Tuesday, 18 July 2017

Kejatuhan Demokrasi

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya
Sebagaimana yang telah kita ketahui dan juga saya tulis dalam blog ini, Indonesia paling tidak telah mengalami lima kali masa demokrasi, yaitu Demokrasi Prakemerdekaan (volksraad), Demokrasi Liberal/Parlementer, Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila, dan Demokrasi Masa Reformasi. Dalam kelima masa itu terjadi banyak sekali kekacauan dan pertarungan politik yang berubah menjadi kriminal dan kerusakan ekonomi. Hal itu membuat keadaan Indonesia tidak kunjung stabil dan selalu terhambat dalam mencapai tujuan nasionalnya. Setiap masa demokrasi selalu menghujat masa demokrasi sebelumnya dan para pendukung dari setiap masa demokrasi itu berada dalam keadaan tegang saling bermusuhan, baik diam-diam maupun terang-terangan. Hal yang jelas adalah konflik-konflik politik akibat dari setiap pergantian masa demokrasi itu mengakibatkan proses pembangunan terhambat dan menimbulkan kerusakan sosial di tengah masyarakat.

            Itu adalah pendapat saya. Siapa pun boleh berpendapat. Saya memandang negatif terhadap setiap perubahan itu karena pengaruhnya sangat buruk. Hal itu pula yang saya ajarkan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Al Ghifari Bandung dalam mata kuliah Sistem Dinamika Sosial Politik Indonesia.

            Pada saat tiba masa Ujian Akhir Semester saya membuat soal tentang hal itu untuk mendapatkan pendapat dari para mahasiswa. Dari beberapa soal yang saya buat, ada dua pertanyaan terkait hal itu, yaitu intinya adalah bagaimana mahasiswa memandang setiap pergantian masa demokrasi itu dengan segala konfliknya; pertanyaan yang lain lagi adalah bagaimana pendapat mahasiswa apakah demokrasi yang sekarang ini, yaitu demokrasi masa reformasi akan jatuh seperti yang sudah-sudah atau bertahan lama.

            Dari jawaban para mahasiswa, saya mendapatkan pendapat yang sangat mengejutkan. Semua jawaban mereka jauh berbeda dengan yang saya ajarkan, terutama tentang pergantian sistem politik demokrasi di Indonesia. Saya memandang bahwa pergantian demokrasi itu merupakan kegagalan dari setiap sistem demokrasi di Indonesia dan itu saya ajarkan kepada mahasiswa. Akan tetapi, para mahasiswa memiliki pendapat lain. Tak satu pun dari mereka yang menyatakan pergantian kelima masa demokrasi itu merupakan hal yang negatif. Mereka mengesampingkan hal-hal kecil, seperti, konflik dan aksi-aksi kriminal yang terjadi. Mereka justru memandang dari sudut yang lebih luas. Mereka memandang hal itu sebagai perkembangan yang positif dari dinamika perpolitikan di Indonesia. Mereka menjawab dengan jawaban yang variatif, tetapi intinya sama, yaitu semuanya memandang bahwa setiap masa demokrasi yang lebih baru melakukan koreksi terhadap sistem politik yang lebih lama. Sistem politik lama sudah tidak bisa lagi dipertahankan karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

            Mereka berani berbeda pendapat dengan saya sebagai dosen mereka dan itu bagus. Mereka memiliki pikiran sendiri dan mampu menyampaikan dengan baik berlandaskan pengetahuan yang mereka miliki. Saya sangat menghargai mereka. Mereka tidak takut berbeda dengan saya dan tidak khawatir saya akan memberikan nilai yang jelek terhadap mereka karena tidak menjawab sebagaimana yang saya ajarkan. Bagi saya, mereka adalah orang hebat karena mampu berbeda pendapat secara ilmiah dan tidak emosional. Saya wajib memberikan nilai yang teramat baik untuk jawaban mereka itu.

            Demikian pula ketika menjawab tentang apakah demokrasi Indonesia yang sekarang sedang berlangsung ini akan jatuh atau tidak, jawaban mereka sangat positif. Dalam menjawab hal ini mereka berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang berpandangan bahwa sistem demokrasi saat ini akan bertahan sangat lama karena memberikan ruang untuk bebas menyatakan pendapat, berekspresi, dan berprestasi. Ada pula yang menjawab akan segera jatuh karena melihat masih sangat banyaknya ketimpangan yang terjadi, baik ekonomi maupun politik. Ada lagi yang menjawab secara pertengahan, yaitu akan bertahan cukup lama sepanjang pemerintah dapat menyelenggarakan pemerintahan dengan  baik untuk kesejahteraan masyarakat. Jika tidak, sistem demokrasi yang sekarang ini pun akan mudah sekali jatuh.

            Hal yang sangat unik adalah tidak seorang pun mahasiswa yang menjawab bahwa sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia saat ini akan bertahan selamanya. Mereka meyakini bahwa setiap zaman mengoreksi zaman sebelumnya. Demokrasi saat ini bisa jatuh atau berubah sesuai dengan bermunculannya para pemikir sosial dan politik di Indonesia yang memberikan masukan lebih positif bagi Indonesia, kebutuhan masyarakat yang terus berkembang, dan sistem politik lama sudah tidak lagi dapat menjawab berbagai kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

            Jawaban-jawaban seperti ini sesungguhnya menyiratkan bahwa generasi muda Indonesia sudah banyak yang menerima kenyataan dengan baik bahwa tidak ada satu pun sistem politik yang sakral dan harus selalu dianggap benar. Mereka sudah sangat siap dengan kenyataan bahwa segalanya akan dan harus berubah dan perubahan itu harus diupayakan ke arah yang lebih positif dan lebih maju. Setiap zaman, setiap masa akan mengoreksi masa sebelumnya untuk mengatasi perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment