oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kata atau istilah “teman”
sangat sering kita dengar. Kita mungkin dapat mengatakan bahwa kita memiliki
teman. Kita bisa menganggap Si A adalah teman kita. Si B dan Si C pun adalah
teman kita.
Akan tetapi, benarkah mereka adalah teman-teman kita?
Mungkinkah mereka hanya orang yang kita kenal ketika kita
berada dalam kecukupan dan pergi meninggalkan kita ketika kita berada dalam
kesulitan?
Saya pernah mendengar berbagai curahan hati, ‘Curhat’
dari beberapa pengusaha dan penguasa yang mengeluh betapa banyaknya teman
ketika mereka berada dalam kekuasaan dan kecukupan. Akan tetapi, ketika
kekuasaan mereka hilang dan ditimpa berbagai kesulitan, orang-orang yang
disebut teman itu pun menghilang satu-satu atau secara bersamaan. Teman-teman
mereka akan datang lagi jika para penguasa dan pengusaha itu kembali
mendapatkan kemudahan, tetapi pergi lagi menghilang ketika kesusahan menimpa.
Jika Allah swt menakdirkan kesulitan yang diderita berjalan dalam waktu yang
sangat lama, bahkan sampai akhir hidupnya, tak ada teman yang berada
bersamanya. Sesungguhnya, mereka bukanlah teman, tetapi hanya orang-orang yang berupaya
mendapatkan keuntungan dari kita. Keuntungan itu bisa berupa uang, makanan,
pengaruh, posisi, ataupun kekuasaan. Mereka tak lebih dari penjilat murahan
yang akan segera pergi ketika kita ditimpa kesulitan.
Benarlah syair dari Raja Dangdut Bang Haji Rhoma Irama
yang berbunyi, “Banyak teman di meja
makan … banyak teman ketika kita jaya … mencari teman memang susah.”
Memang benar mencari
teman sejati yang mau berada bersama kita ketika dalam keadaan suka dan duka
teramat susah. Sangat jarang ada orang yang mau dekat dengan kita ketika kita
berada dalam keadaan terpuruk. Bahkan, mereka akan menyalahkan kita dengan
membicarakan kekurangan dan kejelekan kita di depan teman-teman barunya.
Demikian pula yang dikatakan oleh menantu Nabi Muhammad,
yaitu Ali bin Abi Thalib ketika mengomentari pendapat seseorang terhadap
dirinya.
Seseorang berkata kepada Ali bin Abi Thalib, “Hai Ali,
temanmu banyak sekali.”
Ali menjawab, “Nanti akan kuhitung ketika aku berada
dalam kesulitan.”
Jawaban Ali itu jelas menyiratkan bahwa orang-orang yang
saat itu selalu bersama dirinya ketika menjadi khalifah dengan kekuasaan
politik dan ekonomi yang besar, belum tentu teman-temannya. Ia akan menghitung
dan mengetahui siapa teman yang sebenarnya ketika berada dalam kejatuhan dan
kesulitan. Teman-teman yang sejati adalah yang selalu berada bersama dirinya
ketika situasinya benar-benar dalam keadaan teramat menderita.
Mencari teman itu memang susah. Oleh sebab itu, Allah swt
memberikan petunjuk kepada kita tentang siapa saja teman-teman terbaik bagi
kita itu.
Kata Allah swt, “Mereka
yang menaati Allah dan Rasul, maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang
yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah sebaik-baik
teman.” (QS An Nisa 4 : 69)
Dalam ayat di atas jelas sekali bahwa sebaik-baik teman adalah para nabi, para pecinta kebenaran,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang
saleh. Sekarang kita di dunia ini tidak bisa berteman dengan para nabi
karena mereka sudah meninggal. Demikian pula tidak bisa berteman dengan
orang-orang yang mati syahid karena mereka pun sudah meninggal. Hanya dua jenis
manusia yang layak menjadi teman kita, yaitu para pecinta kebenaran dan orang-orang
saleh.
Mereka adalah
teman-teman terbaik yang selalu benar dalam berpikir, berasa, berbicara, dan
bertindak. Mereka hanya hidup untuk berbuat kebaikan, baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain. Mereka tidak akan “menyedot” energi kita secara licik,
kemudian meninggalkan kita ketika kita berada dalam kesusahan. Mereka akan bersama
kita bersenang-senang ketika mendapatkan banyak kenikmatan dan akan saling
menghibur ketika berada dalam situasi sulit. Mereka adalah orang-orang yang
anti-merugikan orang lain. Tak ada niat dalam diri mereka untuk menyusahkan
orang lain. Tak ada keinginan dalam diri mereka untuk bersenang-senang dalam
penderitaan orang lain. Tak ada upaya yang mereka lakukan untuk berbuat licik
dan curang. Bahkan, mereka merasa menderita jika melihat orang lain menderita.
Mereka adalah para pecinta kebenaran dan orang-orang saleh.
Untuk mendapatkan teman yang mencintai kebenaran dan
banyak melakukan kebaikan di muka Bumi ini, caranya tidak ada yang lain,
kecuali menjadikan diri kita sebagai pecinta kebenaran dan pelaku kesalehan.
Hal itu disebabkan Allah swt selalu mengumpulkan orang-orang sesuai dengan
sifat dan sikapnya masing-masing. Orang-orang buruk akan berteman dengan
orang-orang buruk pula. Orang-orang baik akan berteman dengan orang baik pula.
Nabi Muhammad berkata, “Untuk menilai seseorang, lihatlah teman-temannya. Jika perangai
teman-temannya buruk, dia pun adalah orang buruk. Jika perangai teman-temannya
baik, dia adalah orang baik. Setiap orang tidak berbeda dari teman-temannya.”
Sekarang, nilailah
diri kita. Perhatikan orang-orang yang berada di sekitar kita atau orang-orang
yang kerap kita sebut sebagai “teman”. Jika mereka buruk, berarti kita adalah
orang yang buruk. Jika mereka baik, kita pun sesungguhnya orang baik.
Dalam waktu yang lain, Muhammad mengatakan, “Untuk menilai seseorang, lihatlah musuhnya.
Jika musuhnya adalah orang-orang baik, dia adalah orang jahat.”
Meskipun demikian,
belum tentu jika musuhnya adalah orang-orang jahat, dia merupakan orang yang
baik. Belum tentu dia adalah orang baik. Bisa jadi dia pun sebenarnya orang
jahat yang sedang bermusuhan dengan orang jahat. Hal itu disebabkan orang jahat
sangat sering bermusuhan dengan orang jahat. Para penjahat kerap bermusuhan di
antara mereka sendiri. Berbeda dengan orang-orang baik. Mereka tidak pernah
bermusuhan karena sama-sama orang baik. Orang-orang baik tidak pernah
bermusuhan di antara mereka. Kalau terjadi permusuhan, salah satu dari mereka
telah berubah menjadi orang jahat atau kedua-duanya menjadi orang jahat pula.
Tidak mungkin orang baik memusuhi orang baik. Orang baik selalu bersama dengan
kebaikan.
Cintailah kebenaran dan lakukanlah kebaikan di muka Bumi
ini agar Allah swt mengumpulkan kita dengan para pecinta kebenaran dan
orang-orang saleh di dunia ini. Di akhirat, teman kita akan ditambah lagi dengan
para nabi dan orang-orang yang mati syahid pemberani pembela kebenaran sejati.
Semoga Allah swt selalu memberikan petunjuk dan
perlindungan bagi kita.
Amin.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment