak ada yang marah, kan?
Maaf, bercanda.
Ketika awal pertama kali terpilih menjadi presiden
Amerika Serikat, Obama segera datang ke Indonesia. Ini menunjukkan bahwa
pengaruh jiwa Indonesia sudah tertanam cukup kuat dalam diri Obama. Dia sudah
memiliki sifat dan sikap sebagaimana orang Indonesia pada umumnya. Sifat orang
Indonesia itu jika sudah mendapat kesuksesan selalu kembali ke kampungnya dan
memberitakan keberhasilan dirinya. Ini ada dalam tradisi mudik. Setiap hari
raya Idul Fitri, mereka yang sudah mendapatkan kesukesan di kota-kota besar,
seperti, Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makasar, dan lain sebagainya,
selalu pulang ke kampung halamannya menemui orangtuanya, saudara-saudaranya, teman-temannya,
tidur dengan nyaman di tempatnya semasa kecil, dan berbagi dengan orang-orang
terdekatnya.
Demikian pula Obama, dia datang ke Indonesia dengan
kalimat, “Pulang kampung, nih.”
Dia pun menemui saudara-saudaranya di Indonesia,
sekolahnya ketika kecil, rumahnya, teman-temannya, saudara-saudaranya, dan yang
pasti adalah menyantap makanan paling lezat di dunia yang ada di Indonesia, the most delicious food in the world.
Apa makanan yang
paling lezat di dunia?
Nomor satu rendang dari
Indonesia. Nomor dua nasi goreng dari Indonesia juga. Beruntung, hampir setiap orang
Indonesia bisa memasak nasi goreng. Saya bisa memakan nasi goreng kapan saja
kalau mau. Kalau rendang, harus beli ke restoran.
Nomor tiga dan seterusnya ada di negara lain di luar
Indonesia.
Obama pun tampaknya ingin sekali tidur lagi di Indonesia
dan memang kenyataannya demikian. Dia berlibur dengan keluarganya sangat lama
di Indonesia serta merindukan suara adzan
dan gamelan.
Indonesia memang ngangenin,
‘membuat rindu siapa saja’.
Indonesia memang unik. Setiap orang yang lahir di
Indonesia selalu ingin pulang kembali ke Indonesia jika pergi ke luar negeri.
Berapa lama pun dia berada di luar negeri, selalu saja ingin pulang ke
Indonesia. Mereka tak pernah ingin tua di luar negeri. Mereka selalu
menginginkan menghabiskan sisa umurnya di Indonesia dan jika mati, dikubur pun
ingin di Indonesia. Tak pernah ada orang Indonesia yang menyatakan ingin mati
dikubur di Amerika Serikat, Jepang, atau Eropa. Paling banter, kalau tidak di
Indonesia, mereka ingin dikubur di Mekah, Arab Saudi.
Demikian pula orang-orang asing yang pernah ke Indonesia,
selalu ingin datang lagi dan lagi ke Indonesia. Mereka selalu rindu dengan
Indonesia. Bahkan, anehnya, ada yang ingin menghabiskan masa tua di Indonesia
dan mati pun ingin dikubur di Indonesia. Tak heran jika Barack Husein Obama
ingin “pulang” ke Indonesia.
Dari seluruh wilayah Indonesia ini, ada wilayah khusus
yang sangat dirindukan, yaitu tanah
sunda. Siapa pun orang Indonesia yang lahir di Sunda dan pernah ke wilayah
Sunda selalu ingin pulang ke tanah Sunda. Jakarta juga termasuk tanah Sunda. Orang
Batak, Jawa, Minang, Bugis, dan puluhan ribu suku lainnya yang pernah lama di
tanah Sunda selalu ingin kembali ke Sunda, ingin tua di Sunda, dan mati dikubur
di tanah Sunda. Anehnya, orang Sunda sendiri tidak pernah ada yang ingin
dikubur di wilayah suku lain, tetapi selalu ingin pulang ke tanah kelahirannya
di Sunda.
Unik memang.
Dari seluruh wilayah Sunda, ada wilayah yang sangat
khusus yang paling dirindukan, yaitu wilayah Bandung. Tempat inilah yang
menjadi ikon Sunda. Wilayah Sunda memang luas, tetapi Bandung adalah tempat
yang paling spesial dan paling dirindukan. Entah kenapa.
Indonesia
Surga Dunia
Saya menduga bahwa surga
yang dulu didiami Nabi Adam as dan Siti Hawa adalah sebuah tempat di Indonesia,
terutama di tanah Sunda, khususnya di wilayah Bandung Raya.
Ini dugaan, belum menjadi kenyataan karena harus jelas
dalil naqli dan dalil aqli-nya. Harus bisa diterima dengan landasan ayat Al Quran,
hadits, dan logika.
Dugaan ini berangkat dari kerinduan orang-orang dari mana
saja di dunia ini ke wilayah Indonesia dan ingin bertempat tinggal di
Indonesia, bahkan ada orang asing yang sudah puluhan tahun berjuang keras untuk
menjadi warga Negara Indonesia dengan keringat dan cucuran air mata. Ini
menunjukkan seolah-olah Indonesia adalah “dirinya”, awal dirinya berasal.
Di samping itu, dari beberapa diskusi, disebutkan bahwa
surga yang nanti setelah kiamat itu belum diciptakan, sedangkan surga yang
pernah didiami Adam as adalah surga yang berbeda. Surga ini jauh berbeda dengan
surga yang nanti kekal abadi. Surga Adam as yang dulu tampaknya memang sebuah
tempat di Bumi yang menyenangkan, penuh dengan pepohonan rindang, binatang
jinak yang bisa dimakan, banyak aliran sungai, cuacanya tidak ekstrim, dan
tanahnya subur. Itu adalah Indonesia. Pendapat ini pun dikuatkan bahwa surga
yang pernah didiami Nabi Adam as adalah tempat yang “tidak steril” dari keburukan.
Buktinya, di sana ada pohon khuldi yang
dilarang dimakan, bahkan harus dijauhi. Hal yang teramat jelas adalah surga itu
pun ternyata bisa didatangi syetan, Iblis
Laknatullah.
Bukankah Adam as dan istrinya digoda Iblis sehingga
memakan buah khuldi yang menyebabkannya diusir dari surga?
Mengapa di surga ada hal-hal yang dilarang dan masih
dapat dimasuki Iblis?
Bukankah surga itu tempat segalanya diperbolehkan untuk
dinikmati dan bersih dari kebusukan syetan?
Hayo, bagaimana penjelasannya?
Mari kita berpikir karena berpikir menggunakan akal itu
tidak berdosa bahkan bermanfaat. Justru jika kita percaya begitu saja tanpa
proses berpikir bisa berbahaya dan bisa jatuh dalam taklid yang menjerumuskan
manusia ke dalam kesesatan.
Penjelasannya adalah surga yang pernah dihuni Nabi Adam
as itu berbeda dengan surga yang nanti diciptakan setelah kiamat terjadi.
Persoalannya, di mana surga yang pernah didiami Nabi Adam
as tersebut?
Allah swt tidak pernah mengatakan telah menghancurkannya.
Artinya, tempat itu tetap ada dan masih ada.
Di mana?
Saya menduga ada di Indonesia jika dilihat dari cuaca,
jenis tumbuhan, kesuburan tanah, jenis binatang, dan makanan-makanan.
Bukankah makanan yang paling lezat di dunia berasal dari Indonesia?
Bukankah setiap orang Indonesia dan orang yang pernah
tinggal di Indonesia selalu merindukan Indonesia?
Sayangnya, untuk meyakini hal ini tidak cukup dengan
beberapa gelintir kesamaan antara Indonesia dengan surga, diperlukan
dalil-dalil naqli dan aqli yang sangat kuat sehingga bisa diterjemahkan dan dipahami
dengan logika manusia. Ada memang satu atau dua ayat Al Quran yang saya rasa menunjukkan
letak surga itu, tetapi saya masih belum yakin karena masih harus dihubungkan
dengan ayat lainnya serta jalan logika yang benar berdasarkan perubahan
geografi Bumi dari zaman ke zaman dan sejarah kehidupan manusia yang juga dari
zaman ke zaman.
Indonesia memang unik dan bisa saja memang di dalamnya
ada tempat yang disebut surga yang pernah ditinggali Adam as.
Allah swt yang lebih tahu tentang hal itu dan akan
memberikan penjelasan-Nya jika Dia mau menjelaskannya kepada manusia. Akan
tetapi, jika Allah swt ingin tetap menjadikan surga itu sebagai misteri, hal
itu pun tetap akan jadi misteri. Dia menginginkan sesuatu yang Dia inginkan
sendiri.
Kita boleh berpikir dan Allah swt yang berkuasa atas segalanya.
Sampurasun
No comments:
Post a Comment