Monday, 10 July 2017

Vlog Jokowi Menggebuk

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya
Vlog Jokowi bersama Presiden Turki Recep Tayip Erdogan sangat menggebuk orang-orang Indonesia yang selama ini terlalu berlebihan mengagungkan Turki dan Erdogan. Orang-orang yang berlebihan ini selalu membanding-bandingkan kebijakan Turki dan sikap Erdogan dalam membela Islam dengan kebijakan Indonesia dan sikap para pemimpin Indonesia dalam membela Islam dan kaum muslimin. Orang-orang ini selalu saja menganggap Turki dan para pemimpin Turki lebih bagus dan lebih hebat dibandingkan Indonesia dan para pemimpin Indonesia. Bahkan, tak jarang mereka merendahkan para pemimpin Indonesia sebagai lebih lemah, lebih bodoh, dan lebih tidak berpihak terhadap Islam dibandingkan Turki. Malahan, hal yang lebih parah adalah mereka kerap menjelek-jelekkan Indonesia dan para pemimpin Indonesia serta membuat khayalan bahwa kebijakan dan sikap pemerintah Indonesia berlawanan atau berhadapan dengan kebijakan Turki dan Erdogan.

            Saya memandang orang-orang Indonesia yang berlebihan mengagungkan Turki dan Erdogan adalah orang-orang yang pikiran dan jiwanya masih terjebak dalam kejatuhan sistem kekhalifahan masa lalu. Mereka masih terjebak dalam nostalgia yang sebenarnya tidak akan pernah kembali lagi. Mereka pun terkurung dalam harapan-harapan kosong tentang terulangnya kekhalifahan Islam di Turki.

            Hal itu disebabkan memang Turki merupakan wilayah terakhir kekhalifahan Islam yang masih sempat berdiri kuat sampai diubah menjadi sekuler oleh Kemal Ataturk. Pengubahan sistem pemerintahan ini pun sesungguhnya disebabkan kecintaan Kemal Ataturk terhadap Islam. Ia tidak ingin kaum muslimin menjadi cengeng dan manja yang selalu harus dilindungi oleh pemerintah yang berkuasa. Ia ingin menjadikan orang-orang Islam kuat dan mampu menawarkan berbagai gagasannya dengan ilmu pengetahuan dan alasan yang jelas tanpa harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah. Begitu kira-kira yang dipaparkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Soekarno.

            Orang-orang yang berlebihan mengagungkan Turki dan Erdogan adalah orang-orang yang berharap bahwa Turki mampu kembali menjadi negara kekhalifahan untuk mendorong dunia Islam dan berharap bahwa sosok Erdogan yang memang memiliki kecintaan terhadap Islam dan kaum muslimin menjadi lokomotif dalam mendorong sistem kekhalifahan Islam di dunia.

            Saya menyarankan untuk tidak perlu berlebihan mengagungkan Turki dan Erdogan, biasa saja. Sebagai saudara sesama muslim, memang kita harus saling mendukung dan menjaga untuk kejayaan Islam dan kaum muslimin sepanjang berada dalam koridor yang benar, bukan berada dalam kesamaan hawa nafsu negatif yang ujungnya hanya menginginkan kekuasaan politik dan ekonomi. Kita harus saling bahu-membahu mewujudkan Islam rahmatan lil alamin sehingga dunia ini hidup dalam keseimbangan yang harmonis.

            Sesungguhnya, Turki bangga dengan sistem pemerintahannya yang sekarang dan bukan bangga dengan sistem kekhalifahan. Mereka masih menjaga dan menghormati patung Kemal Ataturk yang mengubah sistem kekhalifahan menjadi sekuler.

            Jadi, untuk apa mengagungkan Turki sebagai negeri yang kuat untuk mewujudkan kembali kekhalifahan, sementara mereka sendiri betah dengan sistemnya yang sekarang dan bangga dengan Kemal Ataturk?

            Tentang ketegasan Turki dan Erdogan dalam bersikap terhadap Israel yang kerap dibanggakan orang itu, sesungguhnya jauh lebih tegas Indonesia dalam bersikap terhadap Israel. Indonesia mengharamkan dirinya untuk berhubungan dengan Israel sepanjang Israel melakukan penjajahan terhadap Palestina. Tak ada pintu hubungan diplomatik itu terjadi. Pintu tertutup rapat. Jika mau berhubungan, Israel harus mengetuk pintu Indonesia dengan membawa hadiah kado perdamaian dengan Palestina. Berbeda dengan Turki dan Erdogan yang kadang bersikap tegas, kadang lembut terhadap Israel. Bahkan, Turki dan Erdogan sering melakukan hubungan dengan Israel serta hubungan mereka naik dan turun. Indonesia dan Israel tidak naik dan tidak turun dalam berhubungan karena tidak ada hubungan sama sekali.

            Mana yang lebih tegas, Indonesia atau Turki?

            Mikir!

            Soal kehebatan para pemimpin Indonesia dalam membela Islam dan kaum muslimin, catatan sejarahnya panjang, tetapi sering dilupakan oleh rakyat Indonesia sendiri. Hal itu disebabkan kaum muslimin Indonesia masih berpandangan bahwa Islam berasal dari Arab. Di samping itu, segala hal berbau Arab dan Timur Tengah dianggap lebih Islami dan lebih baik. Itu pikiran sesat. Islam itu sesungguhnya berasal dari mana-mana karena Allah swt menurunkan para rasul untuk setiap umat dengan menggunakan bahasa umat itu masing-masing. Masih segar ingatan kita bahwa Jokowi mengkritik dunia yang selalu memperhatikan korban-korban teror yang dilakukan umat Islam, tetapi kerap mengesampingkan korban-korban teror nonmuslim terhadap kaum muslimin. Demikian pula dalam penanganan pengungsi Rohingya. Bahkan, Wapres Jusuf Kala pernah datang langsung ke Myanmar untuk membantu saudara-saudara sesama muslim. Indonesia pun membuat rumah sakit di Palestina, mengeluarkan banyak bantuan untuk kaum muslimin dunia yang sedang kesusahan. Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengkritik keras media massa internasional yang membesar-besarkan teror yang dilakukan sebagian umat Islam, tetapi menutup mata terhadap teror-teror yang dilakukan nonmuslim. Menlu Ali Alatas melakukan lobi yang luar biasa hebat untuk mendamaikan kaum muslim Filipina dengan pemerintah Filipina dan itu berhasil. Menlu Retno Marsudi mendatangi pemerintah Palestina untuk menguatkan hubungan negara sesama muslim sambil menutup telinga dari kebohongan-kebohongan yang dilakukan Israel terhadap kunjungannya itu. Soeharto mendirikan masjid di Bosnia dan ingin datang langsung ke daerah konflik tempat kaum muslimin dibantai pihak Serbia. Sayangnya, keinginannya itu harus batal karena tidak ada satu kekuatan militer dunia pun yang mampu menjamin keselamatan Soeharto.

            Banyak sebenarnya kehebatan Indonesia dan para pemimpinnya dalam membela Islam dan kaum muslimin di seluruh dunia. Tulisan ini tak akan cukup untuk menuliskan jasa-jasa mereka. Sayangnya, pandangan kaum muslimin Indonesia masih terkurung dengan pikiran bahwa Arab dan Timur Tengah lebih Islami sama dengan Barat lebih pintar dibandingkan Timur dan Indonesia.  

            Paling tidak, vlog Jokowi bersama Erdogan telah menggebuk pikiran orang-orang bahwa Indonesia tidak seperti Turki atau lebih rendah daripada Turki dalam membela Islam dan kaum muslimin. Faktanya, Indonesia dan Turki bekerja sama saling mengisi untuk memperbaiki kehidupan kaum muslimin dan menciptakan perdamaian dunia.

            Luruskan pikiran kita tentang Islam, kaum muslimin, dan dunia. Tebarkan salam, cinta, dan kasih sayang agar dunia ini seimbang dan harmonis.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment