Thursday, 27 July 2017

Pancasila Idealisme Islami

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Siapa bilang Pancasila bertentangan dengan Islam?

            Siapa bilang Pancasila adalah hukum jahiliyah?

            Siapa bilang Pancasila adalah aturan kafir?

            Mereka yang berpendapat bahwa Pancasila bertentangan dengan Islam adalah orang-orang yang tidak mengerti Islam dan tidak mengerti Pancasila dengan benar atau orang-orang yang tidak mau tahu tentang Islam dan tidak mau tahu tentang Pancasila karena menginginkan posisi poltik dan ekonomi dengan kekuasaan yang sangat besar. Hanya dua golongan itulah yang berpandangan bahwa Islam dan Pancasila saling bertolak belakang.

            Pancasila sesungguhnya adalah pandangan atau gagasan yang sangat islami dan digali serta dipikirkan secara islami pula. Untuk memahami hal ini tentu cukup sulit. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya ulama dan para pemikir pro-Pancasila yang hanya menegaskan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. Akan tetapi, mereka tidak memberikan contoh-contoh praktis tentang kehidupan ber-Pancasila yang sama persis dengan kehidupan islami. Oleh sebab itu, dalam tulisan ini, saya mencoba memberikan contoh kecil kehidupan islami yang sama persis dengan kehidupan ber-Pancasila.

            Dalam tulisan-tulisan yang lalu, masih dalam blog ini juga, ada sebetulnya contoh-contoh kehidupan islami yang juga Pancasilais. Hal yang paling mudah dipahami adalah tulisan tentang keharusan hidup bertetangga sesuai ajaran Nabi Muhammad yang berjudul Mendamaikan Dunia dan Mereka Tetangga Kita. Dalam kedua tulisan itu jelas sekali rujukan yang saya gunakan adalah berasal dari hadits Nabi Muhammad.

            Mari kita perhatikan bersama-sama.

            Kata Muhammad, “Tetangga itu ada tiga macam, yaitu: tetangga yang hanya memiliki satu hak, yakni orang musyrik. Ia hanya memiliki hak tetangga. Tetangga yang memiliki dua hak, yaitu seorang muslim. Ia memiliki hak tetangga dan hak Islam. Selain itu, tetangga yang memiliki tiga hak, yaitu tetangga, muslim, memiliki hubungan kerabat. Ia memiliki hak tetangga, hak Islam, dan hak silaturrahim.” (Thabrani)

            Coba perhatikan ajaran Muhammad tersebut. Kita harus berperilaku baik dengan memenuhi kewajiban kita dalam bertetangga dengan orang-orang yang berbeda agama, orang-orang yang seiman, serta orang-orang seiman yang memiliki hubungan darah dengan kita.

            Apa itu artinya?

            Artinya, dalam berbangsa dan bernegara kita harus menjalankan Pancasila, terutama sila ketiga, yaitu tentang Persatuan Indonesia. Dengan menjadi orang yang baik untuk tetangga kita, siapa pun dia, sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad, kita sekaligus menjalankan sila ketiga. Hal itu disebabkan dengan kehidupan bertetangga yang baik kita sudah menjaga persatuan Indonesia.

            Coba perhatikan lagi. Muhammad menjelaskan bahwa jenis tetangga itu ada tiga, yaitu tetangga yang berbeda agama, tetangga yang seiman dengan kita, serta tetangga seiman dan sedarah dengan kita. Setiap jenis tetangga itu memiliki hak masing-masing yang harus kita penuhi. Tetangga yang berbeda agama hanya memiliki satu hak, tetangga seiman memiliki dua hak, serta tetangga seiman dan sedarah memiliki tiga hak. Tentang hak-hak tetangga, pelajari tulisan saya yang lalu berjudul Mendamaikan Dunia.

            Apa itu artinya?

            Artinya, dalam berbangsa dan bernegara kita harus berlaku manusiawi dan adil. Adil itu bukan berarti harus sama, melainkan seimbang, tepat, dan proporsional. Tiga jenis tetangga memiliki hak yang berbeda sesuai jenisnya masing-masing dalam keadaan dan perlakuan yang sangat adil.

            Ajaran apa lagi yang adil dan proporsional dalam bertetangga, kecuali ajaran Muhammad?

            Teliti sekali lagi. Sejumlah enam puluh rumah di sekitar rumah kita adalah tetangga kita. Mereka ada yang berbeda agama dan berbeda hubungan darah dengan kita. Perbedaan dan persamaan agama serta perbedaan dan persamaan hubungan darah itulah yang membedakan cara kita bersikap kepada seluruh tetangga kita dengan adil dan proporsional.

            Dengan berperilaku manusiawi dan adil, kita sekaligus melaksanakan sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.  Sila kedua itu menuntut kita berperilaku adil, beradab, dan manusiawi. Ajaran bertetangga dari Nabi Muhammad menjelaskan hal itu semua.

            Mari kita rasakan lagi hal yang berkaitan dengan itu. Apabila ada masalah yang terjadi dalam kehidupan bertetangga, sebagaimana adat orang Indonesia, semua permasalahan itu sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan dengan cara musyawarah dan mufakat. Itu artinya, kita sudah menyelesaikan masalah dengan menggunakan sila keempat, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

            Dalam bermusyawarah itu tentunya tidak bisa semua orang berbicara. Biasanya, orang-orang mewakilkan pendapatnya kepada orang yang pandai berbicara, pintar menyusun kata-kata, dan cerdas dalam mengelola pikiran sehingga berbagai pendapat dapat disuarakan dengan jernih dan jelas. Itulah yang namanya perwakilan.

            Coba pahami lagi. Ajaran Muhammad tentang kehidupan bertetangga itu tak lain dan tak bukan adalah untuk mengantarkan manusia menjadi hamba-hamba Allah swt yang baik dan sempurna melalui perbuatan-perbuatan baik kepada tetangga kita.

            Apa itu artinya?

            Artinya, semua perilaku baik kita itu hanya ditujukan untuk mengabdikan diri kepada Allah swt yang dalam Pancasila ada dalam sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

            Sila yang mana yang belum saya sebutkan terkait kehidupan bertetangga yang diajarkan Muhammad?

            Pasti sila kelima, iya kan?

            Dengan kehidupan bertetangga yang baik, kita akan menjadi orang-orang baik dan mampu menciptakan kehidupan yang baik sebagaimana sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

            So, masihkah kita mau mengatakan bahwa Pancasila bertentangan dengan Islam?

            Pancasila Vs Islam, No!

            Pancasila sesuai dengan Islam, Yes!

            Sampurasun.

            Eh, tahukah arti dari kata sampurasun?

            Sampurasun artinya sempurnakanlah dirimu.

            Sempurnakanlah dirimu secara lahir dan batin.

            Itulah tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang makmur sempurna lahir dan batin.

            Paham kan sekarang?


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment