oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Setiap manusia waras dan
sehat otak pasti menginginkan perdamaian. Hanya para anak buah syetan dan Iblis
yang tidak menginginkan perdamaian di antara manusia di dunia ini. Mayoritas
manusia menginginkan perdamaian, ketenangan, keharmonisan, dan ketertiban.
Dunia ingin perdamaian, tetapi manusia tetap berada dalam konflik, baik itu
konflik politik maupun konflik ekonomi. Hal itu jelas menunjukkan bahwa manusia
kehilangan arah dan kehilangan cara untuk memperbaiki kehidupan dalam menata
pergaulan di antara hubungan manusia.
Sesungguhnya, jalan perdamaian itu bukan ada di langit
atau dalam angan-angan setiap ahli pikir, melainkan ada di dalam diri manusia
sendiri. Permasalahannya adalah apakah manusia mampu dan mau menggunakan
dirinya sendiri untuk terciptanya perdamaian atau tidak.
Saya memiliki teori tentang perdamaian ini. Apabila kita
ingin dunia damai, setiap negara harus terlebih dahulu membuat negaranya
sendiri aman dan damai. Jika setiap negara damai di dalam negerinya sendiri,
perdamaian itu akan mendorong perdamaian manusia di dunia. Jika di dalam setiap
negara tidak ada kedamaian, pengaruh konflik di negara itu akan mendorong
konflik dunia. Jika setiap negara damai, mereka akan berinteraksi secara damai
pula. Negara yang kalut akan melakukan interaksi dengan negara lain secara
kalut pula.
Untuk menciptakan negara yang aman dan damai, setiap
wilayah atau setiap provinsi di negara itu harus berada dalam keadaan damai
pula. Untuk mendapatkan provinsi yang aman, setiap kota di provinsi tersebut
harus aman dan damai pula. Agar setiap kota aman dan damai, masyarakat di kota
itu harus berada dalam kehidupan yang tertib, aman, dan damai. Agar kehidupan
masyarakat damai, hubungan bertetangga pun harus aman dan damai. Kehidupan
bertetangga yang damai didahului oleh terbentuknya keluarga-keluarga yang
damai. Untuk menjadi keluarga yang damai, setiap orang di dalam keluarga
tersebut harus berdamai dengan dirinya dan selalu menciptakan hubungan yang baik
dan aman di dalam keluarga tersebut. Jadi, kunci perdamaian dunia adalah adanya
keinginan dan perubahan yang baik dalam setiap diri manusia untuk berperan
serta dalam mewujudkan kehidupan yang harmonis.
Begitu bro.
Tidak susah kan?
Sesungguhnya tidak sulit. Hal yang membuat sulit adalah
kebiasaan kita yang sering menyalahkan orang lain sebagai pengganggu
perdamaian, tetapi kita sendiri tidak berupaya mengoreksi diri dan tidak membuat
diri kita menjadi orang yang lebih baik.
Jika setiap orang berperilaku baik di dalam keluarganya,
ia akan menjadi tetangga yang baik sehingga menciptakan situasi yang
menyenangkan dan penuh kedamaian. Tentang kehidupan bertetangga yang baik, ada
pengalaman hebat yang kemudian menjadi ajaran Islam. Pengalaman itu tentunya
pengalaman Nabi Muhammad saw sendiri.
Nabi Muhammad saw pernah dinasihati Malaikat Jibril
berulang-ulang dan terus-menerus tanpa henti tentang kehidupan bertetangga.
Perilaku Jibril itu mengherankan Nabi Muhammad saw. Dia merasa aneh mengapa
Jibril sangat memperhatikan tetangga seolah-olah merupakan hal yang sangat
penting sehingga terus saja bicara berulang-ulang kepada Nabi Muhammad saw.
Kata Nabi, “Tak
henti-hentinya Jibril memberikan nasihat kepadaku tentang tetangga sehingga aku
menduga bahwa ia akan memberikan warisan kepadanya.” (Bukhari, Muslim, Abu
Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Saking pentingnya soal tetangga ini, Jibril bersikap
seolah-olah akan mewariskan harta benda yang sangat banyak kepada tetangga Nabi
Muhammad saw sendiri. Jibril mewanti-wanti Nabi Muhammad saw soal tetangganya,
ini hingga membuat heran Nabi sendiri.
Nasihat Jibril tentang tetangga ini ada sembilan hal yang
penting, yaitu:
1.
Jika ia minta pertolongan, tolonglah dia
2.
Jika ia sakit, jenguklah dia
3.
Jika ia meninggal, uruslah jenazahnya
4.
Jika ia memohon pinjaman, pinjamilah dia
5.
Jika ia mendapatkan kesenangan, ucapkanlah selamat kepadanya
6.
Jika ia tertimpa musibah, sabarkanlah
7. Janganlah rumah mereka engkau tutup dengan
bangunanmu sehingga mereka terhalang mendapatkan udara, kecuali dengan izinnya
8. Janganlah mengganggu mereka dengan bau
masakanmu, kecuali kalau kauberi mereka ala kadarnya
9. Jika engkau membeli buah-buahan, hadiahilah
mereka. Kalau hal itu tidak engkau lakukan, bawalah masuk ke dalam rumah dengan
cara rahasia dan janganlah anakmu membawanya keluar yang menyebabkan anak
tetangga itu menginginkannya.
Tentang poin yang kesembilan, Nabi Muhammad saw mengajari
kita, “Jika engkau memasak sayur,
perbanyaklah kuahnya. Lalu, lihatlah keluarga tetanggamu, berikanlah
sebagiannya kepada mereka dengan cara yang baik.” (Muslim)
Bayangkan Saudara, jika kita menjadi tetangga yang baik
dan tetangga kita pun berbuat baik kepada kita, kehidupan yang baik akan
terjadi di sekitar kita. Itu artinya, kita sudah menciptakan perdamaian di
lingkungan terdekat kita. Jika kehidupan masyarakat sudah baik dan harmonis,
negara pun akan damai. Jika setiap negara damai, dunia pun akan damai pula.
Mudah, bukan?
Tidak perlu banyak teori untuk menciptakan perdamaian.
Jadikanlah diri kita orang baik bagi tetangga kita sehingga tetangga kita pun
akan menjadi orang baik terhadap kita.
Bagaimana jika tetangga kita itu tidak baik terhadap kita
dan terhadap tetangganya sendiri?
Kata Nabi Muhammad saw, “Mulailah dari diri sendiri, mulai dari hal yang paling kecil, dan
mulai lakukan saat ini juga.”
Menjadi tetangga yang
baik bagi tetangga kita akan mewujudkan perdamaian dunia. Insyaallah.
Sampurasun
No comments:
Post a Comment