Sunday 10 April 2011

Penyerangan ke Libya untuk Melindungi Hak Warga Sipil? Dusta!

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Inti dari hubungan internasional itu hanya dua hal, yaitu: war, ‘perang’, dan peace atau reconcilement, ‘perdamaian, saling pengertian’. Perang itu berarti konflik dan negara-negara yang terlibat di dalamnya berupaya menggunakan sumber daya yang ada untuk memenangkan hubungan internasional dalam kondisi perang tersebut. Perdamaian berarti terbentuk saling pengertian di antara negara-negara yang terlibat. Dalam kondisi damai inilah terjadinya berbagai kerja sama positif , seperti, budaya, ekonomi, pendidikan, pertahanan, dan sosial.

Baik dalam keadaan perang maupun damai, setiap negara yang terlibat berarti melaksanakan politik luar negerinya dengan tujuan untuk kepentingan dalam negerinya masing-masing, bukan untuk kepentingan negara lain. Dari seluruh definisi mengenai politik luar negeri, intinya adalah bahwa hubungan internasional yang terjadi merupakan kebijakan politik luar negeri untuk mendapatkan keuntungan bagi kepentingan nasionalnya. Jadi, setiap negara yang melakukan kontak secara internasional, baik itu perang maupun damai adalah untuk mencapai keinginan dalam negerinya masing-masing.

Dengan menggunakan pengertian hubungan internasional dan politik luar negeri di atas, kita bisa menilai bahwa pernyataan Presiden AS Barack Obama yang patungnya ada di Jakarta dan sempat dielu-elukan segelintir makhluk itu adalah dusta. Ia mengatakan bahwa penyerangan ke Libya itu adalah untuk alasan kemanusiaan karena Libya tidak demokratis, otoriter, tidak mendengarkan suara rakyat, dan melakukan pembunuhan terhadap warga sipil. Alasan-alasan itulah yang disebarluaskan melalui media massa ke seluruh dunia.

Alasan-alasan itu berupaya untuk mempengaruhi masyarakat internasional bahwa AS dan negara konco-konconya melakukan penyerangan adalah untuk kepentingan negara lain, yaitu warga Libya. Itu adalah pernyataan dan alasan nonsens, omong kosong, bohong, tipu. Mana mungkin AS dan sekutunya itu berjibaku mengorbankan banyak uang dan pemuda-pemudanya untuk mati berperang dengan negara lain jika tidak memiliki kepentingan dalam negerinya sendiri. Pernyataan dan alasan itu sangat bertentangan dengan teori politik luar negeri dalam kajian hubungan internasional. Teorinya kan politik luar negeri itu dijalankan untuk mendapatkan keuntungan bagi negerinya, bukan untuk kepentingan negara lain.

Dengan demikian, menjadi sangat jelas, negeri-negeri pendusta itu melakukan penyerangan adalah untuk mendapatkan keuntungan dari penyerangan itu, terutama menguasai sumber daya alam Libya yang berupa minyak di samping ada alasan spiritual lain. Soal alasan sipiritual lain akan ditulis dalam judul yang lain.

Sebetulnya, bukan cuma Libya yang digoyang, negara-negara di Timur Tengah lainnya pun diganggu stabilitas politiknya. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sangat paham hal itu. Ia dengan cepat menuding pihak Barat yang menjadi penyebab kekacauan di negerinya dan negara-negara di Timur Tengah lainnya.

Jangan tertipu dengan kata-kata manis penuh dusta dan isu-isu murahan semacam demokrasi dan Ham. Itu semua cuma topeng, kedok untuk menipu dunia agar mendapatkan keuntungan dari ketertipuan yang berskala internasional. Hati-hatilah dan tetap waspadalah.



No comments:

Post a Comment